Tips Agar Keuangan Tidak Tekor Setelah Lebaran
Gaya Hidup | 2023-04-28 04:58:28Lebaran buat seorang perantau seperti saya adalah hal yang membahagiakan sekaligus mendebarkan. Menjadi hal yang membahagiakan karena momen lebaran adalah momen di mana kita berkumpul dengan sanak saudara, bertukar kabar, berjumpa dengan kawan lama, dan bersenda gurau dengan keluarga setelah satu tahun lamanya tidak bertemu.
Momen lebaran jadi hal yang mendebarkan karena sebagai perantau ada hal “yang ditunggu” oleh sanak saudara atau tetangga sebagai hasil dari mencari uang di negeri orang. THR. Bagi-bagi uang kebahagiaan pada bocah-bocah mulai dari anak tetangga, sepupu dan keponakan. Belum lagi memberi sedikit penghasilan untuk orangtua, atau saudara yang sudah sepuh.
Selain THR, lebaran juga perlu menyediakan berbagai hidangan mulai dari kue dan makanan khas lebaran yang juga perlu uang yang tidak sedikit. Buat yang sudah menikah, baju dan sandal lebaran juga menjadi hal yang perlu dipikirkan. Terlebih jika mempunyai anak, pengeluaran untuk baju baru tidak dapat terelakkan.
Itu untuk hari H lebaran, beberapa hari setelah lebaran kadang perlu melakukan jalan-jalan untuk menyegarkan pikiran. Berwisata saat libur lebaran bareng keluarga adalah momen yang juga ditunggu-tunggu. Pergi ke puncak, mengunjungi wahana permainan atau menyegarkan pikiran di pantai jadi sekian banyak pilihan jalan-jalan sesudah lebaran tentunya.
Biaya yang dikeluarkan untuk jalan-jalan tentunya bukan biaya yang sedikit. BBM untuk kendaraan, belum lagi sewa kendaraan kalau belum punya mobil, biaya tiket masuk wisata, sewa vila atau penginapan merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan saat jalan jalan libur lebaran.
Biaya lebaran yang juga perlu diperhitungkan adalah biaya mudik atau pulang kampung. Menjelang lebaran atau sesudah lebaran harga tiket biasanya akan menyesuaikan. Biaya mudik pun disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga. Kebayang kan berapa biaya mudik yang perlu dikeluarkan?
Dari semua penjabaran di atas, rupanya pengeluaran untuk lebaran tidaklah sedikit. THR yang diperoleh dari perusahaan tempat bekerja bisa-bisa langsung ludes, bisa-bisa selain THR yang terpakai untuk momen lebaran, uang tabungan juga terpakai. Atau jika tidak ada uang tabungan, kasbon pun dilakukan untuk merayakan momen lebaran. Kalau begini, momen lebaran bisa tekor, alih-alih ingin merayakan kebahagiaan bersama keluarga tapi ujungnya malah menderita.
Untuk itu, ada beberapa tips yang bisa kalian lakukan agar tidak tekor saat lebaran.
Memberikan THR bukan Kewajiban
Saat Hari Raya, memberikan THR seperti sebuah keharusan apalagi untuk yang sudah bekerja. Terlebih lagi untuk yang merantau jauh, yang ada di pikiran banyak orang adalah hidup di perantauan sudah sukses dan makmur. Padahal belum tentu semua itu benar adanya.
Untuk itu, memberikan THR pada hari Raya terutama lebaran adalah bukan kewajiban. Kita tidak perlu dibebani dengan ketentuan yang akhirnya membuat keuangan kita setelah lebaran jadi tekor alias morat-marit.
Jika tetap ingin memberikan THR, siapkan THR dalam nominal uang recehan seperti dua ribu dan lima ribu dan dikhususkan untuk anak-anak sebagai penggembira mereka karena telah berhasil berpuasa hingga satu bulan lamanya.
Tidak Usah Bermewahan Saat Lebaran
Alih-alih ingin memberikan kebahagiaan, lebaran yang dilakukan bermewah-mewahan. Aneka kue disajikan, aneka hidangan makanan berat disajikan. Biasanya saat lebaran orang hanya mencicipi satu atau dua hidangan saja karena ketika bersilaturahmi ke rumah lainnya pasti akan mencicipi hidangan lebaran juga.
Untuk itu, cukup hidangkan beberapa kue yang disukai keluarga dan banyak orang. Untuk hidangan pun demikian, hidangkan makanan berat yang sekiranya sesuai dengan budget yang ada. Jangan sampai banyak hidangan yang dibuat secara anggaran bikin tekor yang berakhir pada kemubaziran
Mudik di Waktu Lain
Jika sekiranya secara anggaran tidak mencukupi untuk mudik dengan segala perintilannya yang lumayan menghabiskan uang. Sebaiknya tidak perlu memaksa untuk mudik. Memang momen lebaran adalah momen yang dinanti-nanti untuk saling bermaafan dan berkumpul bersama keluarga. Namun jika keuangan tidak mendukung ya sebaiknya dilakukan ketika keuangan sudah benar-benar bisa diandalkan. Apalagi tiket transportasi biasanya akan naik menjelang hari raya dan setelah hari raya.
Buat Aktivitas Pengganti Jalan-jalan
Momen lebaran adalah momen di mana hampir semua sanak saudara berkumpul. Jalan-jalan ke pantai, menginap di vila, atau berkunjung ke wahana permainan pasti menjadi sesuatu yang menyenangkan. Namun budget yang dikeluarkan tidaklah sedikit dimulai dari sewa mobil, BBM, makanan, hingga tiket masuk tempat wisata yang harganya menyesuaikan dengan hari raya.
Jika anggaran tidak mencukupi, cari aktivitas jalan-jalan yang tidak kalah seru misalnya menonton satu film di rumah bersama keluarga tercinta. Cukup siapkan televisi, atau jika ada siapkan layar dan infokus. Lalu tonton platform film seperti Netflix, We TV, Disney dll. Banyak film-film menarik yang bisa kalian tonton tentunya dengan Internet Cepat yang bisa kalian andalkan. Internet Cepat dan stabil dari IndiHome milik Telkom Indonesia sudah jadi jaminan akan kebutuhan Internet Cepat di Indonesia.
Internet Cepat dan stabil juga sangat dibutuhkan dalam menjalankan aktivitas lainnya berkirim kabar lewat pesan teks atau video saat lebaran. Melakukan video call pada keluarga di tempat lain sangat memerlukan internet cepat yang stabil. Dan untuk itu semua IndiHome bisa diandalkan.
***
Lebaran adalah momen yang ditunggu-tunggu umat muslim. Di Indonesia lebaran jadi momen seru berkumpul bersama keluarga. Namun perlu diingat dan perlu ditekankan jika momen lebaran ini jangan sampai membuat keuangan kita tekor setelah lebaran. Jadi perlu tetap bijaksana dalam mengelola keuangan setelah lebaran.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.