Pandemi Telah Selesai, Pelajaran Apa yang Bisa Diambil?
Eduaksi | 2023-05-18 00:13:52Setelah perjuangan bersama selama 3 tahun melawan COVID-19 yang mematikan, pada 4 Mei 2023, WHO (World Health Organization) mendeklarasikan bahwa COVID-19 sudah tidak lagi menjadi keadaan darurat global. Pandemi COVID-19 ini telah memakan korban sebanyak 6,9 juta jiwa. Peristiwa ini penuh dengan perjuangan dan hal buruk bagi kehidupan kita sehari-hari. Akan tetapi, dibalik kesuliatan atas pandemi COVID-19 yang kita hadapai, ada banyak hal yang bisa diambil sebagai pelajaran untuk kedepannya. Berikut adalah nila-nilai yang bisa kita ambil dari pandemi COVID-19:
1. Kebersamaan dan Empati
Pandemi ini kita bahwa kebersamaan dan empati sangatlah penting. Kita menggunakan masker, melakukan vaksinasi, dan diam dirumah untuk mencegah penyebaran COVID-19. Hal ini membuat kita sadar bahwa semua orang terhubung satu dengan yang lainnya, dan bahwa tindakan sesorang dapat mempengaruhi masyarakat secara luas. Selain itu, rasa empati kepada sesama muncul sebagai bentuk upaya untuk membantu kita melewati masa-masa sulit ini. Oleh karena itu, kebersamaan dan empati ini harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kreativitas dan Inovasi
Kreativitas dan inovasi muncul ketika sesorang dihadapkan dengan suatu masalah. Dengan adanya COVID-19 ini, memaksa kita untuk berkreasi dengan berbagai bentuk agar dapat melawan virus ini. Mulai dari pencegahan virus menggunakan masker yang beragam jenis, munculnya vaksin, cara isolasi mandiri yang benar. Tidak hanya dibidang kesehatan, dibidang transportasi melakukan berbagai penyesuaian dengan adanya aturan-aturan baru. Berbagai hal ini tidak mungkin terpikirkan jika kita tidak dihadapkan dengan adanya masalah ini. Oleh karena itu, kreativitas dan inovasi ini harus terus dipertahankan untuk menemukan solusi baru dalam menghadapi situasi yang sulit kedepannya.
3. Kesehatan dan Kehati-hatian
Pandemi ini membuat kita menjadi semakin sadar mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan. Menggunakan masker, cuci tangan, dan jaga jarak menjadi agenda wajib ketika pandemi ini. Hal ini merupakan kebiasaan baru. Tujuan dari ini tidak lain untuk mengurangi penyebaran virus. Setelah pandemi berakhir, kita harus mempertahankan sikap peduli terhadap kesehatan ini. Karena dengan hal ini, kita bisa melindungi diri sendiri, dan orang terdekat kita dari bahaya penyakit.
4. Rasa Bersyukur
Pandemi COVID-19 ini membuat kita menghargai hal-hal kecil yang seringkali diabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Saat penerapan Social Distancing, kita lebih menghargai pertemuan secara langsung dengan orang-orang yang kita sayangi. Banyak hal yang dulu kita dapat secara cuma-cuma, menjadi sangat berharga. Hal ini baik agar kita menghargai setiap hal yang ada sekecil apapun. Rasa syukur ini perlu dilanjutkan sebagai upaya menjaga prespektif positif dalam setiap situasi yang kita alami.
5. Solidaritas dan Kepedulian Sosial
Pandemi COVID-19 membuat kita sadar bahwa banyak orang terdampak secara ekonomi. Banyak orang kehilangan penghasilan akibat adanya social distancing. Hal ini membuat muncul aksi solidaritas dan kepedulian sosial dari berbagai pihak. Saling membantu, meringankan beban sesama adalah bentuk kepedulian sebagai satu kesatuan masyarakat. Oleh karena itu, solidaritas dan kepedulian sosial menjadi nilai-nilai penting yang dapat membantu kita melindungi dan membantu orang-orang yang lebih rentan di sekitar kita.
Secara keseluruhan, pandemi COVID-19 memang memberikan dampak yang besar dan penuh dengan tantangan. Namun, dengan melihat nilai-nilai positif yang dapat kita ambil dari pengalaman ini, kita dapat belajar untuk kedepannya agar lebih baik.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.