Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fahmi Muzaki

Toleransi Umat Beragama Salah Satu Bagian dari Pancasila

Pendidikan dan Literasi | Monday, 17 Apr 2023, 12:04 WIB

Pancasila dan Islam memiliki relevansi yang penting dalam konteks Indonesia, karena Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan Islam sebagai agama mayoritas di negara ini. Pancasila mengandung nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti keadilan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan ketuhanan yang maha esa.

Keadilan, misalnya, adalah salah satu nilai yang sangat penting dalam Islam. Keadilan di dalam Islam mengajarkan untuk memperlakukan semua orang dengan adil, tanpa membedakan suku, agama, atau ras. Nilai ini juga termasuk dalam sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan yang maha esa, yang menunjukkan bahwa semua manusia adalah sama di hadapan Tuhan dan harus diperlakukan dengan adil.

Persatuan, sila keempat Pancasila, juga merupakan nilai yang penting dalam Islam. Islam mengajarkan bahwa semua umat manusia adalah bersaudara dan harus hidup dalam damai dan harmoni. Oleh karena itu, nilai persatuan dalam Pancasila sangat sesuai dengan ajaran Islam yang mengajarkan pentingnya hidup dalam kebersamaan dan harmoni dengan sesama manusia.

Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima prinsip yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia dan memiliki pengaruh yang kuat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Agama Islam mengajarkan nilai-nilai seperti keadilan, kesetaraan, dan kasih sayang.

Dalam konteks Indonesia, Pancasila dan Islam dapat dipahami sebagai dua konsep yang saling berkaitan dan mendukung satu sama lain. Pancasila sebagai dasar negara mengakui adanya keberagaman agama dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Sementara itu, Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia menyebutkan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sejalan dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam Islam.

Dalam Al-Quran, Surat Al-Hujurat ayat 13, disebutkan bahwa "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Salah satu pengaruh Pancasila dalam agama adalah penegasan atas kebebasan beragama. Pancasila menjamin hak setiap individu untuk memilih dan menjalankan agamanya sesuai dengan kepercayaannya tanpa ada diskriminasi atau intimidasi. Hal ini telah memperkuat nilai-nilai kebebasan beragama dalam Islam dan agama-agama lain di Indonesia, serta membuka peluang untuk dialog antarumat beragama.

Selain itu, Pancasila juga memperkuat konsep keadilan dalam agama. Nilai-nilai seperti keadilan sosial dan kesetaraan yang ada dalam Pancasila, menjadi panduan bagi agama-agama di Indonesia untuk lebih menekankan pentingnya keadilan dalam perilaku beragama. Hal ini terlihat dalam praktik zakat dan sedekah yang menjadi bagian dari ajaran Islam, serta dalam pengabdian sosial yang dilakukan oleh berbagai agama di Indonesia.

Namun, meskipun Pancasila memiliki pengaruh positif dalam agama, terkadang ada juga pandangan yang berbeda tentang pengaruh Pancasila dalam agama. Ada beberapa kelompok yang menganggap Pancasila sebagai suatu ancaman bagi ajaran agama dan identitas keagamaan. Namun, dengan dialog yang terus menerus dan pemahaman yang mendalam, diharapkan bahwa perbedaan pandangan tersebut dapat diatasi dan hubungan antara Pancasila dan agama dapat terus ditingkatkan.

Contoh kasus toleransi agama dan Pancasila yang bisa dibahas antara lain sebagai berikut:

1. Kasus kerusuhan agama di Ambon

Pada tahun 1999, terjadi kerusuhan antar agama di Ambon, Maluku. Konflik ini bermula dari bentrokan antara pemuda Kristen dan Muslim yang awalnya hanya bersifat kecil. Namun, konflik tersebut semakin membesar dan menyebar ke wilayah lain di Maluku. Akibatnya, banyak sekali korban jiwa dan kerusakan harta benda yang cukup besar.

Namun, setelah kejadian tersebut, terjadi gerakan toleransi dan perdamaian antar agama yang melibatkan pemuka agama, tokoh masyarakat, dan pemerintah. Mereka berhasil menyelesaikan konflik dengan cara berdialog dan merangkul semua pihak yang terlibat. Hasilnya, situasi di Maluku kembali kondusif dan masyarakat saling hidup rukun dan damai.

2. Kasus penolakan pemakaman non-Muslim di Tegal

Pada tahun 2017, terjadi kasus penolakan pemakaman non-Muslim di Tegal, Jawa Tengah. Pemerintah setempat telah menyiapkan lahan pemakaman yang terpisah antara Muslim dan non-Muslim. Namun, masyarakat setempat menolak lahan pemakaman non-Muslim yang berdekatan dengan pemakaman Muslim.

Pemerintah bersama tokoh agama setempat berupaya untuk menyelesaikan konflik tersebut dengan berdialog dan mengajak masyarakat untuk saling menghargai perbedaan agama. Akhirnya, situasi pun dapat teratasi dan masyarakat setempat menerima adanya lahan pemakaman non-Muslim.

3. Kasus pernikahan beda agama di Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan keberagaman agama yang cukup tinggi. Namun, meskipun terdapat perbedaan agama, banyak pasangan yang memilih untuk menikah meskipun memiliki agama yang berbeda. Hal ini terjadi karena adanya sikap toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan agama.

Pemerintah dan masyarakat setempat juga telah membuat aturan dan regulasi yang mengakomodasi pernikahan beda agama, seperti Peraturan Menteri Agama Nomor 137 Tahun 2014 tentang pelaksanaan pernikahan beda agama. Aturan tersebut menegaskan bahwa pernikahan beda agama harus dilakukan dengan saling menghargai dan menghormati agama pasangan.

Berdasarkan contoh kasus toleransi agama dan Pancasila yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa toleransi merupakan sikap penting yang harus dimiliki oleh masyarakat dalam menjaga keharmonisan antaragama di Indonesia. Toleransi juga merupakan bagian dari nilai-nilai Pancasila yang harus dijunjung tinggi.

Meskipun terdapat perbedaan agama di Indonesia, namun dengan sikap toleransi yang baik, konflik antaragama dapat dihindari dan kerukunan antaragama dapat terjaga. Toleransi juga berperan penting dalam mendukung keberagaman budaya dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Oleh karena itu, setiap individu, masyarakat, dan pemerintah diharapkan dapat mengedepankan sikap toleransi dan menghormati perbedaan agama dalam kehidupan sehari-hari.

Referensi:

Kompasiana. (2020). Pancasila dan Islam: Dua Sisi Mata Uang yang Tidak Dapat Dipisahkan. https://www.kompasiana.com/alifbams/5e3025c5d541df5b8873ee44/pancasila-dan-islam-dua-sisi-mata-uang-yang-tidak-dapat-dipisahkan?page=all

Pusaka Indonesia. (2021). Pancasila dan Islam dalam Perspektif Sejarah dan Kontemporer. https://pusakaindonesia.id/pancasila-dan-islam-dalam-perspektif-sejarah-dan-kontemporer/

Mawardi, A. (2017). Pancasila dan Islam: Sebuah Perspektif. Jurnal Studi Agama, 11(1), 23-38. http://dx.doi.org/10.14421/jsa.2017.111-03

Mahfud, M. D. (2013). Pancasila dan Islam: Perspektif Konstitusional. Jurnal Konstitusi, 10(2), 225-253. http://dx.doi.org/10.31078/jk1382349

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image