Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Desi Nur Cahyasari

Refleksi May Day: Kesejahteraan Buruh Masih Diabaikan, Mengapa?

Info Terkini | Sunday, 14 May 2023, 12:01 WIB

Seperti namanya, makna dari kata refleksi berarti bergerak mundur untuk merenungkan kembali apa yang sudah terjadi dan dilakukan (unpar.ac.id). Setiap tanggal 1 Mei diperingati sebagai May Day atau Hari Buruh Nasional. Di Indonesia secara umum masyarakatnya berprofesi sebagai buruh. Arti buruh sendiri yaitu orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapat upah. Bisa juga diartikan sebagai pekerja. Contohnya, jika kamu adalah karyawan, pegawai, dosen, guru, pengacara, hakim, dan profesi lainnya, selama kamu pekerja, maka kamu adalah buruh. (ekrut.com)

Dan setiap tahun hari buruh identik dengan kegiatan demontrasi. Sejarah may day itu sendiri berawal dari warga buruh Amerika Serikat yang melakukan aksi demo pada tahun 1886 (detik.com). Begitu pula terjadi di Indonesia hingga sekarang, tanggal 1 mei diperingati sebagai cara buruh berunjuk rasa menyampaikan segala tuntutan hak-hak yang belum terpenuhi sebagai pekerja.

Pada tahun ini, ada 18 tuntutan yang diajukan oleh para buruh kepada pemerintahan setempat. Tuntutan tersebut di antaranya adalah tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja; turunkan harga bahan pokok, BBM, dan gas; sahkan RUU PPRT; tolak revisi UU PPP; tolak revisi UU SP/SB; tolak upah murah; hapus outsourcing; tolak kenaikan PPN; dan lain-lain. (muslimahnews.net)

Tuntutan utama buruh adalah penolakan terhadap UU Omnibus Law Cipta Kerja. “Omnibus law mengeksploitasi, membuat perbudakan zaman modern, outsourcing dibebaskan untuk semua jenis pekerjaan, tidak ada batas waktu, dan upah yang murah,” ujar Presiden Partai Buruh, Said Iqbal (CNN Indonesia).

Refleksi May Day

Sebagai bahan perenungan, dengan adanya aksi buruh ini menunjukkan bahwa mereka masih menerima praktik ketidak adilan dari perusahaan tempat bekerja. Dengan kata lain, derita buruh adalah gambaran mayoritas ketidak sejahteraan hidup masyarakat di Negara ini. Artinya berkaitan juga dengan hasil kinerja pemerintah yang gagal dalam menyediakan kebutuhan dasar para buruh.

Bagaimana tidak? Seperti contoh kasus THR (Uang Tunjangan Hari Raya) yang tidak sepenuhnya diterima (Sumber: tirto.id). Apalagi mengingat moment Bulan Ramadan segala bentuk harga kebutuhan pokok naik. Sementara pemenuhan keinginan anggota keluarga juga meningkat dari biasanya. Mendorong setiap individu khususnya seorang ayah akan bekerja lebih keras dalam pemenuhan setiap anggota keluarga.

Bahkan ada, saking stresnya seseorang terhadap kondisi ekonomi yang semakin mencekik. Lantas dia mencari cuan dengan cara berjudi online hingga memiliki banyak hutang. Dan uang THR yang diterima habis untuk membayar hutang tersebut. Kemudian istri yang mengetahui tidak terima. Lantaran uang saat ini sangat menjadi kendali pengaturan kehidupan. Mereka pun bertikai dan akhir cerita suami memilih mengakhiri hidupnya.

"Jadi bertengkar dengan istrinya, karena ditanya THR sama istrinya, terus udah habis untuk bayar utang. Sehingga yang tadinya akan belanja buat lebaran, tapi malah jadi berantem sepanjang jalan menuju pulang ke Gandasari juga berantem. Mungkin kesal, pas lewat jembatan langsung memutuskan loncat," kata Deny menambahkan. (Sumber: detik.com)

Buah Penerapan Sistem Aturan Hidup

Mungkinkah setiap tahun kondisi buruh akan selalu seperti ini? Bukankah memeras keringat manusia untuk diambil manfaatnya saja adalah bagian dari eksploitasi? Membenarkan pernyataan Said Iqbal di atas bahwa kondisi para buruh saat ini adalah gambaran diterapkannya perbudakan zaman modern.

Inilah buah diterapkankannya aturan hidup bernama kapitalisme. Dalam kapitalisme, penjajah menanamkan paham bahwa uang adalah segalanya. Dengan tujuan agar manusia mudah diperbudak oleh segelintir orang yang memiliki kepentingan (pelaku kapitalisme).

Sejak awal, kapitalisme tidak menanamkan nilai keimanan. Menyebabkan lahirnya individu yang tidak memiliki kepribadian baik. Sering mengingkari janji, dan hanya mementingkan keuntungan besar dengan mengeluarkan modal yang lebih kecil. Walau harus dengan cara mendzalimi orang lain.

Hal ini makin diperkuat dengan adanya legalitas dari pemangku kekuasaan. Pemerintah hanya sebagai regulator pelaku kapitalis dalam memuluskan semua tujuannya. Dengan adanya pengesahan UU Cipta Kerja terbaru, hak buruh dirampas secara paksa. Sebaliknya, pemilik modal besar diberi perhatian istimewa. Selain itu, kapitalisme memberi kebebasan pada individu untuk memiliki dan mengelola sumber daya alam suatu wilayah.

Tentu cara seperti ini adalah bentuk perbudakan modern yang akan terjadi sepanjang masa. Walaupun pemimpin Negara sudah berganti-ganti. Penjajahan modern semacam ini akan terus dimanfaatkan. Dapat disimpulkan bahwa ketidak sejahteraan para buruh hari ini adalah buah diterapkannya sistem kapitalisme.

Saatnya Kembali Kepada Aturan Sang Pencipta

Prinsip hidup kapitalisme tentu sangat berbeda jauh dengan sistem hidup yang telah diatur oleh Islam. Islam sebagai jalan hidup yang diridoi oleh Allah Ta’ala. Oleh sebab itu, Islam tidak hanya mengatur soal ibadah ritual melainkan juga mengatur semua persoalan interaksi masyarakat dalam instansi Negara. Seperti sistem ekonomi, pergaulan sosial, pendidikan, kesehatan, termasuk pengelolaan Sumber Daya Alam dan lain sebagainya.

Jika kapitalisme membebaskan manusia mengatur hidupnya dengan caranya sendiri. Namun dalam Islam akan menjadikan Al-Qur’an dan As-sunnah sebagai sumber hukumnya. Tujuan penerapan ini untuk menyeimbangkan kelestarian hidup manusia supaya seimbang dan adil. Maka individu yang lahir dari sistem ini akan memiliki keyakinan bahwa segala bentuk perbuatan akan dimintai pertanggung jawabannya di hadapan Allah.

Dalam Islam, sumber daya alam dikelola langsung oleh Negara. Derajat pekerja akan setara dengan pengusaha. Sehingga hasil dari pengeloaan tersebut bisa untuk memenuhi keperluan individu. Bukan dimanfaatkan oleh segelintir orang saja. Metode ini telah terbukti keberhasilannya dalam mensejahterakan rakyat di masa kebangkitan Islam terdahulu.

Kini, sudah saatnya manusia diatur oleh Islam. Dengan mencampakkan sistem kapitalisme yang terbukti telah mengabaikan kesejahteraan sesama manusia.

“Dan hendaklah engkau memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka. Dan waspadalah terhadap mereka, jangan sampai mereka memperdayakan engkau terhadap sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu." (QS Al Maidah: 48)

Wallahu alam bish-shawab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image