Menyelami Dampak Tersembunyi Kesehatan Mental Akibat Pernikahan Dini
Info Terkini | 2023-05-23 07:50:13Pernikahan adalah sebuah institusi yang memiliki dampak besar dalam kehidupan seseorang. Namun, ketika pernikahan terjadi pada usia yang sangat muda, dampaknya dapat menjadi lebih kompleks. Menurut WHO, pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan oleh pasangan atau salah satu pasangan yang masih dikategorikan sebagai anak-anak atau remaja yang berusia di bawah 19 tahun.
Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menuliskan perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19 tahun. Usia ideal untuk melakukan pernikahan adalah minimal 19 tahun dengan pertimbangan bahwa pada usia ini remaja dinilai sudah memiliki kematangan baik secara fisik maupun psikis. Namun, faktanya angka pernikahan dini di Indonesia masih sangat tinggi.
Pada kurun waktu 2016-2021 kasus pernikahan dini selalu mengalami peningkatan. Menurut data yang dilansir dari website Katadata, tahun yang memiliki kasus pernikahan dini tertinggi adalah tahun 2020 yang mencapai 64 ribu kasus dan mengalami penurunan di tahun 2021 sekitar 4 ribu kasus.
Pernikahan dini dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan mental individu yang terlibat. Beberapa faktor risiko yang akan terjadi antara lain:
1. Stres Emosional
Pernikahan dini mampu menimbulkan tekanan dan stres yang berlebihan pada individu yang belum siap secara emosional untuk menjalani pernikahan. Hal ini dapat menyebabkan masalah psikologis seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stres pascatrauma.
2. Ketidakseimbangan Kapasitas Diri
Pernikahan dini seringkali menimbulkan ketidakseimbangan kapasitas diri atau kekuasaan antara pasangan yang terlibat. Hal ini dapat menyebabkan perasaan tidak berdaya, penindasan, dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), yang berdampak negatif pada kesehatan mental individu.
3. Terbatasnya Akses Pendidikan dan Kesempatan
Dampak pernikahan dini seringkali menghentikan pendidikan formal dan membatasi kesempatan bagi individu untuk mengembangkan potensi mereka. Keterbatasan ini dapat menyebabkan perasaan frustasi, rendah diri, dan kurangnya harapan masa depan.
Selain dampak-dampak tersebut, pernikahan dini memiliki dampak jangka panjang yang terhadap kesehatan mental individu, seperti:
- Risiko Kesehatan Mental yang Tinggi
Individu yang menikah pada usia muda memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan mental sepanjang hidup mereka, termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan makan. Pernikahan yang terjadi pada usia yang masih terlalu muda dapat membebani individu dengan tanggung jawab yang berat, yang dapat mengganggu perkembangan kesehatan mental mereka.
- Rendahnya Kualitas Hidup
Pernikahan dini menyebabkan individu merasa terjebak dalam situasi yang tidak diinginkan. Keterbatasan pendidikan, kesempatan pekerjaan yang terbatas, dan tanggung jawab keluarga yang datang lebih cepat dapat mengakibatkan rendahnya kualitas hidup dan kepuasan secara keseluruhan. Hal ini dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental seperti ketidakpuasan diri dan kehidupan yang tidak memuaskan.
- Perceraian dan Konflik Perkawinan
Kasus pernikahan dini memiliki tingkat perceraian yang lebih tinggi dibandingkan dengan pernikahan yang terjadi pada usia dewasa yang lebih matang. Ketidakcocokan pasangan, ketidakseimbangan kekuasaan, dan kurangnya kesiapan emosional dapat menyebabkan konflik perkawinan yang serius. Konflik perkawinan yang berkepanjangan dapat memberikan beban psikologis yang besar pada individu yang terlibat, mengarah pada masalah kesehatan mental yang serius seperti kecemasan kronis dan depresi.
- Pendidikan dan Potensi Terhambat
Pernikahan dini seringkali menghentikan pendidikan formal dan mengurangi kesempatan individu untuk mengembangkan potensi mereka. Keterbatasan ini dapat menghambat perkembangan kognitif dan sosial, serta membatasi akses ke peluang karir yang lebih baik. Rasa putus asa dan ketidakpuasan akibat terhambatnya potensi individu dapat menyebabkan stres dan masalah kesehatan mental.
Pernikahan dini dapat memiliki dampak yang serius terhadap kesehatan mental individu yang terlibat. Risiko yang tinggi terhadap masalah kesehatan mental jangka panjang, rendahnya kualitas hidup, dan hambatan terhadap pendidikan dan potensi adalah beberapa konsekuensi yang mungkin terjadi.
Referensi:
UNICEF. (2018). Early Marriage: A Harmful Traditional Practice. Retrieved from https://www.unicef.org/protection/57929_58008.html
World Health Organization. (2013). Early Marriages, Adolescent and Young Pregnancies. Retrieved from https://www.who.int/maternal_child_adolescent/topics/adolescence/dev/en/
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.