Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Wildan Mutaqin Wildan

Menggugat Status Quo: Memformat Ulang dan Mengembalikan Marwah Intelektual Masa Depan BEM UMJ

Info Terkini | Wednesday, 22 Feb 2023, 16:43 WIB
Wajah b

Mahasiswa sebagai agent of change tentu saja harus menjadi pionir bagi perubahan. Pada hakikat dan seharusnya agent of change itu dari waktu ke waktu harus selalu mempertanyakan, mencemaskan, memperingatkan, menegur agar nanti mampu menghasilkan sintesis dari setiap intrupsi dan kita tidak abai dalam setiap persoalan.

Organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM UMJ) saat ini sedang mengalami permasalahan besar, bagaimana tidak bermasalah, dalam system kekuasaan kita tidak boleh mengalami vacuum of power. Analoginya seperti ini seharunya sebelum di lakukan musyawarah mahasiswa kabinet periode sebelumnya, kabinet selanjutnya sudah terbentuk dan siap melanjutkan periodesasi, bukan kita melaksanakan musyawarah mahasiswa tapi regenenrasi selanjutnya belum disiapkan sehingga kita pada akhirnya mengalami vacuum of power.

Saya berharap insiden ini tidak boleh terulang lagi di dunia organisasi mahasiswa kita. Ini adalah bentuk bahwa kita harus mengembalikan marwah dan masa depan BEM UMJ dari organisasi yang status quo menjadi lebih adaptif dan thirst for change. BEM UMJ kehilangan marwah intelektual sebagai pionir utama kampus, kehilangan arah gerak karena kurang memiliki sumber daya manusia di kabinet yang kompeten, karena orang-orang yang mengisi kabinet cenderung hanya orang-orang yang koruptif dan hanya ingin mengejar jabatan tanpa gagasan dan tanpa punya konsep.

Semoga saja kedepan pemilihan kabinet BEM UMJ bisa dilakukan dengan mengedepankan sumber daya manusia yang kompeten punya integritas dan punya keresahan bersama dalam memperbaiki masa depan BEM UMJ.

Saat ini pengalaman sejarah telah menunjukan bahwa mahasiswa sangat menentukan dalam kehidupan bangsa dan negara yang menjadi iron stock. Saya pikir begini bagaimana kita mau mengambil peran dan menjadi bagian system di negara, jika mengurus organisasi mahasiswa saja kita cenderung korupsi, kolusi, dan nepotisme. Maka ini yang harus kita refleksikan bersama-sama bahwa kita harus belajar berbenah dan harus mau mengambil peran untuk memperbaiki organisasi mahasiswa kita.

Tantangan-tangan kita saat ini, salah satunya yang harus kita lakukan adalah kesadaran kolektif, tapi sayangnya saat ini kita melihat potret mahasiswa dengan hedonismenya, gerakan pragmatisme, gerakan terkotak-kotak oleh kepentingnya, dan mahasiswa yang, acuh, afatis, bahkan medioker.

Saat ini tentu kita tidak menutup mata tentang apa sudah terjadi dalam proses dunia mahasiswa, gerakan yang terkotak-kotak adalah potret nyata bahwa memang mahasiswa dengan kelompok kepentingan belum mampu membuat gerakan yang masif dan terasa oleh masyarakat. Itu perlu kita aaminkan kawan-kawan.

Kata Tan Malak ‘Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda’. Mahasiswa merupakan kaum intelektual muda yang bergerak sesuai dengan hati nuraninya, berjuang demi terciptanya peradaban yang penuh dengan keadilan. Mahasiswa adalah manusia bebas yang tak ingin dirinya diikat oleh hal-hal yang nantinya dapat menghambat dirinya berkreativitas dan mewujudkan suatu perubahan, serta yang selalu ingin bergerak untuk menuju perubahan besar.

Mahasiswa adalah manusia yang dipenuhi dengan semangat dan optimis dalam meraih mimpi-mimpinya, selalu berusaha selama kesempatan dan jalan itu masih ada. Itulah gambaran tentang mahasiswa yang dapat dilihat gambaran kecil yang menganggap mahasiswa itu adalah sebuah makhluk yang kuat, dan akan lebih kuat lagi bila disatukan, yaitu disatukan dalam organisasi kemahasiswaan.

Semangat reformasi seakan memberikan suntikan spirit perjuangan terhadap gerakan mahasiswa yang harus kita tanamkan semangat itu sampe sekarang, karena perjuangan dan perubahan itu ada di tangan kita. Semua gerakan apapun selalu memiliki prinsip perjuangan yang melandasi gerakannya untuk bisa bergerak sesuai dengan tujuan yang hendak diraih. Artinya kalau gerakan tanpa adanya prinsip perjuangan, bisa jadi gerakan tersebut lebih tepat di anggap gerakan ilusi tanpa arti. Maka teruslah bergerak teruslah melawan dan hadirkanlah kemenangan BEM UMJ harus menjadi pionir dan harus melahirkan aktivis gerakan yang kritis dan radikal.

BEM UMJ memliki peran dengan semua lembaga ormawa yang ada di UMJ dalam membentuk nilai-nilai karakter melalui aktifitas mahasiswa secara mandiri. Selain itu, peran organisasi kemahasiswaan di kampus sangat penting dalam pembentukan karakter mahasiswa dimana mahasiswa dapat memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam berorganisasi, serta pembentukan karakter yang nantinya bisa menjadi ciri khas mahasiswa.

Saat ini ilmu pengetahuan yang diproduksi di kampus seyogyanya ditransformasikan ke kehidupan masyarakat. Organisasi mahasiswa tidak boleh alfa dalam mengadvokasi masyarakat, baik itu yang berada dalam lingkungan sekitar kampus maupun secara umum. Organisasi mahasiswa adalah organisasi yang bisa dikatakan, dari mahasiswa, oleh mahasiswa, dan untuk semuanya.

Sudah saatnya saya kira pada momentum pesta demokrasi ini sebuah tajuk harapan, cita-cita dan optimisme itu kita hadirkan untuk perubahan besar, Saatnya kita kembalikan marwah intelektual dan masa depan BEM UMJ kepada yang seharusnya, satu periode cukup singkat jika kita pakai hanya untuk melepaskan hasrat kekuasaan, satu periode akan sangat berarti jika yang kita buat adalah perubahan, yaitu perubahan yang lebih baik, sejarah akan mencatat itu dan aktor selanjutnya akan mewariskan itu.

Kita berharap wajah baru BEM UMJ kedepan yang penuh dengan gagasan cemerlang dan mampu menjawab tantangan organisasi mahasiswa yang sudah tidak memiliki daya jual dan mampu memberikan waduh sebagai pionir utama organisasi eksekutif.

Mari kita tinjau bersama, bahwa lingkungan mahasiswa kita sedang tidak baik-baik saja, kita bisa melihat bahwa mahasiswa sekarang menjadi alergi diskusi dan miskin literasi, BEM UMJ harus mampu menjadi wadah membuat perpustakan intelektual demi masa depan mahasiswa yang menggembirkan kampus dengan pikiran dan yang terus memprovokasi persoalaan dan resah terhadap keadaan.

Penurunan intelektual lahir karena abainya interpusi terhadap persoalan. Kedepan besarnya UMJ karena mahasiswanya haus akan pengetahuan, rakus dalam membaca dan radikal dalam gerakan. Membaca adalah rahim pengetahuan, tempat dimana perlawanan lahir, kebodohan di berangus dan kemerdekaan jadi suluh peradaban. Fungsi kampus harus tetap menjadi benteng intelektual sebagai kebebasaan berpendapat.

Mari kita nantikan siapakah yang melanjutkan kursi Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta, siapapun yang terpilih Fakultas Hukum pemenangnya.

Oleh: Wildan Mutaqin

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Jakarta

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image