Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rina Mariana

Nasionalisme

Sejarah | Wednesday, 08 Feb 2023, 10:51 WIB

MENANAMKAN SEMANGAT NASIONALISME SEJAK DINI

Di era globalisasi saat ini tak bisa di pungkiri bahwa persaingan dunia semakin kuat, yang di latar belakangi dengan munculnya ide-ide baru para politikus yang beranggapan bahwa dirinya sudah mampu menguasai dunia, sehingga tanpa ragu mereka bisa berbuat apapun sesuai dengan keinginan mereka meskipun itu semua terjadi di luar akal sehat mereka dan sering sekali bertentangan dengan hukum serta undang – undang yang berlaku di negara kita. Adapun yang menjadi ancaman terbesar saat ini adalah sudut pandang yang dimiliki oleh generasi penerus bangsa yaitu para pemuda yang seolah – olah tidak mau tau bahkan acuh dengan apa yang terjadi di negara nya. Mereka tidak pernah menyadari bahwasanya dengan ketidak pedulian mereka justru itu yang membuat negara kita semakin krisis dalam segala hal, baik itu politik, ekonomi, sosial bahkan krisis kemanusiaan.

Seperti yang sedang banyak terjadi sekarang ini di negara kita, yaitu korupsi dimana – mana, adu domba dimana – mana, para politikus saling menggonggong untuk merebut kursi jabatan, adapun pelajar, mahasiswa bahkan guru sekalipun tidak segan – segan untuk saling baku hantam, kenapa itu bisa terjadi alasanya hanya satu “ Kurangnya Rasa Nasionalisme Yang Di Tanamkan Sejak Dini”. Kalau saja seandainya rasa cinta terhadap tanah air itu benar – benar kita tanamkan dalam hati dan mendarah daging di sanubari kita, mungkin takut rasanya melihat negara kita akan terpuruk.

Negara merupakan bentuk organisasi dari masyarakat atau kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama. Dari sinilah kita bisa mengambil suatu pengertian bahwasanya negara yang maju itu adalah negara yang masyarakatnya atau warganya memiliki rasa cinta yang sama, keinginan yang sama, kasih sayang yang sama dan harapan yang sama untuk kemajuan negaranya. Jadi kalaupun ada perbedaan – perbedaan yang terjadi di dalam suatu negara hal itu hanya sebatas bagaimana cara berfikir masing – masing orang untuk tetap memberikan yang terbaik untuk negara kita.

Banyak hal yang akhir – akhir ini terjadi di negara kita khususnya melemahnya loyalitas masyarakat atau pengabdian masyarakat yang tinggi terhadap bangsa dan negara. Sehingga dengan bangganya mereka lebih memperkenalkan budaya asing, makanan asing bahkan destinasi wisata asing, mereka bangga dengan produk luar dan sebagainya. Terutama anak – anak muda jaman sekarang atau yang lebih terkenal dengan sebutan “ KIDS ZAMAN

NOW “. Mereka mengaplikasikan rasa bangganya dengan banyak menggunakan produk atau trend luar yang pada dasarnya mereka tidak tau bahwa dengan cara itu mereka sudah melemahkan negaranya sendiri.

Tidak ada salahnya kita menyukai budaya atau produk luar, tetapi kita juga harus bijak dalam membatasi diri, artinya kalau ternyata hal itu dapat memberikan manfaat demi kemajuan kita dan negara kita, sah – sah saja kita gunakan. Tapi ada batasan, ada pertimbangan dan memungkinkan kita harus lebih hati – hati memilih mana hal – hal yang dapat memberikan manfaat dan mana hal – hal yang memang dapat mendatangkan mudarat.

Di sinilah peran seorang guru sangat – sangat di butuhkan, belajar tentang Nasionalisme tidak hanya semata – mata karena tuntutan materi atau kurikulum atau teori saja akan tetapi lebih kepada rasa cinta yang di tanamkan dalam hati, sehingga itu terus terpupuk seumur hidupnya. Adapun cara yang harus kita wujudkan sebagai seorang guru dalam menanamkan semangat nasionalisme terhadap anak didiknya yaitu dengan cara, lebih memperkenalkan budaya masing - masing daerah, lebih mengingat siapa saja nama – nama pahlawan nasional, kemudian dengan banyak memberikan stimulasi terhadap siswa sehingga siswa bisa merasakan bagaimana para pahlawan kemerdekaan dulu berjuang dengan rela mengorbankan segala yang dia miliki untuk membela tanah air kita sehingga sekarang kita bisa menikmati tanpa takut akan ada penjajahan lagi.

Peranan guru menjadi sangat penting dalam pembentukan karakter siswa yang memiliki rasa nasionalisme karena semakin tinggi kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, semakin tinggi pula keberhasilan guru dalam menanamkan nilai karakter siswa. Menanamkan rasa nasionalisme sejak dini dilakukan mulai dari ketika anak sudah mengenal arti dari sebuah rasa yang ada dalam hati untuk di curahkan terhadap bangsa dan negara nya. Tapi tidak sampai berlebihan dengan menganggap negara lain lebih rendah di banding dengan negara kita.

Rasa Nasioanalisme yang kita tanamkan sejak dini kepada anak – anak kita bisa saja kita mulai dari lingkup terkecil di sekitar kita yaitu dengan mengajarkan mereka bagaimana caranya mereka mencintai budaya daerah sendiri, bahasa daerah sendiri, kemudian produk lokal dari daerah mereka sendiri dan masih banyak lagi. Dengan mereka mencintai apapun yang berkaitan dengan daerah mereka sendiri maka secara tidak langsung mereka juga bisa membangkitkan rasa bangga mereka memiliki suatu daerah dengan potensi yang ada

sehingga mereka tidak lagi malu mengatakan bahwa inilah daerah saya, ini lho negara saya dan lain sebagainya.

Usia dini merupakan masa keemasan atau yang di kenal dengan istilah ”golden age” dimana pada masa ini perkembangan otak anak berkembang dengan sangat pesat. Masa ini pula menjadi masa yang kritis dalam perkembangan anak. Peristiwa ini terjadi sekali seumur hidup. Oleh karena itu pada masa ini anak harus benar – benar distimulasi agar perkembangannya menjadi optimal, demi masa depannya. Stimulasi dapat di berikan salah satunya melalui pendidikan.

Dalam rangka pembentukan karakter bangsa sejak usia dini salah satu aspek yang di kembangkan adalah pendidikan nilai. Dengan diberikannya pendidikan nilai dan moral sejak usia dini, diharapkan pada tahap perkembangan selanjutnya anak akan mampu membedakan baik buruk, benar salah sehingga anak dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari – harinya. Ini akan berpengaruh pada mudah tidaknya anak diterima dalam masyarakat. salah satu bidang yang harus ada dalam pendidikan nilai moral adalah penanaman nilai moral nasionalisme. Seperti diketahui bahwa di era globalisasi ini wawasan kebangsaan menjadi sangat penting untuk diberikan kepada anak usia dini.

Jadi kesimpulannya adalah rasa nasioanalisme merupakan bagian terpenting yang harus di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari terutama terhadap anak didik yang usianya masih sangat belia, karena dari situlah yang akan menjadikan dan membentuk karakter dari seorang anak untuk lebih cinta lagi terhadap negerinya. Dan itu akan terus tertanam sejak mereka baru memiliki rasa sampai akhir hayatnya. Disinilah keberhasilan seorang guru bisa tergambar dengan jelas dan nyata ketika ada seorang anak didik yang mampu memberikan hal lebih yang dia miliki untuk negeri tercinta, baik itu dengan prestasi ataupun dengan kemampuannya yang lain. Karena tidak gampang bagi seorang guru memberikan keyakinan sepenuhnya kepada seseorang atau anak didiknya kecuali atas dasar keyakinan yang dia miliki bahwa apapun yang dia lakukan semata – mata karena mencari keridhoan tuhan. Dan inilah tantangan terbesar seorang guru dalam membentuk karakter anak. Apakah nanti anak didik tersebut mampu melakukan seperti apa yang gurunya harapkan atau bahkan sebaliknya.

Hal terpenting yang harus sama – sama kita ketahui adalah ketika kita sudah memberikan sesuatu yang terbaik dengan maksimal, maka yakin saja pasti hasilnya juga akan maksimal, yang terpenting semangat nasionalisme kita jangan sampai goyah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image