Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Agus Nurihsan

Berwudhu Hakikatnya Membersihkan Dari Dosa-Dosa, Hubungannya Dimana?

Agama | Tuesday, 28 Mar 2023, 13:14 WIB
Siswa SD Pengembangan Insani, Jampang Bogor Sedang melaksanakan wudhu.

Sungguh tidak ada acara ritual atau prosesi ibadah yang digariskan agama yang sebaik, sehebat, selogis dan sesempurna agama Islam. Sehingga wajar hadits nabi yang diriwayatkan oleh Ad-Daruquthni mengatakan bahwa: “Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya.”

Islam mengajarkan tentang segala hal secara komplit, sempurna. Rugi sekali orang yang tidak melaksanakan petunjuk yang sudah diberikan Allah SWT selama ini karena abai, lalai akan petunjuk itu. Seperti seseorang yang sedang mencari alamat yang dituju, bertanya-tanya dan ketika ada orang memberikan petunjuk jalan, namun tidak dituruti petunjuknya. Sehingga tidak sampai-sampai ke tempat yang dituju. Petunjuk itu sudah ada dan jelas, namun karena mungkin terlalu banyak bercanda dan membiarkan diri banyak bermain, akhirnya jadi gak jelas tujuannya. Seperti yang Allah SWT firmankan:

Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran: 85]

Salah satu aktivitas ritual, yang rutin dalam agama islam, tiap hari dilaksanakan, adalah ritual wudhu. Agama Islam mengajarkan bagi muslim yang hendak mendirikan sholat, harus melakukan wudhu terlebih dahulu. Pelaksanaan wudhu ini, diibaratkan seseorang yang akan bertemu orang yang dihormati atau dimuliakan dengan melakukan bersih-bersih badan terlebih dahulu, agar tidak bau, badan dalam keadaan bersih dan nyaman saat berinteraksi. Begitupun seseorang yang akan “bertemu Tuhannya” saat sholat, hambanya harus memperhatikan kebersihan dan kesucian anggota tubuhnya karena sholat adalah mi’rajnya orang mukmin. Rosulullah saat melaksanakan mi’raj, perjumpaan dengan Allah SWT, membuat beliau merasa berat hati untuk meninggalkan tempat terhormat, yang penuh berkah tersebut, lalu Allah SWT berkata kepada Nabi Muhammad SAW:

“ Hai Muhammad, engkau adalah utusan abdi-Ku sebagaimana semua utusan-Ku, bila engkau tinggal disini, engkau tidak dapat menyampaikan pesanku untuk abdi-Ku. Bilamana engkau menginginkan suasana seperti ini maka shalatlah, dan aku akan membuka suasana ini bagimu. “

Berwudhu sebelum melaksanakan sholat dimaksudkan untuk kebaikan dari orang yang berwudhu bukan Allah SWT mempersulit hambanya. Justru buat hambanya untuk menjadikan dirinya bersih jauh dari kotoran dan kuman-kuman yang menempel di badannya, sehingga menjadi sehat, menyempurnakan nikmatnya buat kita dan kemudian kita mensyukuri nikmatNYA. Seperti yang difirmankan Allah SWT:

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur." [QS. Al-Maidah: 6]

Jadi jelas bahwa wudhu dimaksudkan untuk membersihkan diri kita, hambanya dari segala aksi yang telah dilakukan oleh anggota tubuhnya. Pada saat orang sedang berwudhu sebenarnya yang secara ilmiah sedang terjadi proses aksi-reaksi. Kaidah ilmiah aksi reaksi ini mengatakan bahwa “jika ada gaya aksi pasti akan ada gaya reaksi.” Berwudhu merupakan gaya reaksi atas gaya aksi yang dilakukan anggota tubuh selama ini, melakukan berbagai kegiatan, tindakan-tindakan yang mungkin dalam aksinya telah melakukan kesalahan-kesalahan baik disengaja maupun tidak yang bisa mengakibatkan kita berdosa atas perbuatan tersebut.

Pada saat seseorang sedang wudhu anggota-anggota tubuh yang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bermacam-macam itu , yang mungkin melakukan dosa itu, dibersihkan, dibasuh, atau disapu sesuai dengan tatacara yang diperintahkan Allah SWT. Dalam hal ini hakikat membasuh atau menyapu anggota tubuh saat sedang wudhu adalah menyapu, membersihkan dari dosa-dosa yang sudah dilakukan oleh anggota tubuh kita dari mulai wajah (ada mulut, hidung, mata), tangan sampai dengan siku, kepala (ada otak, rambut, telinga), kaki sampai dengan kedua mata kaki. Hal ini tersirat dalam suatu hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Apabila seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu, tatkala ia membasuh wajahnya keluarlah dari wajahnya seluruh dosa yang dilakukan matanya bersamaan dengan air itu atau dengan tetesan terakhirnya. Apabila dia membasuh dua tangannya maka akan keluar seluruh dosa yang dilakukan dengan tangannya bersamaan dengan air itu atau tetesan air yang terakhir. Apabila dia membasuh dua kakinya maka keluarlah seluruh dosa yang telah dilangkahkan oleh kakinya bersama air atau tetesannya yang terakhir sehingga dia selesai wudhu dalam keadaan bersih dari dosa." (HR. Muslim).

Maka sangat relevan ketika seseorang bertanya, “ Kenapa yah kalau orang muslim itu, jika buang angin, bukannya membasuh anus, tapi kok malah membasuh wajah, tangan dan kaki?, Aneh, yang salah anus namun yang dicuci malah anggota tubuh yang lain ???,... gak nyambung!.”

Terhadap gurauan yang seperti itu, sekarang kita tahu bahwa: “Oh... bukan itu yang jadi biang keladinya atau sumbernya yang harus disucikan.” Anus atau dubur dan kubul adalah hanya sebatas jalur pengeluaran (organ ekskresi) makanan dan minuman dari yang kita makan atau minum. Aksi yang sebenarnya yang melakukan adalah anggota tubuh yang dibasuh atau yang dicuci pada saat wudhlu itu. Coba kita runut, makanan atau minuman dilihat oleh mata diambil oleh tangan dimasukan ke dalam mulut, dikunyah-kunyah ditelan baru masuk lambung, di proses di lambung dan seterusnya. Sebelum ambil makanan kita gunakan kaki untuk berjalan mengambil makanan dan minuman, unsur kepala (di dalamnya ada otak) memegang peranan dalam memerintah, mengkoordinasi untuk melakukan semua hal. Sehingga disinilah makna wudhu yang sebenarnya adalah membersihkan dari dosa-dosa yang mungkin dilakukan oleh semua anggota tubuh yang berperan dalam mengkonsumsi makanan dan minuman tadi sehingga makanan dan minuman itu masuk ke dalam tubuh kita.

Kebiasaan berwudhu menjadi salah satu aktivitas yang sangat disarankan agar kita bisa terjaga dari perbuatan dosa-dosa, karena dengan kita berwudhu akan mengingatkan akan dosa-dosa yang diperbuat oleh anggota tubuh kita. Maka alangkah baiknya saat kita berwudhu, saat membasuh anggota wudhu di dalam hati kita memohon semoga Allah mengampuni dosa-dosa yang dilakukan oleh muka, tangan, kepala dan kaki kita. Bahkan aktivitas sebelum tidur pun, alangkah baiknya jika kita tidak melewatkan untuk berwudhu, selain menjaga kulit kita bersih, pikiran menjadi tenang, peredaran darah lancar. Rosulullah SAW menjanjikan suatu kebaikan kepada orang yang berwudhu ketika akan tidur, seperti yang diriwayatkan dari Ibnu Hibban, Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa tidur di malam hari dalam keadaan suci (berwudhu) maka Malaikat akan tetap mengikuti, lalu ketika ia bangun niscaya Malaikat itu akan berucap, "Ya Allah ampunilah hamba mu si fulan, karena ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci" (Hr. Ibnu Hibban & Ibu Umar r.a)."

Wallahualam Bissawab.

Oleh : Agus Nurihsan

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image