Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nawawi Efendi

Menyoal Narasi Iklan yang 'Menyesatkan'

Agama | Saturday, 01 Apr 2023, 10:07 WIB

Menyoal Narasi Iklan yang ‘Menyesatkan’

Oleh: Nawawi Efendi

Di zaman ini, iklan produk apapun bisa saja bertebaran di berbagai media, baik media cetak maupun eletronik. Tujuannya agar produk tersebut bisa cepat laku di pasaran. Berbagai metode pun ditempuh agar iklan yang ditampilkan menarik banyak konsumen sehingga mereka dengan mudahnya membelinya, apalagi saat ini pasar tidak lagi terbatas pada tempat dan waktu. Fenomena jual-beli online merebak di berbagai tempat, bahkan sampai ke pelosok desa terpencil sekali pun.

Naifnya, dalam menyampaikan narasi iklan, beberapa perusahaan menggunakan kalimat yang tidak mempedulikan nilai-nilai agama. Atas dasar kebebasan berekspresi dan hak asasi manusia (HAM), pembuat iklan pada perusahaan tersebut membuat ungkapan yang sedikit-banyak bersinggungan dengan kepercayaan agama. Berikut ini adalah beberapa contoh iklan yang menyampaikan narasi yang seakan ‘menyesatkan’ atau bertentangan dengan ajaran agama (Islam).

Pertama, iklan minuman Sprite. Siapa yang tak kenal dengan produk minuman berkarbonasi rasa lemon dan jeruk nipis ini? Dari kaum muda sampai orang tua seakan sudah familiar dengan minuman produksi The Coca Cola Company yang berasal dari negara Jerman ini. Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1959, minuman legendaris ini dipasarkan di berbagai negara sampai saat ini, termasuk Indonesia. Dikutip dari web site cocacolaep.com, minuman dari perusahaan multinasional ini ternyata sudah diproduksi di Indonesia sejak tahun 1992 dan sudah beroperasi di 8 pabrik minuman yang tersebar di Sumatera, Jawa, dan Bali.

Untuk menarik banyak konsumen, tim iklan Sprite Indonesia pun membuat berbagai narasi atau cerita singkat tapi sarat akan makna, tidak peduli apakah makna tersebut bertentangan dengan ajaran agama atau tidak. Di antara iklan Sprite yang dinilai bertentangan dengan agama, dalam hal ini adalah agama Islam, yaitu iklan dengan edisi ‘mitos dan kenyataan’. Dalam iklan tersebut, terdapat narasi suara sebagai berikut.

“Hey, Guys! Ayo berpikir jernih. Mitosnya, ada minuman yang bikin cepat kaya atau enteng jodoh. Padahal semua tergantung usaha. Mending Sprite. Nyatanya ini minuman jernih. Dengan rasa lemon yang nyegerin banget. Sprite, nyatanya nyegerin.”

Dalam iklan tersebut diperlihatkan sebuah gelas berisi es batu lalu dituangkan air Sprite ke dalamnya. Tidak ada yang salah dengan penampakan iklan tersebut. Yang menjadi masalah adalah narasinya. Dalam kepercayaan umat Islam – sesuai hadis Rasulullah SAW – ada minuman yang berfungsi sesuai dengan niat orang yang meminumnya, yaitu air zam-zam. Artinya, jika air zam-zam diminum oleh orang yang ingin cepat kaya atau cepat mendapatkan jodoh, maka ia akan mendapatkan keinginannya tersebut, tentunya dengan izin Allah SWT.

Jika iklan tersebut ditonton oleh orang Islam yang lemah pemahaman keislamannya, maka ia akan mengiyakan narasi itu dan menganggap sabda Rasulullah SAW tentang air zam-zam adalah pepesan kosong belaka. Tetapi bagi orang Islam yang memahami Islam secara menyeluruh pasti akan menolak narasi iklan tersebut dan tetap meyakini kemukjizatan air zam-zam karena itu adalah sabda Rasulullah SAW. Sedangkan salah satu rukun iman adalah percaya pada para rasul, termasuk Nabi Muhammad SAW.

Pemahaman Islam secara menyeluruh ini perlu ditekankan pada umat Islam agar tidak terpengaruh dengan iklan Sprite atau semisalnya yang ‘menyesatkan’, yaitu pemahaman tentang bagaimana doa, harapan, dan usaha itu adalah satu kesatuan. Rasulullah SAW memang bersabda tentang keajaiban air zam-zam, tetapi jika sabda dan teladan beliau dikaji secara menyeluruh, ternyata beliau tidak hanya memerintahkan umatnya untuk berdoa dan berharap dengan minum air zam-zam, tetapi juga tetap harus berusaha.

Salah satu sabda Rasulullah SAW yang memerintahkan umatnya untuk giat bekerja dan berusaha adalah “Orang mukmin yang kuat lebih dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Namun keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu, mintalah tolong pada Allah, dan janganlah engkau lemah.” (HR Muslim).

Kedua, iklan sampo Pantene. Produk sampo di bawah perusahaan P&G (Procter & Gambel) ini sudah sangat terkenal di Indonesia. Sampo yang berawal dari penemuan para ilmuwan di Swiss pada tahun 1940-an ini memulai banyak ekspansi ke berbagai negara pada tahun 1990-an. Di antaranya mencakup Australia, Selandia Baru, Eropa Tengah dan Timur, Timur Tengah, Afrika Utara, Amerika Latin, Korea, dan Jepang.

Adapun iklan sampo Pantene yang disinyalir menyinggung atau bertentangan dengan ajaran agama Islam adalah narasi sebagai berikut.

“Rambut rontok, masa takdir sih? Bukan dong. Aku pake Pantene perawatan rambut rontok. Bekerja sebagai multi vitamin. Tiga kali lebih kuat lawan rontok. Rambut rontok bukan takdir. Aku, rambutku, tanpa batas.”

Iklan ini tayang perdana di akun Youtube resmi Pantene Indonesia pada tanggal 30 Juni 2022 dan untuk sementara sudah ditonton sekitar 61 juta kali. Narasi iklan ini sangat jelas menyinggung kepercayaan agama akan adanya takdir. Di dalam agama Islam, percaya pada takdir adalah sebuah kewajiban bahkan menjadi salah satu rukun iman. Jika ada orang Islam yang tidak percaya pada takdir, maka keimanannya sudah hilang. Namun, pemahaman tentang takdir juga harus dipahami secara luas dan mendalam. Jika tidak, maka akan salah persepsi sehingga dengan mudah mengucapkan kata-kata yang ‘menyesatkan’ seperti pada narasi iklan tersebut.

Dalam agama Islam, segala sesuatu, baik yang sudah, sedang, atau akan terjadi, semuanya adalah takdir Allah SWT. Begitu juga sesuatu yang besar atau yang kecil, bahkan tentang selembar daun yang terjatuh dari pohonnya. Artinya, semua itu sudah Allah SWT tentukan sebelum kejadiannya, bahkan sebelum penciptaan langit dan bumi. Takdir tersebut juga meliputi umur, rezeki, dan baik-buruknya seseorang dalam hidup. Untuk itu, takdir itu ada dua, yaitu takdir baik dan takdir buruk.

Apapun yang menimpa seorang Muslim, jika itu kebaikan, maka ia diharuskan mengucapkan hamdalah, yaitu ‘alhamdulillah´ (segala puji hanya untuk Allah). Hal tersebut karena kebaikan itu adalah takdir dari Allah SWT. Dengan demikian, ia akan selalu bersyukur pada-Nya. Sebaliknya, jika ia ditimpa musibah atau keburukan, baik besar maupun kecil, maka ia diperintahkan untuk mengucapkan ‘inna lillah wa inna ilaihi rajiun’ (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kami akan kembali). Ungkapan tersebut sebagai sebuah keyakinan bahwa musibah tersebut adalah takdir Allah SWT. Dia sengaja menimpakannya sebagai ujian bagi siapa pun yang Dia kehendaki.

Dengan demikian, takdir bukan untuk dijadikan bahan permainan kata-kata. Apa yang dikatakan dalam iklan Pantene tersebut ada kesan tidak percaya sama sekali pada takdir. Bahkan narasi ketidak-percayaan tersebut diulangi pada akhir iklan, “Rambut rontok bukan takdir.”

Ketiga, iklan minuman Aqua. Minuman air mineral yang tidak asing lagi di Indonesia ini didirikan pada tahun 1973 oleh Tirto Utomo. Kemudian pada tahun 1998 menjalin kemitraan strategis dengan Danone. Danone sendiri adalah perusahaan multiinternasional yang memproduksi berbagai jenis makanan dan minuman. Didirikan oleh Isaac Carasso pada tahun 1919 dan berkantor pusat di Paris, Prancis.

Narasi iklan Aqua yang dinilai sarat akan ‘penyesatan’ adalah sebagai berikut.

“Diciptakan oleh alam. 100 % murni air mineral pegunungan sebagaimana alam ingin kamu meminumnya.” Dikutip dari akun Youtube SehatAQUA, iklan tersebut tayang pada tanggal 26 Januari 2023 dan telah ditonton untuk sementara sebanyak 4.927 kali.

Yang menjadi permasalahan pada iklan tersebut adalah narasi bahwa air Aqua diciptakan oleh alam. Dari sini sudah jelas bertentangan dengan ajaran Islam dan ajaran semua agama bahwa segala sesuatu – termasuk juga air mineral – diciptakan oleh Tuhan, bukan alam. Alam yang dapat menghasilkan air, baik dari pegunungan maupun dari dalam tanah, sebenarnya adalah hukum alam yang dalam agama Islam disebut sebagai sunnatullah (ketetapan Allah). Jadi, bukan alam yang menciptakan air, tetapi itu adalah ketetapan Allah. Dengan kata lain, Allah-lah yang menciptakan air melalui proses yang terjadi pada alam.

Ketiga iklan tersebut hanyalah beberapa contoh tentang narasi yang bertentangan dengan akidah atau kepercayaan agama, termasuk agama Islam. Yang perlu kita lakukan sebagai umat Islam adalah menguatkan akidah sehingga tidak terpengaruh dengan iklan ‘penyesatan’ seperti itu. Surat teguran dari pihak terkait pada perusahaan iklan tersebut pun juga harus disampaikan sehingga hal yang serupa tidak terjadi lagi di masa yang akan datang, mengingat Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image