Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Emma Farida

Upaya ASN Lestarikan Turubuk Melalui Serbuk

Guru Menulis | Saturday, 14 Jan 2023, 11:08 WIB

Turubuk merupakan tanaman yang biasa tumbuh di Loji, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang. Tanaman dengan nama latin Saccharum edule Famili Poaceae ini tumbuh seperti tanaman tebu dan bagian bunganya yang kita makan memiliki rasa seperti telur ikan. Keberadaannya yang cukup langka menjadikan tanaman ini memiliki harga yang cukup fantastis. Untuk satu ikatnya yang terdiri dari 35-40 bunga dibandrol sekitar 50- 75 ribu rupiah.

Berdasarkan hasil penelitian dari Febiani, E (2021) ditemukan bahwa Turubuk ternyata memiliki potensi untuk sistem imunitas tubuh, hal ini terlihat dari hasil fenol, Fe (zat besi), Vitamin C, Vitamin B6 dan Protein yang terkandung didalamnya. Fenol merupakan senyawa yang dapat menangkal radikal bebas dan berpotensi mencegah kanker, sedangkan Fe (zat besi) dalam tubuh memiliki peranan penting dalam mendistribusikan oksigen menuju otot, membentuk enzim, kolagen serta berperan untuk ketahanan tubuh. Mengingat banyaknya kandungan gizi dari Turubuk maka sebaiknya semua kalangan masyarakat harus mengonsumsinya.

Foto Tanaman Turubuk di daerah Pangkalan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Masyarakat sekitar biasa mengolah Turubuk menjadi pepes, lalapan mentah, tumis dan sayur. Sayangnya olahan ini jarang disukai oleh anak-anak, data ini diperoleh ketika melakukan tanya-jawab kepada siswa di Sekolah. Padahal berdasarkan kandungan gizi di dalamnya, Turubuk sangat diperlukan untuk menjaga imunitas tubuh, sebagian besar siswa tidak menyukai rasa dan tekstur dari Turubuk ini. Tentu saja hal ini menimbulkan kekhawatiran, apakah Turubuk ini akan tetap lestari jika keberadaannya tidak disukai oleh generasi muda saat ini.

Peranan seorang guru sebagai garda depan dalam menyiapkan generasi muda diperlukan. Guru sebagai salah satu ASN (Aparatur Sipil Negara) dapat ikut serta membantu agar tanaman Turubuk ini tetap lestari dan tetap digemari oleh generasi muda.

Melalui kegiatan kewirausahaan P5 SMPN 2 Pangkalan, guru pun dapat ikut andil mengupayakan agar Turubuk tersebut tidak diolah seperti biasanya namun diolah menjadi makanan terkini dengan kemasan menarik dan harga yang terjangkau. SMPN 2 Pangkalan Karawang tahun 2022/2023 saat ini masih menggunakan kurikulum mandiri belajar.

Dalam implementasinya sekolah menggunakan kurikulum 2013 dan kurikulum darurat, walaupun masih menggunakan mandiri belajar namun sekolah ini sudah mulai menerapkan prinsip- prinsip yang terdapat di dalam Kurikulum Merdeka salah satunya yaitu kegiatan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).

Kegiatan P5 di SMPN 2 Pangkalan pada tahun ini baru diterapkan di kelas VII dengan mengangkat tema kewirausahaan. Melalui Judul Projek Serbuk (Serba Turubuk), siswa diberikan ruang berkreatifitas dalam menciptakan suatu olahan makanan kekinian yang berasal dari Turubuk.

Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, masyarakat pada umumnya mengolah Turubuk hanya sebatas lauk nasi saja. Padahal Turubuk bisa disajikan dalam tampilan kekinian namun tidak meninggalkan ciri dari makanan lokal. Selain menjaga kearifan lokal, kegiatan ini dapat membuka peluang usaha bagi siswa dan juga masyarakat sekitar. Turubuk dengan segala olahan terkininya diproduksi oleh siswa serta dipasarkan di sekitar lingkungan sekolah dan juga di sekitar tempat tinggal siswa.

Keberlangsungan Serbuk ini tentu saja berkat adanya kerjasama yang solid antara Komite Sekolah, Orangtua Siswa, Siswa, Guru Penggerak di SMPN 2 Pangkalan, Dewan Guru beserta Staff dan Kepala Sekolah SMPN 2 Pangkalan. Tujuan dari kegiatan Serbuk ini di antaranya untuk memperkenalkan tumbuhan khas dari Karawang Selatan (Loji), menumbuhkan kecintaan siswa terhadap kearifan lokal yang ada di daerahnya, melestarikan keberadaan Turubuk melalui pengolahan aneka makanan serta mengenalkan kepada siswa prinsip dasar dari kewirausahaan dengan pemanfaatan potensi lokal yaitu Turubuk.

Dalam pelaksanaannya projek ini meliputi tiga tahapan yaitu: menginspirasi (Inspiring), menciptakan (Creating) dan mendedikasikan (Dedicating). Pada tahap pertama Inspiring, guru dan siswa melakukan kegiatan pengenalan Turubuk melalui studi lapangan tentang segala hal yang berkaitan dengan keberadaan Turubuk. Guru dan siswa pada tahap ini bersama-sama melakukan eksplorasi sehingga menghasilkan gambaran serta pemahaman yang utuh tentang Turubuk.

Tahap kedua Creating, pada tahap ini siswa dibantu guru dan orangtua, bersama-sama membuat olahan makanan sehat yang dapat dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat. Dipastikan hasil kreasinya berasal dari Turubuk, rasa yang enak, sehat, memiliki kemasan menarik dan harga yang terjangkau. Tahapan ketiga yaitu Dedicating, merupakan tahapan dimana siswa harus mempresentasikan dalam bentuk nyata melalui kegiatan selebrasi dan didedikasikan kepada masyarakat sekolah.

Foto Kegiatan Serbuk di SMPN 2 Pangkalan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Melalui kegiatan projek Serbuk, diharapkan siswa mendapatkan pengalaman belajar untuk mencapai empat dimensi Profil Pelajar Pancasila di antaranya yaitu: Kebhinekaan Global, Kreatif, Bernalar kritis dan Mandiri. Kegiatan Serbuk ini memanglah belum bisa dikatakan sempurna namun ini merupakan salah satu usaha dari ASN di SMPN 2 Pangkalan untuk dapat ikut serta dalam melestarikan Turubuk sebagai aset potensi lokal dari Loji Karawang.

Selain itu pula, melalui kegiatan Serbuk ini diharapkan siswa-siswa nantinya akan melahirkan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) dan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dengan pengalamannya dalam mengolah makanan olahan turubuk. Adapun hasil olahan makanan yang dibuat oleh siswa dan guru di antaranya Stik Turubuk, Risoles Nubruk, Perkedel Turubuk, Kue Bolu Turubuk, BOS (Bolu Susu) Turubuk dan Gotu (Goyang Turubuk). Produk Turubuk kekinian ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk melestarikan Turubuk serta dapat meningkatkan kemajuan perekonomian masyarakat melalui lahirnya UKM ataupun UMKM dimasa yang akan datang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image