Kandungan Bahan Kimia dalam Rokok Elektrik bagi Kesehatan Tubuh
Edukasi | 2023-05-21 02:38:21Merokok merupakan aktivitas yang biasa dilakukan oleh semua kalangan baik remaja, dewasa, orang tua, bahkan anak-anak juga Penasaran untuk mencoba dan menikmati sebunting rokok. Rokok sendiri merupakan sebuah benda lenting berukuran kecil dan Panjang yang berisi daun tembakau kering yang sudah di cacah. Namun, seiring berkembangnya zaman, Rokok saat ini mengalami modifikasi mejadi rokok elektrik atau bisa disebut ‘Vape’ yang sering digunakan oleh para remaja sekarang sebagai aktivitas yang sudah biasa untuk menemani kegiatannya seperti nongkrong, bermain, rapat, dan kegiatan lainnya.
Vape atau rokok elektrik adalah salah satu jenis penghantar nikotin elektronik. Rokok jenis ini dikenal karena dapat membantu para pecandu rokok tembakau berhenti merokok dan beralih menggunakan rokok elektronik yang di duga lebih sehat dan aman dari rokok lenting tembakau. Tetapi, Vape dan rokok sebenarnya sama-sama berbahaya bagi Kesehatan tubuh karena memiliki bermacam-macam bahan dari zat kimia yang kurang aman untuk dikonsumsi oleh manusia.
Dari survei Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2021 menunjukkan prevalensi perokok elektrik naik dari 0,3% (2011) menjadi 3% (2021). Kemudian, prevalensi perokok remaja usia 13-15 tahun juga meningkat sebesar 19,2%. Kenaikan tersebut bukanlah kenaikan yang sedikit dan akan terus-menerus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan juga hasil survey dari Statista pada bulan Desember 2022, 44% Pengguna Vape di Indonesia di dominasi oleh anak muda usia 18-29 tahun.
Sementara disusul dibawahnya sebesar 37% oleh golongan usia 30-39 tahun. Banyak dari kita yang masih belum memiliki pengetahuan yang cukup terhadap kandungan dan bahaya pada rokok elektrik, jika dibiarkan akan menjadikan rokok elektrik ini sebagai hal yang sangat lumrah digunakan tanpa mengetahui dampak yang akan datang. Berikut merupakan beberapa macam kandungan kimia dalam rokok elektrik/Vape :
1. Nikotin
Nikotin merupakan salah satu bahan kimia yang ditemukan pada tanaman tembakau, namun bisa diproduksi juga secara sintesis sebagai kandungan rokok elektrik. Nikotin ditemukan dalam konsentrasi yang berbeda-beda, antara 0-100 mg/ml dalam satu rokok elektrik. Beberapa efek yang dihasilkan oleh nikotin seperti efek psikodinamik, dimana efek ini menyebabkan peningkatannya kewaspadaan, euphoria, dan perasaan rileks yang menyebabkan kecanduan. Selain itu efek farmakologis, dimana nikotin meningkatkan detak jantung, laju konsumsi oksigen otot jantung, dan volume darah di jantung.
2. Propilen Glikol
Propilen glikol adalah cairan senyawa organic yang tidak berwarna dan tidak berbau, dan memiliki rasa agak manis. Propilen glikol jika dikonsumsi dengan kadar yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan mengganggu kerja saraf otak. Uap atau asap yang mengandung propilen glikol jika dihirup menyebabkan iritasi pernapasan, dan secara kronis menyebabkan asma, sesak dada, penurunan fungsi paru-paru, dan obstruksi jalan pernapasan.
3. Karsinogen
Karsinogen yang terdapat dalam rokok elektrik(vape) yakni diantaranya formaldehyd edan acetaldehyde. Karsinogen merupakan bahan kimia yang diketahui sebagai bahan penyebab kanker.
4. Diacetyl
Penelitian sebelumnya menemukan perasa di vape mengandung diacetyl dan 2,3-pentanedione hingga lebih dari 90 persen di vape yang mereka uji. Diacetyl biasanya digunakan sebagai zat penyedap dalam makanan, panggangan dan permen. Kendati diklaim aman untuk dimakan, bukti menunjukkan bahwa zat ini berpotensi menimbulkan bahaya apabila dihirup. Bahan kimia ini dikaitkan dengan peningkatan risiko bronchiolitis obliterans, alias peradangan yang terjadi di saluran terkecil paru-paru saat perasa itu dihirup. Peneliti juga menemukan bahwa kedua bahan kimia ini bisa merubah ekpresi gen yang dapat mengganggu produksi dan fungsi silia.
5. Kadmium
Kadmium ini biasanya terdapat dalam asap rokok yang akan terserap masuk ke paru-paru. Kadar kadmium yang tinggi dalam tubuh dapat menimbulkan muntah, diare, penyakit ginjal, tulang rapuh, dan meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru.
6. Benzene
Jumlah benzena yang diukur para ilmuwan PSU dari rokok elektrik sangat bergantung pada perangkatnya. Dengan satu perangkat dioperasikan pada daya tinggi, dan ketika bahan kimia aditif cairan rokok elektrik asam benzoat atau benzaldehida hadir, tingkat benzena ribuan kali lebih tinggi daripada di udara sekitar. Tingkatnya, bagaimanapun, masih 50 sampai 100 kali lebih rendah daripada asap rokok konvensional, yang menghasilkan banyak benzena.
7. Formaldehid
Formaldehid adalah aldehida dengan rumus kimia H2CO2 yang berbentuk gas, atau cair yang dikenal sebagai formalin. Dalam bentuk padatan, senyawa yang satu ini dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane. Berbagai penelitian yang dilakukan pada merek liquid rokok elektronik yang digunakan di Indonesia menunjukkan bahwa semuanya menghasilkan formaldehid. Bahkan, proses vaping selama 60 menit bisa menghasilkan 0,0345-0,1490 ppm formaldehid. formaldehida jika tertelan mungkin menimbulkan penurunan suhu tubuh. Jika tertelan secara berulang dalam dosis kecil dapat menyebabkan iritasi lambung dan usus, muntah, dan pusing.
8. Gliserol
Gliserin atau gliserol merupakan cairan kental tidak berbau dan tidak berwarna yang berfungsi sebagai pelarut dari nikotin, zat kimia perisa, dan bahan pengawet dalam rokok elektrik. Cairan gliserol ini sering dianggap tidak beracun dan sering dipakai dalam industri makanan. Namun, hingga kini belum diketahui efek jangka panjangnya jika gliserol dihirup dalam jumlah banyak.
9. Nitrosamine
Nitrosamine adalah senyawa kimia yang dihasilkan dari reaksi nitrit dengan amina sekunder yang hasilnya bersifat karsinogenik atau bisa memicu kanker.
Banyaknya kandungan kimia yang ada dalam rokok elektrik, jika di gunakan secara terus menerus berakibat pada terganggunya Kesehatan dan bahkan bisa menyebabkan kerusakan organ dalam pada tubuh. Masih banyak yang mengira bahwa rokok elektrik lebih aman dan lebih sehat dari pada rokok konvensional, namun hal tersebut salah. Kedua rokok tersebut sama-sama bahaya jika digunakan, karena memiliki kandungan zat kimia yang sama, hanya berbeda pada bahan pembuatan dan sistem penggunaanya saja.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.