Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mohammad Adi Ganjar Priadi

Pentingnya Perilaku Memaafkan untuk Kesehatan Mental

Humaniora | 2025-03-19 08:56:48

Memaafkan adalah kata yang mudah diucapkan, namun belum tentu mudah untuk dilakukan. Ketika seseorang telah menyakiti hati kita, maka ada dua respon yang muncul dalam benak kita. Respon tersebut muncul dalam dua pilihan yakni untuk memaafkan atau tidak memaafkan. Dalam telaah literatur psikologi, konsep pemaafan sebenarnya tidak menjadi sebuah keharusan. Kerelaan dalam memberi pemaafan berpulang kepada keputusan pribadi.

Sebagaimana diungkapkan oleh Worthington Jr et al., (2007) ketika memaafkan maka akan terjadi proses kognitif dan afeksi. Proses kognitif artinya berhubungan dengan taraf rasional seseorang sementara afeksi berhubungan dengan kadar perasaan. Ketika seseorang menyatakan akan memberi pemaafan, hendaknya diikuti dengan kedua hal tersebut yakni tulus secara perasaan serta rasional untuk memberikan pemaafan.

Hal ini bertujuan agar decisional dan emotional forgiveness dapat tercapai. Decisional diartikan sebagai keputusan untuk memberikan maaf secara rasio sementara emotional diartikan dapat mengganti perasaan negatif menjadi perasaan positif, sehingga dengan memaafkan, kita dapat memiliki kesehatan mental yang hakiki. Memaafkan bukan berarti melupakan. Justru dengan memaafkan, kita dapat mengingat secara persis bagian yang paling menyakitkan atas perlakuan orang lain.

Mantan presiden keempat Alm Abdurrahman Wahid (Gusdur) pernah mengungkapkan bahwa ia mengingat betul peristiwa pemakzulan dirinya dari istana negara, sebelum akhirnya memberikan pemaafan. Pentingnya fase mengingat kejadian (recalling the hurt) dalam memberi pemaafan adalah untuk berefleksi terhadap pengalaman tersebut. Selain itu, hal ini juga menjadi pengingat bahwa kita sebagai manusia wajar adanya apabila merasakan sakit hati atas perlakuan orang lain yang kurang berkenan. Bila ditelaah secara mendalam, manfaat pemaafan ternyata cukup banyak.

Salah satunya berhubungan dengan kesehatan mental. Brener (2020) menyatakan bahwa memaafkan dapat memperkuat sisi kemanusiaan dan bermanfaat agar lebih mudah dan tenang dalam menjalani kehidupan. Di samping itu, dengan memaafkan secara emosional, maka rasa sakit hati akan terkikis dan berkurang hingga akhirnya berpengaruh secara positif pada kesehatan fisik seseorang. Artinya dengan melakukan pemaafan, manusia dapat mengambil manfaat secara jasmani dan rohani (Kurniati et al., 2017).

Ajaran untuk memaafkan juga muncul pada beberapa agama seperti Buddha, Islam dan Nasrani. Makna penting memaafkan dari berbagai agama umumnya dikaitkan dengan kedamaian hati dan merupakan sifat yang mulia untuk dilakukan. Pada Islam misalnya, perilaku memaafkan merupakan perilaku yang disukai oleh Allah SWT, karena Allah memiliki sifat maha pengampun.

Memaafkan berbeda dengan rekonsiliasi. Dalam peristiwa memaafkan, orang yang memberi pemaafan tidak harus melanjutkan hubungannya kembali dengan orang yang pernah menyakitinya. Memaafkan juga tidak memerlukan campur tangan orang lain, sehingga proses ini terbilang unik dan personal. Meskipun demikian, baik adanya jika kita tetap bisa membina hubungan dengan orang yang pernah melukai perasaan kita. Mengingat besarnya manfaat dari perilaku memaafkan. Maka, tidak ada salahnya jika kita mencoba untuk hidup lebih tenang dan merasa damai. Hal ini dapat membantu kita untuk melangkah secara ringan dalam menjalani hidup.

sumber foto: https://www.oprah.com/inspiration/maria-shriver-forgiving-the-people-who-have-hurt-you

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image