Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ibnu Fuadillah

4 Jenis pola asuh: mana yang terbaik?

Eduaksi | 2021-12-18 11:44:16
Sumber: Pixabay.com

Halo moms!

Anak merupakan salah satu tanggung jawab kita sebagai orang tua yang diberikan oleh Tuhan. Tentu, pemahaman orang tua yang baik terhadap pola asuh, sangat berdampak kepada si anak, sehingga anak dapat bersosialisasi sesuai dengan aturan yang ada pastinya.

Beberapa ciri perkembangan perilaku anak yang baik dapat ditandai dengan kemampuannya dalam membedakan antara perilaku baik dan buruk, menghormati orang yang lebih tua, dan mampu menaati peraturan yang berlaku di masyarakat.

Lalu, bagaimana sih moms cara mengasuh yang baik bagi perkembangan si anak ?

1. Ciptakan Kehangatan dalam keluarga

Kehangatan merupakan hal yang terpenting dalam mengasuh anak. Karena, dengan menciptakan suasana yang menyenangkan dalam kehidupan berkeluarga, dapat membuat anak nyaman dengan keluarga kecilnya. Lalu, bagaimana agar kehangatan senantiasa berada dalam keluarga ?

A. Perhatikan kesejahteraan anak,

B. Responsif terhadap kebutuhan anak,

C. Luangkanlah waktu untuk melakukan kegiatan bersama dengan sang anak,

D. Menunjukkan rasa antusias pada tingkah laku yang ditampilkan anak,

E. Peka terhadap emosional anak.

Berikut adalah beberapa pola asuh yang banyak orang tua lakukan, beserta dampaknya terhadap anak:

1. Pola asuh otoriter

Sikap pola asuh orang tua yang pertama adalah otoriter. Para orang tua sering kali tidak memberikan ruang bagi kehidupan anak, serta terlalu banyak memberi aturan dan tidak mendengarkan apa yang dibutuhkannya. Orang tua yang menjalankan pola asuh jenis ini beranggapan, bahwa apa yang dilakukannya baik, karena sesuai dengan pemikiran dan keinginannya.

Beberapa ciri orang tua yang otoriter adalah sebagai berikut mulai dari orang tua yang selalu mencampuri urusan sang anak, memarahi dan mencaci maki anak ketika gagal, memaksa kehendak si anak sesuai apa yang orangtuanya mau, kurang memperhatikan kebutuhan sang anak, dan orang tua selalu memukul anak jika ia salah.

Dampak yang akan anak rasakan antara lain, mulai dari tertekan, tidak memiliki kepercayaan diri, tidak berani mengambil keputusan, tidak kreatif, selalu menyendiri, takut dimarahi, hingga depresi.

2. Pola asuh tidak terlibat

Pola asuh orang tua jenis ini bersikap acuh tak acuh terhadap perkembangan sang anak. Beberapa ciri orang tuanya adalah orang tua tidak peduli mengenai perkembangan anak, tidak pernah membatasi apa yang anaknya lakukan, tidak mempedulikan kebutuhan anak, tidak melatih anak untuk bertanggung jawab, serta membiarkan walau si anak melakukan kesalahahan.

Dampak yang akan anak lakukan adalah tidak pedulinya anak terhadap lingkungan, kurang responsifnya anak dalam berempati, anak selalu merasa benar dan merasa bahwa orang lain selalu salah, berperilaku kurang sopan, dan sulit diajak bekerja sama.

3. Pola asuh demokrasi

Jenis pola asuh ini dianggap sebagai pola asuh terbaik, karena bukan hanya menuntut anak agar dapat melakukan sesuatu, tetapi anak juga diberikan ruangnya sendiri untuk bereksplorasi.

Beberapa ciri orangtuanya adalah; orang tua selalu mendengarkan pendapat anak, ikut terlibatnya orang tua dalam pengasuhan tanpa memaksa anak, melatih anak dalam bertanggung jawab, memberikan penjelasan apa yang baik dan buruk bagi dirinya dan orang sekitar, dan selalu berdiskusi dengan anak.

Dampak baik yang dialami sang anak adalah anak tumbuh dengan percaya diri, memiliki pemikiran yang luas, terbuka dengan orang tua, anak menyadari tentang pentingnya demokrasi, mampu memilih apa yang ia butuhkan, memiliki rasa tanggung jawab yang besar, dan mudah menerima saran orang lain.

4. Pola asuh permasif

Pola asuh ini bisa disebut sebagai pola asuh yang paling toleran dan penuh kesabaran. Ciri-ciri pengasuhannya adalah orang tua selalu mengizinkan apapun yang anak lakukan, tidak ada aturan yang mengekang, dan tidak turut terlibat dalam pola pikir anak.

Dampaknya adalah anak akan kekurangan kedisiplinan diri, memiliki keterampilan sosial yang buruk, selalu menuntut lingkungan, dan mudah marah.

Oke moms, setelah melihat beberapa pola asuh di atas, tentu kita mengetahui dampak yang anak rasakan jika kita terus menerus melakukan pengasuhan yang salah. Terlepas dari bagaimana jenis pola asuh yang moms gunakan, latar belakang pendidikan dan pengalaman dalam mengasuh juga cukup berpengaruh.

Kita sebagai orang tua yang diberi tanggung jawab oleh Tuhan, hendaklah mengasuh dan mendidik anak dengan cara yang baik dan tanpa paksaan. Karena apa yang kita ajarkan kepada anak kita, pasti akan membentuk kepribadian anak kita kelak ketika dewasa.

Referensi:

Anisah, Ani Siti. "Pola asuh orang tua dan implikasinya terhadap pembentukan karakter anak." Jurnal Pendidikan UNIGA 5.1 (2017): 70-84.

Ayun, Qurrotu. "Pola asuh orang tua dan metode pengasuhan dalam membentuk kepribadian anak." ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal 5.1 (2017): 102-122.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image