Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Uswatun Khasanah

Negara Sebagai Penyelenggara Mudik

Info Terkini | Saturday, 15 Apr 2023, 10:47 WIB

Negara Sebagai Penyelenggara Mudik

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengatakan peningkatan jumlah wisatawan tahun ini harus menjadi perhatian bersama untuk menciptakan perjalanan pulang yang nyaman dan aman.

Menurut Lestari Moerdijat, jumlah penumpang diperkirakan naik menjadi 123,8 juta tahun ini dari 85 juta tahun lalu dan harus diantisipasi melalui perencanaan dan strategi yang matang.

Lestari yang akrab dipanggil Rerie berharap dapat memberikan yang terbaik bagi semua pihak selama kepulangannya dengan mempercepat perjalanan, mengantisipasi kemacetan lalu lintas, dan memberikan bantuan tepat waktu kepada mereka yang menemui kesulitan di sepanjang jalan.

Sebab, kata Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah, mudik bukan sekadar pergerakan jutaan orang untuk mempererat silaturahmi anak-anak berbagai negara yang datang dan sejumlah daerah ke berbagai pelosok tanah air. Selain itu, mudik memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan sektor ekonomi daerah.

"Mudik ini merupakan kesempatan bagi negara untuk hadir dalam memberi pelayanan yang maksimal kepada masyarakat," katanya, saat membuka diskusi daring "Mewujudkan Mudik 2023 yang Aman dan Nyaman' yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (12/4/2023). liputan6.com, 12 April 2023.

Kemacetan dan Kecelakaan

Setidaknya, Jawa Tengah memiliki lebih dari 82 titik kemacetan. Sebagian besar merupakan pasar luapan, yakni sebanyak 42 titik, dan sisanya merupakan beberapa pintu keluar tol, pertigaan, perlintasan kereta api, penyempitan jalan, dll.

Lokasi rawan macet antara lain pasar tumpah Brebes, Bundaran Bandungan, Kabupaten Semarang, wisata Tawangmangu dan wisata Baturaden. Kemacetan lalu lintas juga kemungkinan akan terjadi selama liburan Hari Raya 2023. Beberapa titik yang akan menjadi fokus pengaturan adalah obyek wisata seperti Masjid Sheikh Zayed, Taman Safari Solo dan pusat perdagangan. Juga kemacetan lalu lintas akibat kerusakan jalan yaitu Batang, dan penyempitan jalan di Kendal dan Tembangon. Selain itu, 67 pekerjaan jalan belum selesai.

Tidak hanya itu, cuaca ekstrem saat ini berpotensi memicu berbagai bencana, terutama tanah longsor, banjir, dan penurunan tanah/jalan. Ada lebih dari 127 titik banjir, 39 titik longsor jalan provinsi, dan lebih dari 52 jalan nasional. Beberapa titik yang terdampak antara lain Bantarsari, Tanggung, Pantura Pekalongan, exit Tol Kaligawe, Sayung, akses jalan Tawangmangu, Purwantoro Nawangan, Bobotsari Purbalingga dan beberapa ruas di Kabupaten Wonosobo. Belum lagi terdapat lebih dari 64 titik rawan kecelakaan di jalan nasional dan lebih dari 26 titik rawan kecelakaan di jalan provinsi.

Kemacetan lalu lintas, infrastruktur jalan yang rusak - yang harus segera diperbaiki - seakan menjadi pekerjaan rumah selamanya bagi dinas transportasi sebelum jelang mudik. Tentu kita heran, dan kita berhak bertanya, dalam hal peningkatan pelayanan transportasi, apa lagi yang dilakukan pengusaha saat momen pulang kampung selain perbaikan layanan transportasi?

Belum lagi meroketnya tarif tiket transportasi yang kerap meroket jelang Lebaran. Padahal, saat berada di kampung halaman, nanti membutuhkan banyak uang, mengingat ini juga momen hari raya.

Tak heran jika semakin banyak pemudik yang memilih menggunakan sepeda motor untuk menghemat biaya perjalanan. Padahal, naik motor mudik lebih melelahkan dan berbahaya, karena jaraknya jauh ke luar kota, bahkan luar provinsi, dan sepeda motor seharusnya tidak boleh menjadi alat transportasi mereka.

Namun, akankah penguasa mempertimbangkan nasib dompet para pemudik? Sebenarnya tidak. Menjelang Idul Fitri, otoritas lebih fokus menjalin kerja sama ekonomi dengan penyedia jasa transportasi ketimbang mempertimbangkan tarif tiket yang manusiawi.

Kurangnya Pelayanan Transportasi

Pengelolaan jasa transportasi seringkali setengah hati. Perbaikan jalan yang tergesa-gesa ditambah dengan tarif yang tidak masuk akal menunjukkan pihak pengusaha menerima begitu saja daripada memberikan layanan terbaik di sektor transportasi.

Apalagi hanya mimpi untuk memberikan jaminan layanan transportasi yang aman dan nyaman kepada penumpang sebelum pulang. Kembali ke sekolah yang terjangkau, aman dan nyaman masih menjadi impian kita. Di sisi lain, motif otoritas terkait menangani urusan publik agar pulang dengan selamat juga sangat diragukan.

Meski sudah ada berbagai jalan tol antar pulau, sebenarnya tidak semanis janji pembangunannya. Infrastruktur jalan tol sebenarnya rawan korban karena jaraknya yang jauh, namun fasilitas istirahat di beberapa titik masih minim. Selain itu, ruas-ruas lama yang strategis dan penting seperti jalur Pantura terabaikan, akibatnya ekonomi masyarakat yang selama bertahun-tahun mengandalkan jalur ini terpukul.

Bahkan, perputaran uang selalu tampak lebih dominan di pihak penguasa dan pedagang besar, demi menguras dompet mereka yang tengah berjuang menabung untuk pulang kampung karena mahalnya biaya mudik.

Negara Sebagai Penyelenggara Mudik

Sebagai pelaksana sistem hukum Islam, negara sangat memahami pentingnya mudik. Mudik bukan persoalan pelik karena negara memiliki prinsip-prinsip yang baik untuk mengatur arus mudik dan balik.

Negara tidak memposisikan mudik hanya sebagai ritual tahunan. Negara sudah sepantasnya memahami bahwa mudik adalah salah satu bentuk penegakan syariat Islam, yakni merayakan Idul Fitri dengan birrul walidain dan silaturahmi bersama kerabat.

Dalam kaitan ini, negara memandang sangat penting untuk menyelenggarakan proses mudik dengan sebaik-baiknya, yakni aman dan nyaman, bahkan gratis. Negara ini akan menyediakan banyak tempat peristirahatan bagi para pemudik di jalan.

Selain itu, dalam beberapa hal pemudik juga dapat dikategorikan sebagai ibnusabil yaitu orang yang telah menghabiskan biayanya dalam perjalanan dalam rangka menaati Allah, sehingga mereka termasuk golongan yang wajib menerima zakat. Tujuan rumah liburan mereka yaitu birrul walidain dan silaturahmi menunjukkan bahwa perjalanan mereka berlangsung dalam rangka ketaatan kepada Allah.

Pemudik yang memegang tempat penting dalam Islam. Doa musafir adalah doa yang dijawab oleh Allah agar musafir tidak menjadi korban kezaliman. Bayangkan saja, jika infrastruktur jalan dan ongkos pulang melambung tinggi, bukankah itu sengaja membuat pemudik menjadi korban kezaliman?

Beginilah seharusnya mudik yang diselenggarakan sebelum Idul Fitri, yaitu oleh negara, agar perayaan Idul Fitri menjadi sempurna. Wallahualam bissawab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image