Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Achmad Baihaqi Nurarsyah

Beradaptasi dengan AI/Kecerdasan Buatan Sebagai Karyawan Kantor

Teknologi | Monday, 22 May 2023, 08:05 WIB

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) telah memengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk dalam dunia industri. Banyak perusahaan mulai menerapkan AI dalam berbagai bidang pekerjaan untuk memperbaiki efisiensi dan produktivitas kerja.

Ilustrasi mengatasi kemajuan AI : https://pixabay.com/id/photos/teknologi-tangan-persetujuan-baik-4256272/

Menurut sebuah laporan dari World Economic Forum, pada tahun 2025, teknologi AI diperkirakan akan menggantikan sekitar 85 juta pekerjaan di seluruh dunia. Pekerjaan-pekerjaan yang paling terkena dampak adalah pekerjaan yang dapat diotomatisasi dan dilakukan oleh mesin, seperti pekerjaan administrasi dan produksi.

Kemajuan teknologi terkini telah mempercepat digitalisasi dan kecerdasan dalam bisnis modern. Secara khusus, meningkatnya penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam akuntansi manajerial diharapkan dapat mengukur kinerja perusahaan secara akurat, memberikan analisis cerdas, dan memprediksi masa depan perusahaan. Namun, seiring dengan manfaatnya, masalah etika penggunaan AI juga muncul, seperti deprofesionalisasi, pelanggaran data, dan isolasi di antara akuntan.

Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa ini mengeksplorasi dampak etis AI dalam akuntansi manajerial pada tahap pra dan pasca adopsi. Berdasarkan 47 wawancara yang dilakukan dengan perusahaan, vendor sistem AI, dan regulator, kami menemukan bahwa keamanan data, privasi, dan penyalahgunaan; akuntabilitas; aksesibilitas; manfaat dan tantangan; dan transparansi dan kepercayaan AI adalah salah satu risiko etika yang paling umum dalam pengembangan dan penggunaan AI dalam akuntansi manajerial. Dampak etis unik pada empat jenis pemangku kepentingan: pengembang, manajer yang bertanggung jawab atas adopsi AI, akuntan manajerial, dan regulator, juga ditemukan.

Dalam sebuah penelitian ditemukan pula bahwa mayoritas manajer yang diwawancarai tidak mengikuti strategi AI dalam perusahaan mereka karena berbagai alasan, terutama anggaran rendah dan kurangnya keterampilan.

Pertama-tama, perlu diingat bahwa keberadaan AI sebagai karyawan tidak selalu berarti menggantikan manusia. Sebaliknya, AI dapat bekerja bersama dengan manusia untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Ada beberapa cara untuk mengatasi keberadaan AI sebagai karyawan:

1. Fokus pada keahlian manusia

AI dapat melakukan tugas-tugas yang berulang dengan cepat dan akurat, tetapi tidak dapat menggantikan kemampuan manusia dalam hal kreativitas, analisis, dan pemecahan masalah. Oleh karena itu, fokuslah pada pengembangan keahlian manusia yang tidak dapat dilakukan oleh AI.

2. Pelajari cara kerja AI

Dalam menghadapi keberadaan AI sebagai karyawan, penting untuk memahami bagaimana AI bekerja dan apa keuntungan dan kelemahannya. Dengan mempelajari hal ini, manusia dapat mengoptimalkan interaksi dengan AI untuk mencapai hasil yang optimal.

3. Gunakan AI sebagai alat bantu

AI dapat membantu manusia dalam melakukan tugas-tugas yang membutuhkan keakuratan dan kecepatan tinggi. Gunakan AI sebagai alat bantu untuk mempercepat dan meningkatkan kinerja manusia.

4. Pelajari AI dan keamanannya

AI dapat membawa risiko keamanan jika tidak diatur dengan benar. Pelajari keamanan AI dan pastikan bahwa sistem AI yang digunakan di tempat kerja aman dan terlindungi dari ancaman.

5. Berkomunikasi dengan jelas

Penting untuk menjelaskan peran dan tanggung jawab AI dengan jelas kepada karyawan. Hal ini akan meminimalkan kebingungan dan meningkatkan kolaborasi antara manusia dan AI.

6. Bersikap terbuka terhadap perubahan

Teknologi terus berkembang dan AI akan menjadi semakin penting dalam dunia kerja di masa depan. Bersikaplah terbuka terhadap perubahan dan belajarlah untuk beradaptasi dengan teknologi baru.

Tidak selamanya AI itu baik maupun buruk tergantung pada penggunaannya, oleh karena itu beradaptasi adalah suatu keharusan pada saat ini untuk setiap orang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image