Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image HeryWibowo

Seri Pendidikan Pembangunan Sosial: Urgensi Merenungi Detik Demi Detik yang Terlewat

Eduaksi | Saturday, 11 Feb 2023, 13:59 WIB

Seri Pendidikan Pembangun Sosial: Urgensi Merenungi Detik-Detik yang terlewat

Waktu berlalu begitu cepat. Ini setiap kita sudah paham. Namun berapa banyak yang mencoba merenungi hilangnya waktu-waktu tersebut? Menghayati berlalunya detik demi detik tersebut? Mentadaburi perginya kesempatan untuk berbuat baik dan menambah perbekalan?

Maka tulisan ini sejatinya ditujukan bagi penulis sendiri, dan siapapun yang bertekad memiliki kehidupan yang lebih baik, atau sedikit lebih baik dari hari sebelumnya

Detik yang berlalu

Detik yang berlalu adalah hilangnya sebagian kehidupan kita. Hilangnya kesempatan-kesempatan dari upaya untuk mencapai asa dan cita-cita kita. Detik yang berlalu adalah sesuatu yang tidak mungkin dapat diulang, walau sedetik. Setiap detik yang berlalu adalah pelajaran berharga, bagi kita untuk menapaki detik selanjutnya.

Maka, seyogianya kita benar-benar perlu memperhatikan bagaimana kita mengisi waktu-waktu kita, detik demi detik, menit demi menitnya. Mengapa? Karena kita semua sedang berjalan menuju stasiun penghentian akhir, yang kondisi di stasiun tersebut adalah tergantung dari bekal yang kita kumpulkan hari ini, hari sebelumnya dan hari seterusnya. Mengapa? Karena status kita di stasiun tersebut, adalah tergantung dari bagaimana kita mengisi detik demi detik kita hari ini, apakah dominan dengan kebaikan, ataupun keburukan. Apakah dengan berhura-hura dan berfoya-foya, atau tekun dalam ibadah dan kebaikan.

Kita hari ini

Sejatinya, kita hari ini, adalah kumpulan hasil keputusan-keputusan kita hari yang lalu. Hasil keputusan kita terhadap bagaimana kita menggunakan badan kita, menidurkan atau mengolahragakannya. Hasil keputusan kita terkait bagaimana cara kita mengkonsumsi makanan, apakah makanan sehat/tidak, manis/tidak, asin/tidak dan lain-lain.

Maka jadilah kita hari ini. Apakah kita yang gemuk, kita yang sixpac, kita yang mudah lelah, kita yang bersemangat dan lain-lain. Maka inilah pelajaran terpenting bagi kita. Bahwa kita adalah kumpulan dari keputusan-keputusan kita dari detik-detik sebelumnya.

Walaupun hidup kita tentu sudah berada dalam suratan takdir Allah Subhanahu wa ta’ala. Namun demikian, tetaplah kita hari ini adalah kumpulan pemikiran, sikap dan perilaku kita di masa lalu. Kita hari ini adalah kumpulan dari apa yang kita pedulikan dan acuhkan di masa lalu. Maka tetaplah berusaha dan berjuang, untuk menghasilkan kita yang kita inginkan di masa depan.

Karena tugas manusia, sejatinya, adalah terus berdoa, berusaha dan menyerahkannya kembali kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Jadi, melalui pemahaman ini, sesungguhnya inilah momentum terbaik kita untuk membangun perencanaan bagaimana kita mengisi waktu demi waktu kita kelak.

Penulis adalah pegiat Digital Social Educators

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image