Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kuliah Suharti

Bijak Penggunaan Antibiotik

Eduaksi | Wednesday, 08 Feb 2023, 11:41 WIB

Di Indonesia, banyak penderita influenza atau diare yang terbiasa diberi antibiotik. Informasi dari organisasi layanan medis Guardians Care Establishment menyebutkan bahwa 86% pasien dengan penyakit virus yang ditandai dengan demam diberikan antibiotik, sedangkan 74% yang mengalami diare juga diberikan antibiotik.Meskipun penyakit ini disebabkan oleh virus. Jika disebabkan oleh infeksi, kuncinya adalah makan dan istirahat yang cukup. Jika Anda memiliki istirahat yang cukup, tubuh akan membentuk sistem kekebalannya sendiri untuk melawan infeksi.

Obat antibiotik adalah kumpulan obat yang dapat mengobati dan mencegah perkembangan organisme bakteri yang menyebabkan penyakit dan infeksi. Antibiotik merupakan golongan untuk mengobati infeksi bakteri seperti tipes,selulitis,bisul,dan beberapa infeksi oleh parasit tertentu.

Obat antibiotik harus dibeli dengan resep dokter dan digunakan sesuai petunjuk dokter. Jika dikonsumsi secara sembarangan, antibiotik tidak dapat menyembuhkan penyakit, melainkan menyebabkan berbagai masalah medis. Penggunaan obat yang tidak tepat dosisnya juga akan memberikan resistensi terhadap kuman dan virus yang ada di dalam tubuh dan justru membuat kondisi tubuh Anda semakin lemah. Jenis obat yang harus diberikan meskipun seseorang yang sudah merasa sembuh atau lebih baik. Bukan tanpa alasan seorang dokter spesialis memberikan antibiotik kepada pasiennya dalam berbagai kadar dan dosisnya berbeda-beda.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2021 tentang Aturan Penggunaan Antibiotik merupakan salah satu acuan penatalaksanaan penyakit yang melibatkan bahan antibiotik dalam aturan nasional untuk kepentingan kedokteran. Namun, masyarakat umum jelas dapat ikut serta dalam membaca, mengkaji dan mengawasinyaPeraturan Menteri Kesehatan ini menggantikan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2406/MENKES/PER/XXI/2021 tentang prinsip dasar pemanfaatan antibiotik karena perubahan diharapkan dapat membantu program pengendalian resisten antimikroba dengan memperluas ketepatan penggunaan antibiotik dalam pelayanan kesehatan.

Penggunaan antibiotik yang keliru membuat mikroorganismemenjadi resisten atau kebal. Mengapa bakteri dapat menjadi resisten? Bagaimanapun, bakteri dapat menyebabkan kekebalan atau resisten, yaitu karena:

1. Penggunaan antibiotik yan tidak sesuai indikasi,dosis,dan jenis. Penggunaan yang terlalu lama atau pendek, misalnya penggunaan antibiotik 3x sehari harus dikonsumsi secara teratur dan antibiotik dengan jadwal 2x sehari harus dikonsumsi dan dihabiskan.

2. Penggunaan antibiotik secara terus-menerus.

3. Memakan makanan yang mengandung residu antibiotik.

4. terpapar oleh pasien infeksi bakteri resisten.

Seperti yang baru-baru ini disebutkan, antibiotik hanya digunakan untuk penyakit yang disebabkan oleh penyakit Saluran Kemih, Sakit Tenggorokan dan Radang Amandel, Infeksi Telinga dan Radang Paru-paru.

Kemudian beberapa penyakit yang disebabkan oleh infeksi yang tidak memerlukan obat antibiotik antara lain batuk dan pilek tanpa rasa sakit, cacar air, gondongan, campak, demam berdarah, luka ringan, saluran air yang tidak berdarah, hepatitis.

Penggunaan antibiotik dapat menimbulkan reaksi tertentu seperti reaksi hipersensitif, kesemutan, kulit merah, dan lain-lain jika kita tidak bijak atau salah menggunakannya tergantung pada yang mengkonsumsinya.

Oleh karena itu, untuk penggunaan antibiotik penting untuk berkonsultasi dengan tim pelayanan kesehatan profesional seperti dokter atau spesialis obat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Seperti melalui berbagai aplikasi kesehatan saat ini.

Berikut ini beberapa data yang harus didapatkan beberapa informasi tentang antibiotik:

1. Minta jenis dan jumlah dari obat yang didapat.

2. Dapatkan beberapa informasi tentang pedoman minum obat.

3. Tanyakan waktu atau interval.

4. Tanyakan bagaimana cara menyimpan obat.

5. Dapatkan beberapa informasi tentang kemungkinan efek samping

6. Dapatkan beberapa informasi tentang resiko alergi

Adapun yang harus diperhatikan dalam penggunaan obat antibiotik yaitu:

1. Usahakan untuk tidak menggunakan antibiotik di luar anjuran dokter dan apoteker

2. Jangan membeli antibiotik tanpa resep dari dokter atau menggunakan pengobatan lama.

3. Usahakan untuk tidak memberikan antibiotik kepada orang lain.

Hal utama adalah memastikan Anda mendapatkan informasi sejelas mungkin tentang penggunaan antibiotik. Jangan sampai kita igin sehat tetapi justru membahayakan untuk diri sendiri karena penggunaan antibiotik yang tidak tepat..

Maka dari itu “Ayo Bijaklah Dalam Penggunaan antibiotik!!”

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image