Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image UCare Indonesia

9 Buah Manis dari Ridha Kepada Allah Taala

Agama | 2023-02-07 11:34:28
sumber gambar: freepik.com

Sikap ridha akan melahirkan banyak kebaikan dan kemuliaan. Di antaranya mulai dari kecintaan kepada Allah, keselamatan dari api neraka, mendekatkan jalan dalam meraih surga, keridhaan Allah, menumbuhkan prasangka baik seorang hamba kepada Rabb, ketenteraman jiwa, dan kehidupan yang layak.

9 Buah dari Ridha Kepada Allah

1. Kelapangan dan kegembiraan dari Allah. Sementara itu, Rasulullah Saw. adalah manusia yang paling diridhai Allah, paling berbahagia, dan paling banyak mendapat kelapangan dari-Nya. Karena itu, sikap ridha termasuk di antara kesempurnaan ibadah. Ibadah tidak akan sempurna jika tanpa dibarengi keridhaan, kesabaran, tawakal, rendah hati, dan kebutuhan kepada Allah.

2. Sikap ridha akan menimbulkan keridhaan Allah terhadap hamba-Nya.

3. Keridhaan akan membebaskan diri kita dari kesedihan, kesengsaraan, dan kesukaran hati. Oleh karena itu, pintu surga dunia akan bisa dibuka dengan keridhaan, sebelum meraih surga akhirat kelak. Keridhaan akan datangkan ketenangan dan ketenteraman dalam hati seseorang.

Berbeda dengan kemurkaan yang akan menimbulkan kebimbangan dan kegundahan. Karena itu, keridhaan itu akan menanamkan ketenangan dalam hati seorang hamba, yang tidak akan pernah tertanam pada yang lain. Tidak ada yang lebih bermanfaat daripada keridhaan. Sebab, kapan saja ketenangan itu masuk ke dalam hati, keadaannya akan menjadi baik.

4. Keridhaan termasuk bagian dari keadilan. Keridhaan akan menjadikan seorang hamba merasakan keadilan Tuhan-nya. Rosulullah Saw. bersabda, "Sungguh adil ketetapan- Mu kepadaku."

Allah Azza wa Jalla berfirman, “Sesungguhnya apabila diri-Ku ditaati, Aku pun ridha. Dan apabila Aku telah ridha, Aku akhirnya akan menurunkan berkah. Dan apabila Aku marah, Aku akan melaknat, sedangkan laknat-Ku itu akan mencapai tujuh keturunan."

5. Keridhaan akan membukakan pintu keselamatan dari permusuhan, penipuan, dan kedengkian. Sebab apabila seseorang tidak merasa ridha dengan bagian Allah, pasti dia akan melihat bagian orang lain. Dia akan selalu menjadi orang yang mendengki dan berharap nikmat yang dimiliki orang lain hilang.

6. Keridhaan akan menjadikan dirimu tidak meragukan ketentuan Allah, takdir-Nya, hukum-Nya, dan ilmu-Nya. Karenanya, engkau akan menjadi pasrah terhadap perintah-Nya sambil meyakini bahwa apa yang terjadi penuh dengan kebijaksanaan. Adapun orang yang tidak memiliki sikap ridha akan selalu ragu dan dibisiki oleh setan, "Apa hikmah dari ini dan ini?" Oleh karena itu, keridhaan dan keyakinan adalah dua hal yang saling berkaitan, sedangkan ketidakpuasan dan keraguan adalah dua kejelekan yang selalu beriringan. Jika kamu mampu untuk beramal dengan penuh keridhaan sambil dibarengi keyakinan, lakukanlah. Dan jika kamu tidak mampu, sesungguhnya dalam kesabaran itu terdapat kebaikan yang melimpah.

7. Keridhaan akan membuahkan rasa syukur. Karena itu, orang yang dalam hidupnya seringkali tidak puas maka tidak pernah memiliki rasa syukur. Dia akan merasa bahwa dia telah rugi, haknya telah berkurang, dan bagiannya telah tiada. Orang yang ridha selalu memandang bahwa pada asalnya dia tidak memiliki kenikmatan apa pun. Sikap ketidakpuasan itu merupakan bentuk kufur nikmat, sedangkan keridhaan lahir dari syukur nikmat.

8. Ridha Allah akan menurunkan ketenangan dan ketenteraman kepada orang-orang mukmin.

Firman Allah Swt., sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya) (QS Al-Fath [48]: 18).

Yakni bahwa Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin, ketika mereka berbaiat kepada Nabi Muhammad Saw. di bawah pohon dengan Baiat Ridwan. Maka Allah mengetahui apa yang tebersit di dalam hati orang-orang mukmin dari keimanan, kejujuran, dan kesempurnaan. Karenanya, Allah mengaruniakan ketenangan kepada mereka, menegarkan hati mereka, dan memberikan ganti kepada mereka dari sesuatu yang dapat meluputkan mereka dengan Perjanjian Hudaibiyyah.

9. Di hari akhir nanti, jiwa seorang mukmin yang tenang akan bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan ridha dan diridhai. Lalu, bukankah ini menjadi keinginan kita semua?

Sebagaimana dalam firman-Nya, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya (QS Al-Fajr [89]: 28). Yaitu kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan ridha dengan kemuliaan Allah kepadamu, sedangkan Allah Swt. telah ridha kepadamu. Firman-Nya, Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku (QS Al-Fajr [89]: 29-30).

Referensi: ‘Iwadh, Ahmad ‘Abduh, 2008, Mutiara Hadis Qudsi Jalan Menuju Kemuliaan dan Kesucian Hati, Bandung: PT Mizan Pustaka

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image