Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Amalia Mustika Agustina

FOMO dan Tantangan Mental Generasi Z: Menjaga Keseimbangan di Dunia Digital

Teknologi | 2024-12-13 11:03:13
sumber foto detik.com

Bagi generasi Z, ketergantungan terhadap dunia digital adalah hal yang tak bisa dipungkiri. Dari media sosial hingga aplikasi pesan instan, dunia maya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, muncul fenomena yang semakin meresahkan: Fear of Missing Out, atau yang biasa disebut FOMO.

FOMO merupakan perasaan cemas atau takut tertinggal dari tren, informasi, atau aktivitas yang sedang viral di media sosial. Bagi banyak anak muda Gen Z, FOMO tidak hanya sebatas rasa ingin tahu, tetapi telah berkembang menjadi tekanan sosial yang signifikan. Media sosial yang selalu aktif memberikan aliran informasi yang tak terputus membuat banyak dari mereka merasa harus selalu terlibat dalam setiap percakapan dan momen yang sedang trending, bahkan jika itu mengorbankan waktu pribadi atau kesehatan mental mereka.

Apa yang menjadi masalah utama di sini adalah bahwa banyak generasi Z yang sering merasa tertekan untuk selalu tampil sempurna di dunia maya. Padahal, kehidupan nyata tak selalu seindah yang terlihat di layar. Media sosial sering kali hanya menampilkan sisi terbaik dari kehidupan seseorang, sehingga membuat orang lain merasa tidak cukup atau tertinggal ketika membandingkan diri mereka dengan apa yang mereka lihat online. Dampak psikologisnya cukup besar: meningkatnya kecemasan, depresi, dan perasaan tidak puas dengan diri sendiri.

Namun, tantangan FOMO ini bukan hanya tentang kecemasan semata. Bagi generasi Z, ada kesempatan besar untuk belajar bagaimana memanfaatkan teknologi secara bijak dan membangun hubungan yang lebih sehat dengan media sosial. Mengakui bahwa tidak ada yang bisa mengikuti segala hal yang terjadi di dunia maya adalah langkah pertama untuk melawan FOMO. Generasi Z harus diberi ruang untuk memahami bahwa kehidupan di luar dunia maya, dengan interaksi yang lebih langsung dan pengalaman yang lebih nyata, jauh lebih berharga daripada sekadar mengejar tren digital.

Satu hal yang perlu disadari adalah, FOMO sering kali muncul karena ada tekanan sosial untuk selalu terlibat dalam semua hal yang dianggap populer. Padahal, tidak semua yang sedang tren itu relevan atau penting bagi kehidupan pribadi. Oleh karena itu, penting bagi generasi Z untuk belajar memprioritaskan hal-hal yang memang bernilai bagi diri mereka sendiri, bukan sekadar mengikuti arus.

Untuk mengatasi FOMO, penting juga bagi orang tua, pendidik, dan pihak-pihak terkait lainnya untuk memberikan edukasi mengenai penggunaan teknologi yang bijak. Gen Z perlu diajarkan cara menetapkan batasan yang sehat antara kehidupan digital dan kehidupan nyata. Ini adalah keterampilan yang sangat penting, mengingat mereka adalah generasi yang akan hidup dalam dunia yang semakin terhubung dan digital.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image