Kepala Unit Kerja Sama Uhamka Ungkap Pentingnya Internasionalisasi guna Tingkatkan Kualitas Pergurua
Edukasi | 2023-03-24 08:04:20Purnama Syae Purrohman selaku Kepala Unit Kerja Sama Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) menjadi narasumber dalam acara Teras tvMu di Channel TV Muhammadiyah dengan tema Kerja Sama dan Internasionalisasi Uhamka yang tayang melalui YouTube tvMu Channel dan website tvmu.tv, Jum’at (24/3).
Dalam hal ini, Purnama mengatakan bahwa sebagai lembaga pendidikan tinggi, tentu Uhamka perlu melakukan berbagai kerja sama atau kolaborasi, baik di bidang akademik maupun non akademik seperti dengan pemerintah, pengusaha, organisasi, maupun para tokoh yang ada.
“Sebagai lembaga pendidikan tinggi, Uhamka memerlukan berbagai kerja sama atau kolaborasi di bidang akademik maupun non akademik seperti dengan pemerintah, pengusaha, organisasi, maupun para tokoh. Jadi, kita harus terus bekerja sama,” tutur Purnama.
“Seperti Visi Uhamka yakni Prophetic Teaching University yang mencerdaskan secara spiritual, intelektual, emosional, dan sosial untuk mewujudkan peradaban yang berkemajuan sehingga Uhamka tidak cukup hanya menjadi Teaching University saja jadi Uhamka membuka fakultas-fakultas lain dan harus berkolaborasi dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri. Saat ini, Uhamka sudah Unggul sehingga harus terus dikembangkan lagi sehingga membuka jalur-jalur internasionalisasi yang ada di Uhamka,”ujar Purnama.
Disisi lain, Purnama menyatakan dalam jalur-jalur Kerja Sama dan Internasionalisasi, Uhamka telah mengirim mahasiswanya untuk menempuh pendidikan ke luar negeri yakni diantaranya Cina, Taiwan, Malaysia, Vietnam, Filipina, serta Jepang. Yang terbaru tahun 2022, ada kurang lebih 20 mahasiswa pergi ke Thailand Selatan untuk melakukan kegiatan praktek mengajar di sekolah-sekolah muslim daerah sekitar.
“Uhamka telah mengirim mahasiswanya untuk belajar ke luar negeri seperti Cina, Taiwan, Malaysia, Vietnam, Filipina, serta Jepang. Yang terbaru tahun 2022 kemarin, ada sekitar 20 mahasiswa dikirim ke Thailand Selatan untuk kegiatan praktek mengajar di sekolah-sekolah muslim di sana,” terang Purnama.
Oleh karena itu, Purnama memaparkan kompetensi yang diperlukan agar mahasiswa dapat ikut serta dalam program internasionalisasi yakni pertama, mahasiswa perlu memiliki kemampuan berbahasa Inggris untuk berkomunikasi. Kedua, mahasiswa perlu mempunyai wawasan terkait persiapan agar dapat survive dengan kehidupan di luar negeri.
“Kompetensi yang diperlukan bagi mahasiswa yaitu kemampuan berbahasa Inggris untuk berkomunikasi dan wawasan terkait persiapan agar dapat survive di luar negeri. Misalnya, saat ini kita memiliki mitra bernama Sofia University sebuah kampus di Bulgaria yang bekerja sama dengan kita sejak tahun 2016 untuk program Erasmus+ yakni kita mengirimkan beberapa mahasiswa ke sana kemudian mereka juga mengirim beberapa dosen ke sini yang masing-masing sudah dilakukan sebanyak 3 kali. Jadi, total mahasiswa yang sudah pernah dikirim ke sana ada sebanyak 8 orang untuk kuliah selama 1 semester di Bulgaria,” ucap Purnama.
Maka dari itu, Purnama menyebutkan bahwa adanya Kerja Sama dan Internasionalisasi di Uhamka sangat penting karena beberapa perguruan tinggi ataupun program studi di Indonesia sudah banyak yang terakreditasi internasional sehingga Uhamka juga harus mempersiapkan hal tersebut guna meningkatkan kualitas perguruan tinggi.
“Adanya internasionalisasi Uhamka sangat penting karena beberapa perguruan tinggi ataupun program studi di Indonesia sudah banyak yang terakreditasi internasional sehingga Uhamka juga harus mempersiapkan hal itu,” tambah Purnama.
Diakhir pemaparan, Purnama menyampaikan harapannya terhadap Kerja Sama dan Internasionalisasi Uhamka agar lebih maju dan berkualitas sehingga perlu diimplementasikan dengan berbagai aplikasi.
“Saya harap kedepannya setiap kerja sama yang dilakukan lebih bagus lagi dan harus ada implementasinya dari berbagai aplikasi yang ada,” tutup Purnama.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.