Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image siti suryani

Kapitalis Utamakan Popularitas, Abaikan Prioritas

Agama | 2023-01-13 18:07:50

Kapitalis mementingkan Popularitas Mengabaikan Prioritas

Hidup dalam sistem kapitalis saat ini tidak bisa dijauhkan dari nilai materi dan manfaat, meski harus bertentangan dengan syariat. Begitu juga dengan media sosial, bukan saja menjadi tempat berbagi ilmu tetapi juga bagaimana segala apapun yang dimiliki mampu menambah income atau pemasukan yang akan menambah pundi - pundi cuan.

Bukan hal kita lihat di berbagai tayangan atau konten, memperlihatkan hal yang mendatangkan rasa takjub, penasaran atau menakutkan untuk lebih menarik viewer atau like dari khalayak ramai. Seperti yang terjadi pada seorang yutuber, yang dengan sengaja membawa anaknya yang masih bayi melakukan aksi yang tidak biasanya, yaitu mengajak bayi bermain jet ski demi sebuah konten.

Seperti yang diberitakan oleh media online, disebutkan bahwa pasangan Ria Ricis dan Teuku Ryan mendapat kritikan akibat aksi yang dilakukanya, yaitu yang mengajak anaknya yang masih berusia lima bulan bermain jet ski. Dalam video yang diunggahnya pasangan suami istri tersebut bermain jetski, dimana sang bayi hanya digendong tanpa menggunakan pelampung sebagai alat penolong saat terjadi kecelakaan.

Namun apa yang dilakukan dengan mengajak bayi bermain jetski untuk melatih keberanian bayi. Tak pelak hal tersebut mendapat kritikan dari warganet yang datang dari berbagai kalangan. Mereka menilai bahwa apa yang dilakukan sangat berbahaya bagi keselamatan seorang bayi, yang belum mengerti dengan permainan yang dikenalkan kedua orangtuanya.(Liputan6.com, 6/01/2023)

Berfikir sebelum bertindak seharusnya menjadi hal penting, memikirkan faktor keselamatan, kewaspadaan sebelum sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Namun hal ini tidak menjadi bahan pertimbangan, demi sebuah konten yang saat ini tengah digandrungi karena mengahasil income atau cuan.

Munculnya YouTuber baru di media sosial instagram, tik tok atau youtube, mereka berlomba membuat konten dengan tujuan yang berbeda, konten untuk memberi edukasi kepada masyarakat, konten untuk menambah jumlah follower, dengan menyuguhkan tontonan ekstrim, aneh, menakutkan atau bahkan mengancam keselamatan nyawa sekalipun demi terkenal dan viral.

Demi viral dan terkenal apapun dilakukan karena mendatangkan keuntungan materi. Hingga mengorbankan buah hati jadi objek eksploitasi demi viewer, tanpa dilihat sisi keamanan dan kenyamanan anak. Tidak ada lagi ruang privacy bagi keluarga, semua diekspos demi memuaskan follower, apa yang diperbuat dan dipakai akan diikut dan dicontoh oleh ribuan bahkan jutaan penggemar mereka.

Demi sebuah eksistensi, diri dan keluarganya harus rela diekspos secara terang - terangan tanpa ada yang ditutupi. Bahkan keberadaan anak menjadi target untuk meramaikan konten demi menarik like para penggemar. Kehidupan kapitalis sekuler telah nyata bukan saja merusak individu namun keluarga pun ikut terseret demi mengumpulkan pundi - pundi, yang penting viral meski harus melakukan hal yang diluar nalar, mementingkan nilai popularitas mengabaikan prioritas.

Pola asuh influencer yang membawa bayi usia lima bulan bermain jet ski, menaruh rasa khawatir siapapun terutama para ibu. Kritik dan hujatan pun terlontar dari warganet yang menyaksikan, betapa tidak tindakan yang dilakukan membahayakan keselamatan bayi dan tidak dibenarkan. Memperlakukan bayi layaknya boneka mainan. Tidak mempertimbangkan usia dan tubuh bayi yang belum aman diajak bermain jet ski meski bersama orang tuanya, tentu tidak dibenarkan.

Sosok ibu memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak, memberi rasa aman dan nyaman dari hal yang bisa mendatangkan bahaya. Ibu juga sebagai perisai dan pelindung bagi keselamatan anak. Seorang Ibu akan merawat, membesarkan dan melindungi anak dengan penuh perhitungan dan usaha maksimal agar anak mendapat yang terbaik. Tidak dengan menggadaikan keselamatan anak demi konten, menghilangkan nurani seorang ibu yang penuh kasih.

Seorang ibu sekaligus publik figure yang seharusnya sadar bahwa apa yang dilakukan akan berdampak luas bagi khalayak. Konten yang dibuat seharusnya bisa memberi manfaat, edukasi dan inspirasi orang untuk melakukan kebaikan, bukan justru inspirasi yang membahayakan yang jiwa diri dan orang lain.

Islam Sebagai Tuntunan

Surga berada di bawah telapak kaki ibu, menunjukan betapa mulyanya peran seorang ibu bagi anaknya. Ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam mencetak generasi gemilang dan berkualitas. Ibu bukan saja mengandung, melahirkan, membesarkan tapi juga bagaimana dengan pola asuhnya, merawat serta mendidik mereka.

Pendidikan dan pola asuh yang diberikan tentu harus sejalan dengan perintah sang khalik, dengan menjadikan Islam sebagai tuntunan dan rujukan, agar mereka memiliki aqidah yang kuat , membiasakan taat kepada Alloh dan RosulNya. Menjadi ibu wajib memiliki ilmu dengan pemahaman Islam yang benar, dengan peran dan fungsi ibu yang begitu penting dalam mencetak generasi, karena itu Islam memberi perhatian terhadap keberlangsungan generasi

Pentingnya melahirkan generasi terbaik, sehingga negara dalam Islam akan melakukan berbagai upaya mencetak generasi cemerlang, tangguh dan pembangun peradaban. Menjaga generasi dari keruskan dan bahaya yang mengintai.

Negara akan memenuhi segala kebutuhan primer rakyatnya termasuk lapangan kerka bagi para lelaki sebagai kepala keluarga yang wajib menafkahi keluarganya, sehingga para ibu tidak dibebani dengan masalah ekonomi.

Sistem pendidikan yang diberikan negara sistem pendidikan yang berlandaskan pada aqidah Islam, sehingga mampu membentuk pemikiran, pemahaman Islam dan menjadikanya memiliki kepribadian Islam.

Memfilter dan melindungi generasi dari berbagai informasi dan tayangan, yang merusak cara pandang terhadap perilaku seperti tontonan pornografi, mengumbar aurat, pergaulan bebas dan dari tayangan maksiat lainya yang tidak ada faedah dan manfaat yang bisa dipetik.

Negara juga hadir untuk mengedukasi masyarakat agar senatiasa terikat dengan syariat, melakukan amar maruf nahi munkar ditengah umat tatkala ada kemaksiatan, dengan menjaga suasana iman di masyarakat dengan menerapkan sistem sosial dan pergaulan dengan berlandaskan pada aqidah Islam. Adanya sanksi yang diberlakukan negara terhadap rakyat yang melanggar, sebagai jaminan negara bagi keselamatan dan kemanan rakyat termasuk anak - anak. Negara akan menindak tegas orang tua yang berbuat zalim terhadap anaknya, begitu sebaliknya jika ada anak yang berbuat zalam negara akan memberi sanksi. Hukum syariat tidak memandang dia pejabat atau rakyat, semua sama dalam hukum.

Begitu besar perhatian syariat Islam terhadap pertumbuhan generasi, terutama bagi seorang ibu dalam mendidik dan merawat anak - anaknya. Yang diutamakan adalah kebaikan dan keselamatan anak di dunia terlebih di akhirat, bukan mengutamakan popularitas lalu abai terhadap prioritas terhadap anak hanya demi dunia yang fana dan sementara. Generasi terbaik akan lahir dari sistem Islam, sistem yang berlandaskan pada aqidah Islam yang menjamin keselamatan dan kebaikan bagi seluruh alam.

Wallohu'alam

Eni Yani

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image