
Puisi: Ramadhan Bagian 5
Sastra | Thursday, 30 Mar 2023, 05:15 WIB
Detik detik berlalu
Merambat dalam bayangan waktu
Secngkir kopi hangat
Sepiring kecil irisan martabak madu
Teronggok beku
Nyaris tak tersentuh
Diam
Padam
Dengus nafas perlahan menghilang
Monitor bersuara tiiiiiiiiitttttt........menegangkan
Ketika nyawa melewati tenggorokan
Segala amal di perlihatkan
Segala salah menjelma tayangan kengerian
Iringan dosa membusuk membentuk nyeri menyadarkan
Tiada sempat waktu kembali
Tiada kesempatan memperbaiki diri
Lusinan mata menyaksikan
Ribuan suara menangis mengiringkan
Sendiri
Merintih
Memanggil namun tiada peduli
Menjerit, meraung, tapi diri telah berada di dimensi sunyi
Menjeritlah di tepian bumi
Merontah mengharap kehidupan kembali
Berharap kematian bisa di tunda barang sehari
Di bungkus kafan
Di timbun tanah
Hilang pengharapan
Hanya amal kebajikan menjadi sandaran
Bila waktu itu datang
Siapkah kita untuk mempertanggungjawabkan
#####
Baganbatu, maret 2023
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.