Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Cheva Ananda Akbar

Kampung Pecinan Kapasan Dalam: Menggali Kearifan Lokal dalam Toleransi

Wisata | 2023-05-22 21:11:50
https://lh3.googleusercontent.com/p/AF1QipMUrUlRpnlAvHWG4Lv1v6ua4IF2DNrB3KwfsRFn=s680-w680-h510

Pluralisme adalah tentang mengakui perbedaan dalam kehidupan masyarakat sambil membiarkan kelompok lain melestarikan budayanya sebagai bentuk karakteristiknya.

Surabaya adalah salah satu kota yang sangat menggambarkan pluralisme, bahkan kota yang terkenal dengan julukan Kota Pahlawan tersebut sering kali menjadi teladan bagi kota-kota lain di Indonesia dalam hal kerukunan antarkelompok.

Bagaimana tidak? Di Surabaya terdapat beragam etnis seperti etnis Jawa, Cina, India, Arab, Banjar, Dayak, dan Madura. Beragam etnis tersebut bercampur dengan masyarakat asli Surabaya, kemudian menciptakan pluralisme budaya yang menjadi ciri khas Kota Surabaya.

Terjalin keharmonisan antaretnis yang menjadi daya tarik tersendiri di Kampung Pecinan Kapasan Dalam, salah satu kampung lawas di Surabaya dengan warga asli keturunan Jawa, Cina, serta Madura yang saling menghormati.

Kampung Pecinan Kapasan Dalam pada mulanya bukan kampung wisata, melainkan kampung kungfu. Namun, Pemerintah Kota Surabaya meresmikan kampung tersebut pada tanggal 10 November 2020 dengan harapan agar kampung ini mampu memberdayakan masyarakatnya dalam perkembangan UMKM.

Kampung ini memiliki berbagai kekhasan mulai dari ornamen yang menghiasi kampung tersebut sampai dengan mural yang mengusung tema "Kehidupan Warga Tionghoa Tempo Dulu", sehingga mampu menarik wisatawan untuk berfoto di kampung tersebut.

Salah satu peninggalan kampung ini yang masih bertahan hingga saat ini adalah Klenteng Boen Bio, "benteng terakhir" bagi umat Konghucu di Surabaya. Klenteng tersebut pada mulanya bernama Boen Tjhiang Soe yang didirikan pada tahun 1883. Klenteng ini masih dipergunakan sebagai tempat ibadah hingga saat ini.

Selain itu, ada sedekah bumi, selamatan yang diadakan sebagai tanda bersyukur bagi masyarakat Tionghoa di kampung ini. Setiap daerah memiliki keunikan dalam mengadakan sedekah bumi, demikian juga dengan Kampung Pecinan Kapasan Dalam.

Perpaduan antara budaya Tionghoa dan budaya Indonesia menggambarkan keharmonisan antaretnis di kampung ini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image