Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fatjrahma Cahya Devita

Kisah Perbuatan Sadis dan Nilai yang Terkandung

Sastra | Friday, 19 May 2023, 13:51 WIB

Cerpen ”Perbuatan Sadis” merupakan cerpen kompas terpilih pada tahun 1982. cerpen karya Hamsad Rangkuti ini ditulis ulang menjadi novel dengan beberapan cerpen karya pilihan dari penulis lain, novel ini berjudul "Riwayat Negeri yang Haru". Cerpen ”Perbuatan Sadis” berceritakan tentang tokoh ”Aku” yang dari cerita inilah cerpen dalam cerpen terbit. Tokoh ”Aku” membagikan pengalamannya yang menjadi saksi dari sebuah tindakan kejahatan. Tindakan itu terjadi begitu sadis, bahkan sampai marak diberitakan di media masa.

Pada siang hari, tokoh ”aku” ini sedang menunggu datangnya transportasi umum di halte. Ia melihat sekeliling dan di sana hanya ada seorang wanita yang tampak mencolok perhiasannya. Tetapi, perhiasan yang mencolok itu tidak membuat si wanita ini khawatir dan wanita ini sangat santai. Pada saat sedang menunggu, tiba-tiba dua orang pria datang dan menghampiri wanita tersebut. Salah satu pria tersebut menghampiri Wanita itu dan menodongkan pisau ke lehernya. Sedangkan pria yang satu lagi datang menghampiri dirinya. Ternyata kedua pria itu merampok dan mengambil perhiasan yang di pakai wanita tersebut.

Setelah mengambil perhiasan wanita itu, kedua perampok tersebut kabur dengan memanjat tembok tinggi samping gang dan menghilang dalam kegelapan dan kesunyian gang itu. Si aku yang melihat perampokan tersebut sangat khawatir dengan wanita itu dan keadaan kalung yang sudah dicuri kedua perampok tersebut. Tetapi, saat melihat ke arah wanita itu ternyata wanita itu terlihat santai, bahkan tidak khawatir karena perhiasannya habis dirampok. Saat dirinya sedang dilanda kekhawatiran, wanita itu berkata ”tenang saja, itu hanya kalung imitasi. Aku bisa membeli kalung seperti itu lagi dengan harga lima ratus ribu rupiah”.

Saat sedang berbicara seperti itu, tiba-tiba dua perampok itu datang Kembali dan menghampiri wanita itu dan berkata ”kau telah mempermainkan kami! Bajingan!”. Salah satu perampok itu menghunuskan pisaunya ke leher wanita tersebut dan pria yang satunya lagi menghunuskan pisau ke arahnya. ”Kau menghina kami! Kau pancing kami dengan kepalsuan. Ini kalung imitasimu itu! Makan!” bentak pria itu sambil menarik rambut wanita tersebut. Dengan perasaan marah kedua pria tersebut, ku lihat pisau belati itu terus masuk ke kulit leher wanita itu. Ia yang melihat itu hanya bisa diam dan salah satu dari mereka melihat ke arahnya dengan menghunuskan pisau belatinya dan berkata ”Anda jangan bergerak, belati temanku akan masuk semakin dalam leher wanita itu”.

Wanita sudah menangis sambil melihatnya, tetapi ia hanya bisa menonton. ”Jangan coba-coba kau berteriak! Telan kepalsuanmu ini!” kata pria itu dengan keinginan gilanya. Pria itu terus menarik rambut wanita itu. Ujung pisaunya sudah menggores leher wanita itu. Darah terus mengalir dari ujung pisau yang menggores kulit leher wanita tersebut. Lelaki itu menyuruh wanita tersebut membuka mulutnya dan memasukan kalung imitasi itu ke dalam mulutnya hingga menyuruh wanita itu menelan kalung imitasi tersebut. ”Ayo telan!”, wanita itu mengatupkan bibirnya. Lelaki itu melihat mulut wanita itu dan berkata ”buka mulutmu! Coba ku lihat”. Ternyata wanita itu belum menelan kalungnya, sehingga membuat pria itu sangat marah.

Tiba-tiba, pria itu berkata ”Max, ambil air. Biar dia mudah menelan kepalsuan ini”. ”biarkan saja dia. Jika dia bergerak dari tempatnya, belati ini akan menusuk ke leher wanita ini. Ayo cepat ambilkan air!” kata nya lagi kepada temannya sambil melihat ke arahnya. Temannya itu langsung berlari ke arag gang dan datang sambil membawa segelas air. Pria itu langsung mengambil gelas yang berisikan air dan menyuruh Wanita itu meminumnya. “Ayo telan! Minum air ini agar kau mudah menelannya. Ayo lakukan!” katanya. Wanita itu yang sudah putus asa membuka mulutnya dan meneguk air yang ada di dalam gelas. Otot lehernya bergerak sebagaimana lazimnya orang menelan. Setelah wanita itu menghabiskan segelas air, pria itu menyuruh wanita itu membuka mulutnya dan memeriksanya. ”Bagus!” katanya. ”Kau telah menelan kepalsuanmu! Untung kau tidak menarus liontin pada kalungmu!”, kemudian kedua lelaki tersebut menghilang masuk ke dalam gang.

Setelah kedua pria itu menghilang, akhirnya wanita itu pulih kesadarannya dan menjerit histeris ”Tolong! Tolong! Saya menelan perhiasan!”.

Begitula kisah dari perbuatan sadis yang dialami oleh wanita ,uda tersebut.

Nilai-nilai yang bisa kita ambil dari cerpen tesebut adalah: jangan sekali-kali kamu bermain-main dengan kepalsuan. Baik asli maupun palsu, itu bisa mendatangkan bahaya apalagi membahayakan orang lain. Sungguh, kepalsuan yang kalian ciptakan akan mendatangkan petaka, seperti yang digambarkan cerpen ’Perbuatan Sadis” karya Hamsad Rangkuti.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image