Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Maulidatus Solihah

Individualisme Menjadi Salah Satu Faktor Perasaan Homesick di Kalangan Mahasiswa Baru

Eduaksi | Monday, 15 May 2023, 15:40 WIB

Berkesempatan menjadi seorang mahasiswa adalah salah satu hal yang patut disyukuri bagi siapapun itu. Melanjutkan studi di kampus impian dan jurusan yang telah didambakan sebelumnya adalah hasil dari usaha dan doa yang telah dilakukan. Sebagai seorang mahasiswa khususnya mahasiswa baru di suatu universitas, tentunya akan berhadapan dengan hal dan situasi yang baru.

Bertemu dengan teman baru, bertempat tinggal di lingkungan yang baru pula tentunya menjadi tantangan tersendiri khususnya bagi mahasiswa baru yang harus tinggal di daerah tersebut. Bagi beberapa orang hal tersebut bukan lah hal yang serius, namun tak sedikit dari mahasiswa baru tersebut akan merasakan yang namanya homesick.

Pengertian homesick menurut Van Tilburg & Vingerhoets (2005) adalah merindukan lingkungan fisik, merindukan orang-orang yang berada di domisili tetap, kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru, dan kesulitan dalam menjalani rutinitas juga gaya hidup baru. Tak dipungkiri dari pengalaman yang telah dialami oleh beberapa mahasiswa baru mereka mengatakan bahwa homesick adalah hal yang sangat sering mereka alami, khususnya bagi mahasiswa yang cenderung diam dan sulit untuk bersosial. Kerinduan pada rumah dan juga keluarga adalah salah satu hal yang lumrah dirasakan bagi setiap orang yang homesick.

Perasaan homesick pada setiap orang tidaklah sama, beberapa orang merasakan homesick sangat berat ada pula yang merasakan homesick biasa saja. Pada orang yang merasakan homesick sangat berat tentunya akan merasa sedih yang berlarut- larut, sehingga energi mudah terkuras dan sulit menjalani aktivitasnya sebab akan selalu terbayang-bayang dengan perasaan homesick.

Namun, bagi orang yang merasakan homesick ringan akan terasa biasa saja, hanya sesekali akan merasakan kerinduan pada suasana rumah. Dari kedua jenis homesick tersebut diakibatkan karena perasaan dan kemampuan adaptasi bagi setiap orang berbeda-beda. Ada orang yang dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, namun ada juga orang yang akan susah beradaptasi dengan lingkungan barunya. Kemampuan adaptasi ini tidak disebabkan oleh kepribadian orang. Baik orang ekstrovert ataupun introvert akan merasakan yang namanya homesick. Perasaan homesick ini dipicu oleh beberapa faktor.

Faktor yang pertama karena keadaan keluarga yang harmonis sehingga seseorang akan merasa lebih nyaman dan aman apabila bersama keluarga, namun kita tahu bahwa keadaan keluarga antara orang satu dan yang lain tentunya berbeda. Sehingga hal tersebut akan berpengaruh pada perasaan homesick seseorang. Faktor kedua yakni perasaan individualisme orang di sekitar yang tinggi.

Menurut Spiro (1951), paham individualisme adalah pengakuan tentang “prioritas pada individu yang dipandang lebih utama secara kronologis maupun moralitas. Seluruh nilai berasal dari individu dan akhirnya diekspresikan dalam masyarakat yang lebih luas”. Mudahnya sikap individualisme merupakan sikap seseorang yang cenderung individualis atau atau sikap yang mementingkan kepentingan diri sendiri dan cenderung melupakan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia terlahir dan dilahirkan sebagai makhluk sosial, yang berarti saling membutuhkan satu sama lain dalam menjalani kehidupannya. Saling membantu dan menolong sesama adalah sikap yang harus dimiliki oleh setiap manusia.

Disini kita membahas perilaku individualis pada mahasiswa baru yang cenderung mementingkan kepentingannya sendiri. Sebagai mahasiswa baru yang umumnya belum memiliki banyak teman maka kita akan cenderung melakukan aktivitas apapun dengan diri kita sendiri dan tanpa orang lain. Perlunya bersosial untuk mencari teman baru sangat penting dilakukan pada masa awal kuliah khususnya bagi mahasiswa. Sebagai mahasiswa baru khususnya mahasiswa rantau setidaknya harus memiliki minimal satu teman, satu teman ini sangatlah berarti bagi mahasiswa yang bertempat tinggal jauh dan harus menetap di daerah sekitar kampus. Dengan adanya teman maka, hari-hari kita akan terasa lebih mudah untuk kita lalui. Selain itu keberadaan teman cenderung mempermudah kita untuk bersosial di di wilayah kampus. Sebab dengan adanya teman kita akan merasa memiliki saudara yang dekat dengan kita dan perasaan homesick cenderung menurun. Namun, dari pengamatan yang dilakukan, kebanyakan mahasiswa baru cenderung memiliki sikap individualis, hal ini disebabkan karena mereka merasa cukup dengan dirinya sendiri dan lebih berfokus pada tujuan kuliah pada dirinya masing-masing, sehingga rasa bersosial cenderung sedikit.

Namun, tidak banyak yang menyadari bahwa keadaan mahasiswa baru yang cenderung individualis ini dapat menyebabkan perasaan homesick bagi diri sendiri dan orang lain. Apabila seorang mahasiswa memiliki minimal satu teman maka akan lebih sering menghabiskan waktu bersama teman dan cenderung tidak merasa sepi, sehingga perasaan homesick dapat ditutupi. Akan tetapi tidak semua orang menyadari hal tersebut. Sehingga pada beberapa orang homesick dapat mengganggu keseharian mereka. Perasaan homesick ini dapat menghambat seseorang untuk berkembang sebab pikiran dan perasaan hanya terpaku pada kenyamanan kondisi rumah saja. Sehingga dalam menerima perkuliahan dan mengikuti kegiatan baik kegiatan kampus dan diluar kampus cenderung kurang fokus. Perasaan homesick ini memiliki gejala seperti perasaan yang tidak nyaman di lingkungan baru dengan sedikit membandingkan perasaan yang ada dilingkungan sebelumnya, merasa kesepian, perasaan yang gampang berubah-ubah atau tak tentu, sering dilanda cemas, rasa percaya diri dan produktivitas diri menurun. Hal tersebut dapat berdampak pada aktivitas yang dapat terhambat, sebab motivasi dalam diri sudah menurun dan rasa percaya diri lambat laun menurun. Apabila tidak segera diatasi hal tersebut dapat mengganggu mental bagi siapapun yang merasakannya.

Oleh karenanya, perasaan ini perlu diatasi. Untuk mengatasi atau meminimalisir perasaan homesick, dapat dilakukan dan diterapkan beberapa cara ini. Cara-cara yang dapat dilakukan yakni, yang pertama adalah dengan cara mengontrol pola pikir yang ada pada diri kita. Pola pikir ini harus dibentuk dengan cara menanamkan mindset bahwa siapapun bisa melewati keadaan tersebut, memfokuskan diri untuk kembali pada tujuan kita merantau yakni menuntut ilmu. Cara yang kedua adalah meningkatkan produktivitas diri kita, apabila kita sibuk melakukan apapun maka kecenderungan untuk merasakan homesick akan menurun sebab pikiran kita akan terkuras. Cara yang ketiga yakni mulai mencari teman untuk berkomunikasi, hal ini akan membentuk jiwa sosial pada setiap manusia dan secara tidak langsung dapat menolong teman agar tidak mudah merasa homesick. Cara keempat dengan cara menjadwalkan kapan akan pulang ke rumah. Tak hanya keempat cara tersebut yang dapat dilakukan untuk mengurangi hingga menghilangkan perasaan homesick, masih banyak yang dapat teman-teman lakukan agar menuntut ilmu dengan keadaan jauh dari rumah dan keluarga dapat mudah dilakukan tanpa adanya hambatan apapun. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk teman-teman khususnya mahasiswa baru yang merantau.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image