Pakisjaya, Aroma Sunda Rasa Jakarta
Sejarah | 2023-04-24 21:29:52Pakisjaya merupakan sebuah Kecamatan yang terletak di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Awal mula lahirnya Pakisjaya dikarenakan pamekaran dari Kecamatan Batujaya. Batujaya adalah Kecamatan yang secara geografis cukup luas, akhirnya dimekarkan seluruhnya menjadi tiga Kecamatan, yaitu : Batujaya, Pakisjaya dan Tirtajaya.
Banyaknya sawah, empang dan lautan yang membentang luas menjadi ciri keberadaan profesi masyarakat setempat yang didominasi oleh petani dan nelayan. Sebagian lain, berangkat dari profesi seperti buruh pabrik, guru, bidan, dan pedagang. Karawang yang dikenal dengan Kota Industri karena tersedianya beberapa kawasan industri, Ia juga dijuluki Kota Lumbung Padi karena penghasil produksi beras yang sangat besar dalam menjaga keutuhan pangan nasional.
Tak perlu lama apabila kita ingin menginjakkan kaki di Bekasi ataupun berkunjung ke Jakarta. Kita bisa menggunakan kendaraan roda dua dan empat melewati jembatan yang memisahkan antara Karawang dan Bekasi. Bisa juga melewati sungai citarum menggunakan perahu yang dapat mengangkut beberapa orang, bahkan kendaraan motor dan mobil.
Salah satu destinasi wisata yang terletak di Pakisjaya adalah Pantai Tanjung Pakis. Pantai ini ternyata salah satu pantai yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal ataupun luar karena terdapat beberapa hal yang menjadi nilai ketertarikan, mulai dari keindahan yang banyak dilingkupi dengan pohon cemara laut, insfrastruktur, dan tersedianya tempat makan khas atau oleh-oleh. Terlebih masa weekend dan libur panjang yang seringkali dijadikan momentum untuk berlibur bersama keluarga. Selain pakai mobil pribadi, banyak juga yang menggunakan mobil dora apabila kapasitas muatan lebih dari tujuh orang sembari menikmati perjalanan yang disuguhkan dengan view persawahan yang indah.
Dahulu, apabila ingin berkunjung ke Jakarta Utara dapat dilalui dari pantai Tanjung Pakis menggunakan perahu yang kira-kira menghabiskan waktu sekitar satu sampai dua jam.
Uniknya Pantai Tanjung Pakis bukan hanya sebagai destinasi wisata, Terkadang juga menjadi sasaran lokasi upacara Melasti bagi umat beragama Hindu setiap menjelang perayaan Nyepi. Di samping itu, rutin pula diadakan ritual Nadran bagi mereka yang berprofesi sebagai nelayan, baik nelayan lokal maupun pendatang.
Adapun rangkaian kegiatan dalam ritual tersebut seperti melarung sesajen ke tengah laut, pamentasan wayang dan makan bersama.Tujuannya tidak lain sebagai rasa syukur akan hasil tangkapan laut yang melimpah dan perlindungan dari masalah-masalah yang akan menimpa.
Secara letak geografis, Pakisjaya berada di wilayah Kabupaten Karawang Propinsi Jawa Barat. Meskipun demikian, ternyata warga setempat memakai logat komunikasi bahasa betawi pinggiran. Hanya sedikit diantara mereka yang mengerti bahasa sunda. Menurut warga setempat, alasannya adalah dahulu banyak pendatang yang berasal dari Jakarta yang merantau ke wilayah Batujaya. (Saat ini Pakisjaya)
Selain dari segi bahasa, Pertunjukan seni yang menggunakan Ondel-ondel masih kerap dilakukan oleh sebagian warga setempat di setiap acara. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sangat kaya dengan bahasa dan budaya yang sangat beraneka ragam.
Kata yang seringkali saya dengarkan ketika berada disana antara lain : Bagen, bodonanan, tong, mpok, encang, encing, awang, semenggah dan lain sebagainya. Pada intinya, masyarakat setempat lebih kental dengan budaya betawi, baik dari segi bahasa, tatakrama, makanan, tata busana, seni dan lainnya. Di Kabupaten Karawang, hanya ada dua kecamatan yang cukup kental dengan nuansa Betawi, yaitu Batujaya dan Pakisjaya. Sisanya, masih sama seperti daerah yang terletak di Kabupaten dan Kota lain dengan menggunakan bahasa daerah (Sunda), Kecuali daerah yang dekat dengan perbatasan Ibu Kota Jakarta yang kemungkinan besar sudah tercampur juga dengan budaya Betawi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.