Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Akmal R

Semarak Menyambut Bulan Ramadhan di Rusia

Agama | Thursday, 06 Apr 2023, 06:53 WIB
https://m.business-gazeta.ru/photo/425700

Ramadhan merupakan bulan suci umat islam dikarenakan banyaknya kemuliaan pada bulan tersebut daripada bulan-bulan hijriah yang lain. Sebab, pada bulan ini umat islam di seluruh dunia saling dianjurkan berlomba-lomba berbuat kebaikan dan meperbanyak beribadah seperti berpuasa, tarawih, zakat, dan lain sebagainya. Diantara banyaknya negara dengan penduduk mayoritas muslim yang memiliki budaya dan tradisi yang melekat dalam merayakan kehadiran bulan suci Ramadhan. Rusia sebagai negara yang mayoritas penduduk bukan penganut agama Islam memiliki kisah menarik tersendiri dalam merayakan datangnya bulan suci Ramadhan. Salah satu keunikan tersebut adalah keragaman budaya umat Islam yang hidup di negara ini. Maka dari itu, berikut merupakan beberapa keunikan tentang perayaan bulan Ramadhan di Rusia:

1. Durasi berpuasa yang Panjang

Di Rusia, puasa Ramadhan bisa berlangsung cukup lama karena letak geografisnya yang berada di utara. Ditambah, Perbedaan iklim dengan negara-negara mayoritas muslim di Timur Tengah dan Asia menjadi alasan mengapa wilayah Rusia memiliki perbedaan waktu yang sangat signifikan, yang berarti panjang siang dan malam dapat sangat bervariasi tergantung pada lokasi geografis.

Misalnya, di kota-kota seperti Saint Petersburg dan Moskow, siang musim panas bisa berlangsung selama 18-19 jam, sedangkan malam hari hanya sekitar 5-6 jam. Di kota-kota selatan seperti Kazan dan Grozny, siang hari hanya sekitar 16-17 jam, sedangkan malam hari berlangsung hingga 7-8 jam.

Meski durasi puasa lebih lama, umat Islam Rusia juga menjalankan kewajiban puasa selama bulan Ramadhan dan menyesuaikan jadwal aktivitas mereka dengan panjang siang dan malam saat ini. Mereka biasanya bangun untuk sahur sebelum matahari terbit dan berbuka puasa setelah matahari terbenam di malam hari, seperti halnya umat Islam di seluruh dunia.

2. Tradisi berbuka Bersama

Buka puasa bersama atau "iftar" adalah tradisi umum di kalangan umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Rusia. Di Rusia, tradisi puasa biasanya dilakukan di rumah, masjid, atau tempat umum lainnya.

Salah satu contoh dari tradisi berbuka bersama di Russia terdapat di kota Tomsk. Keunikan dari tradisi ini yakni, seusai pelaksanaan sholat maghrib para jamaah akan duduk berjajar pada meja-meja makan yang telah dihidangkan berbagai macam hidangan pembuka seperti roti, sari buah, coklat, salad, dan lain sebagainya. Sembari menyantap hidangan pembuka, nantinya akan dihidangkan juga hidangan utama berupa makanan berat. Sebagai penutup, setelah menikmati hidangan yang telah disajikan nantinya akan di tutup dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh imam setempat.

Selain itu, ada juga tradisi buka bersama yang lebih besar di beberapa kota di Rusia. Misalnya, di Kazan, ibu kota Tatarstan, setiap tahun diadakan acara buka bersama di Stadion Kazan, yang dikenal sebagai " ифтар на стадионе/Iftar di Stadion". Acara ini dihadiri oleh ribuan orang dan menjadi salah satu acara sosial terbesar selama bulan Ramadan di Rusia.

Tradisi buka bersama di Rusia menunjukkan solidaritas dan persaudaraan antar umat Muslim di negara ini, yang terdiri dari berbagai etnis dan suku bangsa yang berbeda-beda. Hal ini juga mencerminkan pentingnya kebersamaan dan kerjasama dalam menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan.

3. Makanan Khas

Makanan khas Ramadhan di Rusia sangat dipengaruhi oleh warisan budaya dari banyak suku dan suku di negara tersebut. Beberapa hidangan Ramadan yang biasa disajikan di Rusia adalah chak-chak, pelmeni, shurpa, plov, lagman, dan talkysh kaleve.

Misalnya, chak-chak adalah makanan manis yang terbuat dari campuran adonan tepung, madu, dan minyak yang biasa disajikan sebagai camilan atau pencuci mulut. Pelmeni, sejenis pangsit yang diisi dengan daging cincang, bawang, dan rempah-rempah, merupakan hidangan utama yang sering disajikan saat Ramadan. Shurpa, sup daging dan sayur yang biasanya disajikan untuk berbuka puasa, juga merupakan hidangan yang sangat populer di Rusia. Plov, hidangan nasi yang dimasak dengan daging, bawang, dan rempah-rempah, juga kerap disajikan sebagai hidangan utama selama Ramadan di Rusia. Lagman, mi panjang yang disajikan dengan kaldu sapi, sayuran, dan rempah-rempah, juga menjadi sajian populer selama bulan suci ini. Talkysh kaleve, roti tradisional Tatar yang terbuat dari tepung terigu, air, dan gula, adalah makanan penutup lain yang sering disajikan saat buka puasa.

Mencerminkan keragaman suku dan budaya di Rusia, hidangan ini menawarkan cita rasa yang khas dan unik. Keistimewaan Ramadhan di Rusia juga mencerminkan keragaman etnis dan kekayaan budaya negara tersebut dan merupakan bagian penting dalam merayakan bulan suci bagi umat Islam Rusia.

4. Tradisi buku Ramadhan

Di Indonesia buku Ramadhan sudah menjadi hal yang umum di jumpai pada bulan Ramadhan. Buku ini biasanya berisi tentang monitoring kegiatan keagamaan anak-anak guna mengoptimalkan ibadah mereka di bulan tersebut. Sama seperti di Indonesia, di Rusia terdapat juga tradisi tentang buku Ramadhan untuk anak-anak. Uniknya tradisi tersebut, buku Ramadhan tidak hanya sekadar mencatat kegiatan anak-anak pada bulan Ramadhan melaikan mereka juga berkesempatan untuk mendapatkan kesempatan untuk berangkat umroh. Hal ini dipaparkan oleh Arif Sultan Magomedov, Penasehat Spiritual Pusat Adaptasi Krepost Dagestan Rusia. Beliau menyampaikan jika terdapat buku catatan untuk tarawih yang akan dipenuhi dan nantinya pada akhir ramahdhan, siapa yang beruntung berkesempatan mendapatkan hadiah umroh.

5. Tradisi lebaran buah tangan kaos kaki

Sama hal di Indonesia, ketika lebaran di Rusia terdapat tradisi salam tempel atau amplop. Salam tempel di Indonesia yang pada umumnya diberikan dari orang dewasa kepada anak-anak, di Rusia uniknya salam tempel atau amplop tidak hanya diberikan kepada anak kecil melainkan juga diberikan kepada orang-orang dewasa.

Hal tersebut dituturkan oleh, Arif Sultan Magomedov, pada kegiatan pengajian bertajuk Semarak Ramadhan di Rusia. Beliau menuturkan bahwa jika setiap rumah nantinya akan menyediakan cemilan berupa coklat, permen, kue ringan yang diperuntukan oleh anak-anak. Tidak hanya itu, orang dewasa yang bersilatuhrahmi juga diberikan oleh-oleh dari tuan rumah.

Bedanya di Rusia pemberian pada saat lebaran bukan dalam bentuk uang. Melainkan, buah tangan yang diberikan berupa benda-benda yang belum pernah terbayangkan bagi kita orang Indonesia. Kaos kaki, pemberian kaos kaki sendiri memiliki filosofi sendiri mengapa buah tangan yang diberikan adalah benda tersebut. Alasannya adalah pemberian tersebut dilandasi karena kondisi kebutuhan setempat yang juga sangat diperlukan bagi masyarakat Rusia, dengan kata lain kaos kaki tersebut juga menjadi salah satu kebutuhan pokok di Rusia. Meskpiun begitu, terkadang buah tangan tersebut juga dapat berupa kopi dan kebutuhan pokok lain.

Beberapa contoh yang disebutkan sebelumnya merupakan gambaran terhadap keberagaman budaya di Rusia dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Umat islam di Russia yang terdiri dari berbagai kelompok etnis, seperti Tatar, Bashkir, Chechen, dan lain sebagainya, dan masing-masing kelompok ini memiliki tradisi dan kebiasaan sendiri dalam merayakan Ramadhan.

Dapat disimpulkan bahwa perayaan Ramadan di Rusia menunjukkan keanekaragaman budaya yang kaya dan menarik. Umat Muslim di Rusia mengikuti tradisi Islam dengan khas mereka sendiri, yang dipengaruhi oleh budaya lokal serta keadaan sosial. Melalui perayaan Ramadan yang beragam ini, umat Muslim di Rusia terus mempertahankan dan mengembangkan kekayaan budaya dan keagamaan mereka, sambil tetap menjaga hubungan baik dengan masyarakat non-Muslim di negara tersebut.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image