Menjadi Manusia Fomo Itu Harus?
Curhat | 2023-05-22 19:38:31Dewasa ini Istilah 'fomo' tidak asing didengar di kalangan kaum milenial maupun Generasi Z, bila dicari tahu lebih dalam apa sih makna dari kata 'fomo' itu sendiri? Bagaimana seseorang bisa mempunyai rasa cemas akan ketertinggalan trend? haruskah menjadi manusia fomo agar tidak menjadi manusia yang tertinggal?
Fomo merupakan singkatan kata dari Fear Of Missing out yang dimaknai dengan perasaan takut atau cemas akan ketertinggalan suatu trend atau aktivitas baik yang berada dalam sosial media maupun dalam kehidupan nyata. Kemajuan akan teknologi yang berkembang dengan pesat dapat mempengaruhi seseorang menjadi fomo, seperti saat melihat unggahan dari seseorang di sosial media selain itu dari lingkungan sekitar juga dapat memengaruhi contohnya ketika melihat teman atau orang lain menggunakan atau membicarakan suatu trend tertentu menjadi ikut - ikutan atau menanyakan hal yang sedang dibicarakan seakan tidak mau tertinggal, selain itu faktor penyebab lainnya bisa jadi karena manusia itu sendiri seringkali membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Lantas apakah manusia harus menjadi fomo agar tidak menjadi manusia dengan istilah 'kuper' atau kurang pergaulan?
Fomo merupakan hal yang wajar yang dilakukan oleh setiap manusia karena dalam beberapa persoalan manusia diharapkan mampu beradaptasi dengan seiring perkembangan zaman agar tidak terjadi kemunduran dalam peradaban manusia. Namun menjadi fomo juga harus dalam batas yang normal dan tidak berlebihan karena jika berlebihan akan menimbulkan dampak negatif tersendiri dalam kesehatan psikologis. Ciri - ciri orang yang fomo yaitu waktunya lebih banyak dihabiskan untuk bermain gadget, lebih mementingkan sosial media daripada kehidupan nyata, tidak mau ketinggalan dengan berita atau informasi terbaru, dan rela menghabiskan uang.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.