Dampak Layanan Perpustakaan Keliling terhadap Perkembangan Literasi Informasi
Pendidikan dan Literasi | 2023-05-11 09:20:00Dalam dunia pendidikan, literasi informasi sangat penting karena dapat membantu siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman dan keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan akademiknya. Salah satu cara untuk meningkatkan literasi informasi adalah pengembangan mobile library (perpustakaan keliling). Perpustakaan keliling biasanya menggunakan kendaraan tetap atau alat transportasi untuk membawa koleksi buku dan bahan bacaan ke lokasi tertentu, seperti sekolah, perpustakaan desa, taman atau pasar. Perpustakaan keliling menjadi pilihan bagi masyarakat yang kesulitan untuk pergi ke perpustakaan kota atau desa.
Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki perpustakaan keliling adalah Kota Semarang. Tujuan program perpustakaan keliling Kota Semarang adalah untuk meningkatkan literasi dan minat baca masyarakat khususnya di daerah pinggiran atau pedesaan yang sulit dijangkau dengan layanan perpustakaan yang ada. Program ini dikelola oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Semarang dan telah beroperasi sejak tahun 2018.[1]
Pengaruh perpustakaan keliling terhadap literasi informasi di kota Semarang cukup signifikan. Program ini mampu meningkatkan minat masyarakat terhadap literasi dan informasi. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah peminjam buku dan pustakawan setiap tahunnya. Selain itu, program perpustakaan keliling berhasil memperkenalkan kebiasaan membaca bahkan kepada mereka yang sebelumnya tidak terbiasa membaca. Pada awalnya, program perpustakaan keliling Kota Semarang hanya berfokus pada layanan membaca di dalam kendaraan. Namun seiring berjalannya waktu, program ini terus berkembang dan menawarkan layanan tambahan seperti pelatihan literasi informasi, lokakarya menulis, dan kegiatan membaca kelompok. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan literasi informasi di masyarakat, khususnya di kalangan anak-anak dan remaja.
Pelaksanaan program perpustakaan keliling Kota Semarang melibatkan banyak pihak, antara lain masyarakat, perpustakaan desa, sekolah, dan komunitas literasi. Dalam hal ini komunitas literasi memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan program perpustakaan keliling. Komunitas literasi dapat membantu mengelola perpustakaan keliling, menyediakan buku dan berbagai bahan bacaan, serta menyediakan berbagai kegiatan literasi yang menarik dan bermanfaat bagi masyarakat.[2]
Selain meningkatkan literasi informasi, program perpustakaan keliling juga memiliki dampak positif lainnya. Program ini dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang sulit dijangkau dengan layanan perpustakaan saat ini. Dalam lingkungan pendidikan, perpustakaan keliling dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan membaca dan menulis serta menyediakan akses ke sumber informasi yang bermanfaat. Berkat program perpustakaan keliling, masyarakat perkotaan maupun pedesaan tidak perlu lagi khawatir dengan keterbatasan akses informasi dan bahan bacaan.[3]
Namun, program perpustakaan keliling juga memiliki tantangan dan kendala yang harus diatasi. Salah satu tantangan terbesar adalah keterbatasan dana dan sumber daya manusia. Program perpustakaan keliling membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk memelihara kendaraan, peralatan, dan bahan bacaan. Selain itu, program ini juga membutuhkan staf terlatih dan ahli dalam literasi informasi. Selain itu, tantangan lain adalah kurangnya dukungan dan partisipasi masyarakat. Program perpustakaan keliling hanya dapat berhasil jika didukung oleh partisipasi aktif masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya program literasi informasi dan perpustakaan keliling.
Dalam konteks ini, pemerintah dan instansi terkait juga memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan program perpustakaan keliling. Negara dapat secara finansial dan infrastruktur mendukung pengembangan program perpustakaan keliling. Selain itu, lembaga pendidikan terkait juga dapat membantu penyelenggaraan pelatihan literasi informasi dan bahan bacaan. Pengoperasian perpustakaan keliling dapat memberikan pengetahuan dan informasi yang sama kepada semua orang tanpa terkecuali. Hal ini tentu sangat penting mengingat masih banyak daerah di Indonesia yang belum terjangkau layanan perpustakaan, terutama di daerah terpencil dan sulit dijangkau.[4]
Keberhasilan program perpustakaan keliling tidak lepas dari kecukupan dana dan sumber daya manusia. Oleh karena itu, pengembangan program perpustakaan keliling ini memerlukan dukungan negara dan instansi terkait. Selain itu, partisipasi aktif masyarakat sangat menentukan keberhasilan program ini. Perpustakaan keliling di Kota Semarang memberikan dampak positif bagi masyarakat terutama meningkatkan minat baca anak-anak. Hal tersebut tentunya memberi harapan bagi perkembangan literasi informasi dan pendidikan di Kota Semarang ke depan.
Artikel ini ditulis oleh Mahasiswa Universitas Airlangga sebagai Tugas Mata Kuliah Logika dan Pemikiran Kritis PDB Semester 2.
Daftar Pustaka
Arifin, R.N. Rohman dan Z., ‘Implementasi Perpustakaan Keliling Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa Di Sekolah Dasar’, Jurnal Ilmiah Perpustakaan Dan Informasi, 4.1 (2020), 62–73
Iskandar, N. Nuraini dan S., ‘Peran Perpustakaan Keliling Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat’, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 29.1 (2020), 1–7
Musrofah, A.N. Yulianti dan E., ‘Pengaruh Perpustakaan Keliling Terhadap Minat Baca Anak Di Kota Semarang’, Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, 28.1 (2021), 27–33
Suhardjo, M., ‘Perpustakaan Keliling: Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Informasi Di Indonesia’, Jurnal Ilmu Informasi Dan Perpustakaan, 5.2 (2016), 143–55
[1] A.N. Yulianti dan E. Musrofah, ‘Pengaruh Perpustakaan Keliling Terhadap Minat Baca Anak Di Kota Semarang’, Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, 28.1 (2021), 27–33.
[2] R.N. Rohman dan Z. Arifin, ‘Implementasi Perpustakaan Keliling Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa Di Sekolah Dasar’, Jurnal Ilmiah Perpustakaan Dan Informasi, 4.1 (2020), 62–73.
[3] N. Nuraini dan S. Iskandar, ‘Peran Perpustakaan Keliling Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat’, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 29.1 (2020), 1–7.
[4] M. Suhardjo, ‘Perpustakaan Keliling: Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Informasi Di Indonesia’, Jurnal Ilmu Informasi Dan Perpustakaan, 5.2 (2016), 143–55.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.