Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sri Maryati

Pentingnya Pendidikan Konsumen Usia Dini

Eduaksi | Thursday, 09 Feb 2023, 12:05 WIB
Rombongan anak TK ke mall untuk pendidikan usia dini

Rombongan sekolah TK Atta’zhimiyah Cigondewah, Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung berbaris rapi memasuki Toserba BORMA cabang Caringin. Anak-anak TK itu tampak riang gembira memasuki toserba yang memiliki tagline murah setiap hari dengan produk-produk yang berkualitas. Para siswa tampak berjalan dengan seksama, memilih-milih barang atau produk yang ada di rak atau gondola toserba. Dengan antusias mereka memandangi produk-produk yang dia kenal lewat iklan di televisi dan media lainnya.

Anak-anak TK itu dibekali dengan batasan jumlah uang tertentu untuk dibelanjakan dengan didampingi beberapa guru. Tujuan rombongan TK mendatangi toserba adalah dalam rangka pendidikan konsumen sejak dini. Mereka belajar teliti sebelum membeli. Mendidik mereka agar bisa membelanjakan uangnya secara baik dan bertanggung jawab. Mampu memilih produk-produk yang bermutu tanpa terburu nafsu.

Para guru dan orang tua harus mengajari anak menjadi konsumen yang bertanggung jawab, yaitu yang dapat membuat keputusan membeli yang penuh perhitungan, memahami hubungan antara kualitas dengan harga, melakukan penelitian sebelum melakukan pembelian, belajar mengalahkan dorongan atau nafsu untuk belanja tanpa perhitungan dan impulsif.

Fenomena saat ini banyak anak-anak menunjukkan perilaku pembelian berdasarkan kebutuhan untuk menjadi anggota suatu kelompok. Mereka punya dorongan kuat untuk memiliki barang yang tepat, seperti contohnya mengenakan pakaian yang tepat, serta melakukan hal-hal yang sesuai dengan kebiasaan kelompoknya.

Hasil riset menunjukkan bahwa acap kali konsumen anak-anak hingga remaja membeli sesuatu bukan karena kebutuhan tapi karena pendapat orang lain, ia ingin tampil menarik seperti teman-temannya. Keinginan untuk diterima oleh suatu kelompok telah mengubah kenyataan, nilai dan pilihan remaja, hal ini sangat merusak dilihat dari sudut pandang finansial dan berdampak pada pengalaman finansial saat mereka dewasa nantinya.

Dari segi ilmu komunikasi produk, kegiatan anak-anak mendatangi mall atau toserba bisa dianalisasi dari sisi persepsi stimulus-responses, yang bisa menunjukkan bahwa dalam proses pembentukan persepsi, anak-anak mengawali dengan perhatian yang positif. Mereka dapat menginterpretasikan secara baik informasi dan juga mendapatkan pengetahuan tentang pesan merek produk yang disampaikan dalam iklan.

Pendidikan konsumen bertujuan memberikan pengetahuan tentang perlindungan konsumen, tahu akan kewajiban dan hak-haknya dalam berkonsumsi barang dan jasa, agar konsumen menjadi pembelanja yang smart, berprilaku yang bertanggung jawab, memiliki gaya berkonsumsi yang sehat,dan cinta produk dalam negeri, serta tidak mudah tertipu atau terpedaya pada waktu mengambil keputusan dalam berkonsumsi barang maupun jasa, tidak konsumtif. Pengertian Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lainnya. Seperti Kucing dan Anjing yang menjadi binatang kesayangan yang dipelihara di rumahnya.

Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU Perlindungan Konsumen, “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.” Mengintegrasikan pendidikan konsumen dalam pembelajaran di dunia pendidikan, dapat dilakukan dengan pemuatan nilai-nilai karakter konsumen yang smart, sehat, bertanggung jawab, teliti, hati-hati dan waspada melalui tiga pilar pendidikan tersebut, terutama pilar pendidikan dalam keluarga.

Didalam keluargalah anak lebih banyak waktu dalam kesehariannya. Untuk itu orang tua terutama Ibu harus memberikan Pedidikan Konsumen sekaligus pendidikan karakter agar anak memiliki kemampuan menjadi pembelanja yang berkualitas, selektif, dan sesuai dengan skala prioritas kebutuhan yang positif.

Anak perlu diajarkan menjadi smart shopper mulai dari menyusun perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasinya. Pelaksanaan pendidikan konsumen yang berkarakter di dalam keluarga perlu didukung oleh keteladanan orang tua terutama Ibu, serta budaya lingkungan yang berkarakter, oleh karena itu Ibu dituntut dapat berprilaku berkonsumsi dalam sehari-hari yang dapat dicontoh oleh putra putrinya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image