Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ummu Zidan

Rohingya dan Ukhuwah Islam Sejati

Info Terkini | Sunday, 15 Jan 2023, 15:48 WIB

Rohingya, sebuah etnis yang terusir dari tanah kelahirannya sendiri. Kondisi mereka tak menentu, terlunta-lunta adalah bagian dari kisah kehidupannya.

Rohingya merupakan etnis Islam yang tidak diakui oleh pemerintah Myanmar. Mereka sering mendapatkan perlakuan tak berperikemanusiaan, hingga terpaksa harus keluar dari negerinya untuk mendapatkan hak suaka dari negara lain.

Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri RI, pada November 2022 terdapat dua kali kejadian kedatangan imigran Rohingya di Aceh, dengan total 229 orang ke Kabupaten Aceh Utara.

Selain itu, pada 25 Desember 2022 sebanyak 57 orang ke Kabupaten Aceh Besar, lalu 174 orang ke Kabupaten Pidie pada 26 Desember 2022, dan terakhir pada Ahad (8/1/2023) mereka mendarat di Aceh Besar 184 orang. (Republika.co.id, 11/01/ 2023)

Indonesia pun bersedia menampung mereka sementara waktu dengan alasan kemanusiaan dan menjunjung nilai HAM.

United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) sebagai organisasi internasional mendapat tugas dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk memberikan perlindungan dan bantuan berupa pemenuhan kebutuhan dasar bagi pencari suaka dan pengungsi dan bekerja sama dengan beberapa mitra. Saat ini status pengungsi Rohingya ditangani oleh UNHCR dan belum ada kejelasan nasib mereka.

Mengapa dunia selalu berharap pada PBB dalam menangani konflik antar negara? Padahal selama ini PBB selalu menggunakan standar ganda. Sudah nyata-nyata kasus kekejaman di luar batas kemanusiaan terjadi di Rohingya, namun yang ada hanya kecaman demi kecaman.

Jika PBB berniat serius ingin menghentikan kebrutalan pemerintah Myanmar, mengapa tidak bersegera mengirimkan pasukan NATO, sang polisi dunia? Inilah sikap bermuka dua PBB, mengecam Myanmar sekaligus mengajak negara-negara lain untuk membantu dan memberikan suaka kepada Rohingya. Pada saat yang sama PBB membiarkan kebengisan Myanmar terhadap Rohingya.

Semua itu disebabkan standar ganda Barat, karena Rohingya adalah etnis muslim. Sikapnya saja sejahat itu, apalagi yang tersembunyi dalam dada-dada mereka. Kebenciannya terhadap muslim sudah tak bisa ditutupi lagi. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran 118.

قَدْ بَدَتِ ٱلْبَغْضَآءُ مِنْ أَفْوَٰهِهِمْ وَمَا تُخْفِى صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ ٱلْءَايَٰتِ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْقِلُونَ

"Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya."

Maka kaum muslimin tak layak berharap pada PBB dalam menyelesaikan kasus kejahatan kemanusiaan yang dialami oleh saudara sesama muslim di negeri-negeri Islam. Umat Islam harus bersatu mewujudkan persatuan dan ukhuwah Islam sejati.

Negara-negara muslim sengaja diberi sekat nasionalisme yang memisahkan negerinya, menjadi beberapa negara bangsa.

Adanya sekat semu ini menjadikan kehidupan politik kaum muslimin tercerai, ukhuwah pun terkoyak. Banyaknya negeri muslim ternyata tak punya nyali untuk membantu saudara seiman. Betapa muslim Rohingya selalu ditolak kedatangannya oleh saudara seakidah dengan alasan bukan termasuk warga negaranya.

Padahal dalam Islam sudah ditekankan bahwa sesama muslim adalah saudara. Sebagai saudara, pasti akan berupaya maksimal untuk membantu kesulitannya. Namun yang terjadi adalah mereka hanya mampu diam menyaksikan penderitaan saudaranya yang terombang-ambing di perahu tanpa kepastian keamanan apalagi kenyamanan.

Sungguh sikap yang sangat tidak layak membiarkan saudaranya dizalimi oleh musuh di depan mata. Nasionalisme-lah yang membelenggu tangan-tangan kita untuk mengulurkan bantuan. Maka dari itu saatnya kaum muslimin merobek belenggu yang menyesatkan sikap mereka.

Umat Islam di seluruh dunia harus bersatu membentuk sebuah kekuatan dalam wujud sebuah negara yang akan menerapkan syariat-Nya yang agung. Termasuk syariat jihad untuk membantu muslim yang tertindas sekaligus mengusir penjajah dari bumi Islam. Maka muslim Rohingya dan saudara muslim tertindas yang lain tidak perlu mencari suaka ke negara tetangga karena seluruh bumi Islam adalah rumah tinggal mereka. Kholifah adalah pengayom dan pelindung umat.

Sungguh indah ukhuwah Islam sejati yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. Kapankah masa itu akan terwujud? Tentu saja tergantung dari upaya perjuangan segenap kaum muslimin. Karena pertolongan Allah sungguh sangat dekat. Wallahu a'lam bish-shawab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image