Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Prof. Dr. Budiharjo, M.Si

Hadapi Persangan Global, Lima Hal Ini Harus Dikuasai Pemuda Indonesia

Info Terkini | Friday, 14 Apr 2023, 14:32 WIB
Pemuda harus menjadi agent perdamaian yang penuh dengan nilai-nilai toleransi dan menghormati kemajemukan.

Pemuda memilik peran vital dalam memajukan Indonesia. Penulis memandang ada lima hal penting yang harus dikuasai Pemuda Indonesia di tengah persaingan global. Pertama, penguasaan teknologi informasi menjadi penopang bagi pemuda untuk lebih berkarya. Revolusi Industri 4.0 adalah keniscayaan yang tidak lepas dari keseharian kita. Berbagai platform menghiasi ponsel-ponsel pintar. Beragamnya platform tentu membutuhkan konten yang massif. Rakyat Indonesia menanti konten-konten kreatif yang penuh inspirasi dan tentunya bertujuan positif bagi kehidupan kita.

Dunia internet yang dibangun tentu yang memberi kemaslahatan bagi manusia di muka bumi. Bukan sebaliknya. Dengan begitu, pemuda harus memelopori lahirnya etika digital untuk menghadapi berbagai persoalan di dunia maya dan berdampak pada kehidupan nyata.

Kita bisa meminjam definisi yang disuguhkan Perusahaan Riset Gartner tentang apa itu etika digital. Menurutnya, etika digital adalah sistem berbasiskan nilai dan prinsip moral yang dibuat agar menjadi panduan hubungan interaksi digital antar manusia. Gartner fokus atas dampak moral yang diakibatkan dari sebuah produk IT. Sejatinya, ini bentuk pertanggungjawaban atas “kerusakan” moral dan etika yang bisa saja lahir dari sebuah produk internet.

Kedua, peningkatan pemahaman keagamaan di lingkungan pemuda. Pemuda adalah agen perubahan dan perdamaian. Di tengah huru-hara berbasis agama di beberapa negara, Indonesia harus mampu melahirkan agen-agen perdamaian dan kesejukan. Kita tentu sangat tidak berharap konflik berbasis agama terjadi di tanah air. Oleh sebab itu, kalangan muda harus meningkatkan pemahaman agama yang membawa rahmat bagi semesta alam.

Setidaknya, hal kecil yang bisa dilakukan pemuda sebagai agen perdamaian, adalah dengan tidak menyebar hoaks, fitnah dan ujaran kebencian di media sosial atau aplikasi chatting. Perdamaian yang penuh dengan nilai-nilai toleransi dan menghormati kemajemukan. Ajaran agama sejatinya mengajak manusia untuk membangun peradaban yang baik dan saling memahami.

Ketiga, meningkatkan daya saing pemuda di kancah global. Tidak pelak, peningkatan kualitas sumber daya pemuda menjadi prioritas penting yang harus menjadi kepedulian semua pihak. Upaya peningkatan tersebut dibutuhkan transformasi kebudayaan. Perubahan paradigmatik dalam kebudayaan ini terutama menyangkut tiga dimensi utama, yakni dimensi mitos (cerita suatu bangsa), dimensi logos (bukti logis suatu bangsa) dan dimensi etos (karakter nasional).

Keempat, pendidikan berbasis skill dan vokasi. Saat ini, dibutuhkan sertifikasi keahlian untuk menopang kinerja pemuda. Faktor ini tentu berkaitan erat dengan mutu pendidikan yang akan diterima oleh masyarakat, khususnya pemuda.

Pengajaran vokasi berarti proses mentransfer pengetahuan terapan kepada peserta didik, terutama hard skill atau job skill. Model pendidikan ini untuk kepentingan pembangunan ekonomi kreatif di Indonesia, dalam arti ekonomi yang berbasis pengetahuan dan kreativitas SDM. Pemerintah harus memperbanyak pelatihan-pelatihan yang ditujukan mendorong lahirnya kesadaran bersama, kesepahaman dan kesepakatan yang bertujuan melahirkan calon-calon pekerja kreatif dan inspiratif.

Selain itu, semua pihak juga harus mendukung berbagai inisiatif kreatif dari kalangan pemuda melalui suatu wadah yang dibentuk bersama, seperti mempermudah perizinan, fasilitas, permodalan, promosi, proteksi, mendirikan pusat informasi dan sebagainya.

Kelima, memperkokoh keluarga sebagai pusat kebaikan dan inspirasi. Berdasarkan undang-undang, pemuda adalah mereka yang berusia 16 hingga 30 tahun. Di usia ini, cerminan kedewasaan seorang pemuda ditentukan seperti apa keluarga yang telah membentuknya. Ketahanan keluarga mampu melahirkan pemuda-pemuda tangguh yang penuh dengan cinta kasih, bertanggung jawab, rela berkorban dan selalu berkomitmen pada nilai-nilai kebaikan.

Lima faktor di atas tentunya akan mudah diwujudkan jika semua pihak terlibat. Kelimanya diperlukan agar Indonesia menjadi bangsa dan negara yang kuat dan disegani. Inspirasi kebaikan pemuda Indonesia bukan sekedar seremoni, namun rangkaian perjalanan yang tak berkesudahan. Hingga pada akhirnya kita akan sepakat dengan apa yang telah disampaikan pendiri bangsa ini, “Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image