Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aletta Dentistia Qonitatur Rona

Postcrossing Mengatasi Tekanan Mental Mahasiswa di Tengah Kesibukan Kuliah

Gaya Hidup | 2024-06-09 17:20:45
Sumber gambar: Etsy.com

Masa kuliah adalah periode yang penuh tantangan bagi banyak mahasiswa. Selain tuntutan akademis yang tinggi, banyak mahasiswa juga harus menyeimbangkan pekerjaan paruh waktu, kegiatan ekstrakurikuler, dan kehidupan sosial. Tekanan yang terus-menerus ini seringkali menimbulkan stres dan kecemasan. Di tengah segala kesibukan tersebut, Postcrossing, sebuah hobi sederhana yang melibatkan pertukaran kartu pos dengan orang di seluruh dunia, telah terbukti menjadi cara efektif untuk mengatasi tekanan mental. Artikel ini akan mengupas bagaimana Postcrossing dapat memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan mental mahasiswa yang sedang menghadapi kesibukan kuliah.

Postcrossing adalah sebuah proyek global yang diluncurkan pada tahun 2005 oleh Paulo Magalhães, seorang insinyur dari Portugal. Tujuan dari proyek ini adalah untuk memungkinkan orang-orang dari berbagai belahan dunia untuk saling bertukar kartu pos. Caranya sederhana, seseorang mengirimkan kartu pos ke orang lain yang dipilih secara acak maupun telah ditentukan sebelumnya, dan sebagai balasannya, mereka akan menerima kartu pos dari orang lain. Konsep ini menarik jutaan peserta dari berbagai negara, menciptakan jaringan global yang luas dan beragam. Beberapa manfaat Postcrossing Bagi Kesehatan Mental Mahasiswa yaitu diantaranya:

1. Mengurangi Stres dan Kecemasan

Masa kuliah sering kali penuh dengan tenggat waktu, ujian, dan tugas yang menumpuk, yang semuanya bisa menimbulkan stres dan kecemasan. Postcrossing menawarkan jeda sejenak dari tekanan tersebut. Ketika seorang mahasiswa mengambil waktu untuk memilih kartu pos, menulis pesan yang hangat, dan mengirimkannya, mereka secara tidak langsung meluangkan waktu untuk diri sendiri dan mengalihkan perhatian dari stres akademis. Aktivitas ini dapat membantu menurunkan tingkat kortisol, hormon yang terkait dengan stres, dan memberikan rasa ketenangan.

2. Koneksi Sosial yang Bermakna

Selama masa kuliah, banyak mahasiswa merasa kesepian dan terisolasi, terutama jika mereka jauh dari keluarga dan teman dekat. Postcrossing memungkinkan mereka untuk menjalin koneksi sosial yang bermakna dengan orang-orang dari seluruh dunia. Setiap kartu pos yang diterima adalah pengingat bahwa ada seseorang di belahan dunia lain yang meluangkan waktu untuk mengirimkan pesan penuh perhatian. Ini dapat memberikan rasa diterima dan diingat, yang sangat penting untuk kesejahteraan mental.

3. Menumbuhkan Kreativitas

Kegiatan mengirim kartu pos melibatkan berbagai aspek kreatif, seperti memilih desain kartu pos yang menarik, menulis pesan yang personal, dan sering kali menghias kartu dengan stiker atau gambar. Keterlibatan dalam aktivitas kreatif ini bisa menjadi cara yang efektif untuk mengalihkan pikiran dari beban akademis dan memberikan kepuasan pribadi. Menurut penelitian, aktivitas kreatif dapat meningkatkan mood dan mengurangi gejala depresi dan kecemasan.

4. Memberikan Rasa Pencapaian

Di tengah tumpukan tugas dan ujian, mahasiswa sering kali merasa terbebani dan kehilangan rasa pencapaian. Postcrossing memberikan kesempatan untuk merasakan pencapaian melalui aktivitas yang sederhana namun bermakna. Mengirim dan menerima kartu pos memberikan kepuasan tersendiri dan memberikan semangat untuk terus berpartisipasi. Rasa pencapaian ini bisa meningkatkan motivasi dan membantu mahasiswa merasa lebih positif tentang diri mereka sendiri.

5. Belajar Tentang Budaya Lain

Salah satu aspek menarik dari Postcrossing adalah kesempatan untuk belajar tentang budaya, tempat, dan kehidupan orang lain di seluruh dunia. Setiap kartu pos adalah jendela ke dunia yang berbeda, memberikan wawasan baru dan memperluas pengetahuan. Rasa ingin tahu dan pembelajaran berkelanjutan ini dapat memberikan semangat baru dan mengalihkan fokus dari stres akademis. Selain itu, pengetahuan ini bisa menjadi bahan obrolan yang menarik dan menambah wawasan global mahasiswa.

Banyak mahasiswa yang telah menemukan manfaat besar dari Postcrossing selama masa kuliah mereka. Contohnya, saya pribadi, bahwa menerima kartu pos dari berbagai negara memberikan kegembiraan yang luar biasa dan membantunya merasa lebih terhubung dengan dunia luar. Saya merasa bahwa setiap kali menerima kartu pos, seperti melakukan perjalanan ke tempat yang baru, yang sangat membantu mengurangi stres dari tugas-tugas kuliah yang ada. Melakukan postcrossing adalah cara yang efektif untuk mengekspresikan kreativitas yang saya miliki di luar tugas-tugas akademis. Aktivitas ini tidak hanya memberikan kepuasan pribadi tetapi juga membantunya meredakan kecemasan yang sering muncul menjelang ujian. Melalui pertukaran kartu pos, ia menjalin persahabatan baru dengan orang-orang dari berbagai negara dan merasa lebih terhubung dengan komunitas global. Koneksi sosial ini memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan selama masa-masa sulit.

Postcrossing mungkin terlihat sebagai hobi sederhana, tetapi dampaknya terhadap kesehatan mental mahasiswa sangat signifikan. Dengan menawarkan koneksi sosial, aktivitas kreatif, rasa pencapaian, dan peluang belajar, Postcrossing membantu banyak mahasiswa mengatasi tekanan mental dan menemukan kebahagiaan di tengah kesibukan kuliah. Di tengah segala tuntutan akademis dan kehidupan kampus, hal-hal kecil seperti kartu pos bisa menjadi sumber kekuatan dan harapan.

Melalui Postcrossing, kita dapat melihat bagaimana koneksi manusia, bahkan dalam bentuk yang paling sederhana, dapat memberikan dukungan emosional yang besar. Hobi ini tidak hanya membantu mengurangi perasaan isolasi, tetapi juga memberikan kesenangan sederhana dan rasa pencapaian yang penting untuk kesejahteraan mental. Jadi, jika Anda seorang mahasiswa yang mencari cara untuk mengatasi tekanan mental dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil, mungkin saatnya untuk mencoba Postcrossing.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image