Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ussy Nastiti

Risiko Hipotiroidisme Oleh Paparan Peptisida Pada Wanita

Eduaksi | Monday, 15 May 2023, 15:05 WIB
sumber : https://health.kompas.com/read/2022/09/02/193100068/8-efek-gangguan-tiroid-pada-wanita-bisa-sebabkan-haid-tidak-normal

Pada umumnya pestisida banyak digunakan pada bidang pertanian. Penggunaannya bukan hanya pada lahan pertanian yang luas tetapi juga dapat ditemukan dalam kehidupan schari-hari misalnya rumah tangga. Jens pestisida golongan organofosfat dan organoklorin lebih banyak menjadi pilihan. Pestisida golongan tersebut menimbulkan risiko terjadinya hipotiroidisme karena diyakini dapat menekan produksi hormone T4 dan T3 serta meningkatkan hormone Thyroid Simulating Hormone (TSH). Pestisida golongan tersebut juga diyanikini dapat menekan kerja enzim kolinestarase yang berpengaruh pada sistem saraf simpatis, saraf parasimpatis dan reseptor nikotonik yang hisa berakihat fatal hingga risiko terburuknya adalah kematian (Yuda, 2018).

Hipotirodisme merupakan gangguan fungsional suatu kelenjar tiroid yang membuatnya tidak mampu menghasilkan hormon yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh manusia. Penyebab utama dari penyakit gondok adalah hipotiroidsme. Hormon tiroid yang rendah dapat memicu peningkatan produksi TSH. TSH adalah hormone yang merangsang pembesaran kelenjar tiroid. Sudah banyak dilakukan penelitian mengenai hubungan antara paparan pestisida dengan kasus hipotiroidisme. Berdasarkan penelitian di Brebes menghasilkan bahwa wanita usia subut yang teroapar pestisida mempunyai risiko 3,1 lebih besar dibandingkan dengan wanita usia subur tapa terpapar pestisida (Suhartono, 2010).

Kelenjar tiroid terletak di trakea berupa organ kecil yang berbentu seperti kupu-kuu.Kelenjar tiroid rentan terkena masalah yang disebabkan ole berbagai penyakit seperti autoimun, obesitas, infeksi virus atau bakteri, hingga kurangnya asupan makan. Hipotiroidisme pada wanita sering kali tidak disadari sejak awal (Singkoh & Katili, 2019). Sebab gejala yang dirasakan hampir mirip dengan kondisi penyakit lainnya seperti menopause atau tanda-tanda kehamilan awal. Wanita memiliki risiko yang lebih tinggi terkena gangguan tiroid daripada pria karena wanita memiliki kandungan hormone esterogen yang sangat tinggi. Perlu diperhatikan bahwa hipotiroidisme menyebabkan efck yang cukup signifikan terhadap kesehatan wanita usia subur seperti infertilitas, abortus spontan, kelahiran pre-term, berat bayi lahir rendah, bahkan gangguan tumbuh kembang pada anak yang dilahirkan oleh ibu dengan hipotiroidisme di awal kehamilannya. Dalam jangka waktu yang panjang kondisi ini dapat mengurangi kualitas hidup sehingga perlu sering diobati.

Terdapat tori yang menjelaskan bahwa paparan pestisida golongan organoklorin dan organofosfat dapat mengganggu proses sistesis hormone tiroid melalui beberapa mekanisme yang meliputi: (1) Pestisida memperlambat kinerja enzim deiodinase tipe 1 (DI) yang berfungsi mengkatalis perubahan T4 menjadi T3. (2) Mengganggu reseptor TSH di kelenjar tiroid schingga menghalangi sistesis hormone tiroid masuk ke dalam kelenjar yang berdampak pada hambatan sistesis hormone tiroid. (3) Pestisida dan hormon tiroid memiliki kemiripan struktur kimia yang sama sehingga menyebabkan persaingan dalam pengikatan oleh reseptor hormone tiroid di sel target (4) Pestisida diduga memacu kerja enzim D3 yang berfungsi merubah T4 menjadi rT3 schingga tubuh merasa kekurangan bentuk aktif hormon tiroid (Suhartono, 2010).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa paparan pestisida dapat menjadi faktor pemicu terjadinya hipotiroidisme pada wanita dengan menghambat sintesis dan sekresi hormone tiroid. Paparan pestisida dalam jumlah yang besar juga dapat menimbulkan intoksisasi lebih besar. Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kejadian hipotiroid akibat paparan pestisida adalah dengan pemberian atropin dan menjaga pola makan serta hidup sehat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image