Pengaruh Overthinking terhadap Kesehatan Mental dan Fisik Anak Remaja
Eduaksi | 2023-01-10 17:16:33PENDAHULUAN
Overthinking merupakan perilaku atau kebiasaan sesorang yang memikirkan sesuatu secara berlebihan dan berulang-ulang. Seseorang yang mengalami overthinking cenderung mengkhawatirkan hal yang belum pasti terjadi dan merenungi suatu kejadian yang terjadi di masa lalu. Overthinking mengganggu cara berpikir penderitanya, menyebabkan masalah-masalah bagi penderitanya, dengan demikian overthinking menjadi masalah yang sangat serius.
Overthinking termasuk dalam mental disorder atau gangguan mental, dari Mubasyaroh (2017) mengungkapkan bahwasannya mental disorder merupakan gangguan fungsi mental yang ditimbulkan oleh kegagalan reaksi mekanisme adaptasi dari fungsi kejiwaan terhadap stimuli eksternal dan ketegangan sehingga dapat menimbulkan gangguan pada kejiwaan.
Overthinking kerap dialami oleh kebanyakan masyarakat, terutama para remaja. Mereka kerap kali memikirkan suatu permasalahan secara berlebihan yang mana pemikiran itu dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku. Berpikir merupakan hal yang normal bagi manusia, namun apabila tindakan berpikir tersebut dilakukan secara berlebihan maka akan menyebabkan dampak buruk pada kesehatan mental dan juga fisik.
Banyak remaja yang belum sadar akan bahayanya perilaku overthinking. Banyak dari mereka yang mengabaikan betapa bahayanya overthinking sehingga perilaku tersebut dapat merusak mental dan kesehatan. Kebanyakan penderita overthinking dialami para remaja bukan tanpa alasan, beberapa penyebabnya antara lain adalah karena insecure dan pengendalian emosi yang belum stabil sehingga mereka kerap berpikir dengan tidak sehat dan mengakibatkan stress.
Dengan demikian, overthinking ini menjadi masalah yang sangat serius bagi para remaja utamanya, para remaja seharusnya mengetahui bahayanya dampak dari perilaku overthinking, mereka harus berupaya berpikir sehat agar tidak berdampak buruk pada kesehatan mental maupun fisik mereka.
PEMBAHASAN
Aspek dan Faktor Penyebab Overthinking
Overthinking merupakan istilah dari suatu tindakan berpikir seseorang yang berlebihan. Overthinking pada umumnya merujuk pada suatu tindakan negatif karena memiliki dampak merugikan bagi individu dan lingkungannya. Pada umumnya, overthinking mengacu pada suatu proses pemikiran yang berulang tanpa menemukan suatu solusi dan tidak produktif.
Berpikir berlebihan yang dilakukan secara sering dan intens dapat menjadi penghalang bagi seseorang untuk melakukan sesuatu, dapat menguras energi, serta melemahkan kemampuan seseorang dalam membuat dan mengambil keputusan. Pemikiran yang tidak produktif tersebut dapat membuat seseorang menjadi kelihangan motivasi semangat sehingga kehilangan mood dalam melakukan hal baru. Menurut Amy Morin (dalam Agustine:2019), mengatakan hubungan terlalu banyak berpikir tidak ada kaitannya dengan jumlah waktu yang dihabiskan seseorang untuk berpikir, tetapi bagaimana orang tersebut memikirkan sesuatu sepanjang waktu. Keadaan tersebut disebabkan karena keinginan realistis seseorang sehingga mempengaruhi kesulitan pikiran dalam mencari solusi. Overthinking juga sering disebut sebagai paralysis analysis, yang mana seseorang ini telah memikirkan masalahnya tanpa menemukan solusi atau buntu. Kecenderungan ini disebut Ruminasi atau perenungan (Nelson & Kennedy, 2018). Menurut teori gaya responnya (Response Style Theory), Ruminasi atau perenungan merupakan pola madaptif yang berulang kali merespon pikiran sulit dan secara pasif berfokus pada makna, penyebab, dan konsekuensi dari gejala depresi seseorang, aktif menuju solusi untuk mengatasi keadaan tersebut.
Aspek yang menyebabkan timbulnya pikiran berlebihan atau Overthinking yakni disebabkan oleh aspek negatif. Overthinking sangatlah mudah dalam mengundang aspek negatif sehingga mendorong adanya perasaan yang buruk atau bersalah terhadap diri sendiri. Dalam hal ini, ketika seseorang memikirkan sesuatu secara berlebihan dan terus-menerus maka secara tidak sadar akan menimbulkan suatu perasaan yang buruk, dan apabila seseorang itu menerima sikap yang kurang mengenakan dari orang lain, maka seseorang tersebut akan berpikir bahwasannya tindakan atau sikap yang dia lakukan merupakan suatu kesalahan yang dia lakukan. Padahal hal tersebut belum tentu berasal dari tindakannya, bisa saja dikarenakan faktor lain yang membuat seseorang itu mendapat perilaku tidak enak dari orang lain. Berlaku juga apabila seseorang itu menyesali sebuah tindakan atas apa yangtelah ia perbuat sebelumnya, yang kemudian menimbulkan suatu perasaan bersalah atas tindakannya tersebut.
Faktor dari timbulnya penyebab overthinking yakni disebabkan oleh banyak faktor. Setiap individu mengalami faktor yang berbeda-beda, faktor paling banyak dialami oleh seseorang yang overthinking yakni berasal dari faktor eksternal seperti tekanan lingkungan. Kebanyakan seseorang yang mengalami overthinking mendapat perlakuan kurang baik dari lingkungan sekitarnya, bahkan bisa juga mendapat sebuah tekanan dari lingkungan yang kurang dapat diterima oleh orang tersebut, seperti contoh pada lingkungan terdekat seperti pertemanan, terkadang terdapat circle pertemanan yang secara tidak langsung memiliki syarat-syarat tertentu supaya bisa diterima dalam lingkungan tersebut, seperti rasa gengsi untuk memiliki barang-barang mewah supaya tidak dikucilkan oleh lingkup pertemanannya. Faktor lain yang menyebabkan timbulnya overthinking yakni dari faktor internal yang berasal dari diri sendiri. Hal ini dikarenakan pikiran seseorang yang terlalu mengkhawatirkan sesuatu secara berlebihan dimana pikiran tersebut dapat juga dipicu dari masalah sepele, masalah yang besar, stress yang dialami, hingga trauma yang terjadi di masa lalu.
Dampak Overthinking Terhadap Kesehatan Mental Anak Remaja
Overthinking termasuk dalam gangguan psikologi atau disebut sebagai psychological disorder. Sadar atau tidaknya seseorang pasti memikirkan sesuatu secara berlebihan terutama pada kalangan remaja. Banyak anak remaja yang mengalami overthinking dikarenakan tingkat emosional yang belum stabil serta banyaknya tekanan pikiran yang dialami seperti tuntutan orang tua, pikiran akan kekhawatiran masa depan, serta keraguan akan potensi diri. Tak jarang para remaja sering mengkhawatirkan dan memikirkan kejadian yang belum terjadi, bahkan kebanyakan para remaja memikirkan ke ranah yang buruk guna mengantisipasi kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Padahal, pemikiran buruk tersebut belum pasti akan terjadi, justru pikiran tersebutlah yang apabila terus menerus dibiarkan
maka akan menimbulkan kecemasan. Seseorang yang terus menerus mengalami Overthinking perlahan- lahan akan berdampak pada gangguan kesehatan mentalnya. Menurut Dradjat, kesehatan mental adalah keselarasan hidup yang dicapai antara berfungsinya jiwa, kemampuan mengatasi masalah, serta mampu mecicipi kebahagiaan dan kemampuan dirinya secara positif (Dradjat: 1988). Dampak gangguan kesehatan mental itu sendiri seperti mengalami kecemasan yang berlebihan. Setiap hari, pikiran mereka akan diisi oleh pikiran-pikiran negatif yang sifatnya berulang-ulang sehingga akan kesulitan dalam menemukan solusi.
Kecemasan yang dialami yakni timbulnya perasaan tidak nyaman yang dirasakan oleh seseorang, seperti khawatir atau perasaan takut. Anshel (dalam Satriadarma:2006) menjelaskan bahwasannya kecemasan merupakan suatu reaksi emosi terhadap suatu syarat yang dikenali dapat mengancam. Rasa cemas masih dikatakan normal apabila dapat terkendalikan, namun apabila rasa cemas tersebut muncul tiba-tiba dan
terjadi secara terus menerus sehingga menyebabkan aktivitas sehari-hari menjadi terganggu, maka kondisi tersebut dapat dikatakan sebagai anxiety disorder atau gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan tersebut dapat menyebabkan seseorang kerap mengalami tekanan batin dan merasa tertekan atas masalah yang sedang mereka hadapi. Apabila dibiarkan maka menyebabkan seseorang mengalami gangguan kecemasan sosial, gangguan panik, hingga dapat menyebabkan seseorang itu mengalami phobia atau trauma.
Seseorang yang mengalami overthinking dalam jangka waktu panjang akan menimbulkan dampak buruk bagi otak dan berpotensi merusak bagian-bagian otak yang berhubungan dengan emosi dan ingatan sehingga dapat menyebabkan stress yang berlebihan, serta pikiran yang sulit untuk fokus dan berkonsentrasi sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari. Overthinking juga dapat menyebabkan seseorang menjadi kesulitan mengelola emosi, kesulitan dalam menyelesaikan masalah, dan turunnya rasa percaya diri. Dampak overthinking terhadap
kesehatan mental yang paling serius yakni apabila seseorang sering dan secara terus menerus mengalami overthinking dapat menyebabkan seseorang tersebut mengalami depresi. Sebab dari depresi ini dikarenakan orang yang mengalami overthinking akan kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain serta lebih memilih untuk mengunci diri di kamar. Apabila sudah sampai pada tahap depresi, secara tidak sadar seseorang tersebut akan sangat mudah berputus asa, merasa bahwasannya dirinya tidak berguna, serta dapat membuat seseorang itu berpikir untuk mengakhiri hidupnya.
Dampak Overthinking Terhadap Kesehatan Fisik Anak Remaja
Selain berdampak pada kesehatan mental, Overthinking juga berdampak buruk bagi kesehatan fisik. Seseorang yang mengalami Overthinking dalam waktu yang lama akan merusak waktu tidurnya hingga dapat menyebabkan insomnia. Hal tersebut disebabkan pikirannya tidak dapat beristirahat karena masih memikirkan suatu permasalahan yang berulang-ulang tanpa menemukan solusinya. Kurangnya waktu tidur dapat mengganggu kualitas aktifitas harian, dan juga dapat membuat seseorang tersebut menjadi lebih sensitif dan mudah marah dikarenakan otak tidak memiliki istirahat yang cukup. Overthinking juga menimbulkan kecemasan. Menurut Nevid dan kawan kawan (2006) menyampaikan bahwasannya gejala fisik yang timbul akibat dari kecemasan yaitu badan menjadi gemetar, jantung berdebar-debar, tangan atau lutut lemas, gelisah, berkeringat, rasa ingin buang air kecil, mengalami gatal pada tangan dan kaki, ketegangan pada syaraf dan tidak bisa rileks. Di saat seseorang sedang dihadapkan dalam kondisi yang mengancam dan menakutkan, maka jantung akan bergerak lebih cepat, nafasnya menjadi sesak, mulut menjadi kering dan telapak tangannya berkeringat, reaksi macam inilah yang menimbulkan reaksi kecemasan (Agustinus, 1985: 5-6).
Terlalu banyak berpikir juga dapat menyebabkan stress hingga mengurangi nafsu makan. Dampak dari kurangnya nafsu makan akan memengaruhi sistem pencernaan makanan dan dapat memicu berbagai penyakit lainnya seperti magh, asamlambung, konstipasi, GERD, dan diare. Apabila penyakit tersebut sudah parah makan akan sampai menyebabkan demam, sakit kepala dan tekanan darah tinggi.Tekanan emosi yang tidak terkontrol oleh orang yang mengalami overthinking menyebabkan seseorang tersebut melampiaskan emosi dengan cara tidak sehat seperti mengonsumsi minuman beralkohol hingga obat obatan terlarang. Mengonsumsi alkohol dan obat terlarang yang diakibatkan tekanan emosi yang tidak terkontrol menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, efek samping yang ditimbulkan mulai dari sakit kepala, kerusakan pada syaraf-syaraf tertentu hingga dampak terburuknya adalah kematian. Dampak lain dari overthinking yaitu menimbulkan berbagai masalah pada kulit, overthinking yang berlebihan akan menyebabkan stress yang memicu gangguan-gangguan pada kulit, seperti psioriasis, dermatitis atopik, pruritus dan acne vulgaris, acne vulgaris disebabkan oleh kelainan folikel pada rambut yang tersumbat minyak dan sel-sel kulit mati. Acne vulgaris merupakan akibat dari faktor pemicu stress psikologis dimana stress psikologis merupakan kondisi kesehatan jiwa dan psikologis remaja.
Upaya Penanganan Overthinking Terhadap Kesehatan
Banyaknya dampak buruk yang disebabkan oleh Overthinking terhadap kesehatan mental dan fisik seseorang. Perlu adanya upaya penanganan untuk menghentikannya supaya tidak terjadi dampak negatif bagi penderitanya. Upaya upaya dalam menangani overthinking sangat banyak, mulai dari upaya yang dapat dilakukan oleh diri sendiri yaitu dengan cara menyadari bahwasannya kita sedang mengalami overthinking, cara menyadari bahwasannya kita sedang mengalami overthinking yaitu apabila kita secara tidak sadar mulai mengkhawatirkan sesuatu sampai pikiran tersebut datang tiba tiba secara terus menerus dan mengganggu konsentrasi kita dalam menjalani aktifitas. Upaya lainnya yaitu berpikiran secara terbuka, artinya berpikir dengan sudut pandang yang berbeda dan berpikiran positif, tidak terlalu mengkhawatirkan dan selalu mencoba berpikir positif.
Dukungan dari lingkungan juga sangat diperlukan, dengan mencari lingkungan yang baik seseorang akan lebih positif dalam berpikir, lingkungan berpengaruh signifikan pada cara berpikir dan melakukan sesuatu, lingkungan sekitar dapat membuat seseorang berpikir negatif atau dapat juga membuat seseorang berpikir dengan cara yang baik.Orang yang overthinking cenderung takut dan khawatir atas hal-hal yang akan terjadi, dan cemas atas yang hal-hal yang telah dilalui. Menurut Izar pada tahun 1977 (dalam Barlow, 2002: 41-42) mengatakan bahwasannya kecemasan merupakan suatu kumpulan emosi, yang dimana didalamnya rasa takut itu lebih dominan.
Upaya yang perlu dilakukan yaitu seorang yang overthinking harus menantang rasa takutnya, dengan begitu tidak akan berlarut-larut tenggelam pada rasa takutnya. Upaya dalam menangani overthinking juga dapat ditangani dengan datang ke orang yang sudah professional dalam mengatasi masalah kesehatan mental yaitu seorang Psikolog ataupun Psikiater. Semiun (2006) mendefinisikan dari kalangan psikiater bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya individu dari simtom-simtom neurosis dan psikosis. Menurut difinisi ini orang yang sehat mental adalah orang yang dapat mengendalikan dan mengatasi segala faktor emosional dalam hidupnya sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan jiwa. Upaya ini membantu untuk mengatasi masalah pikiran-pikiran yang negatif dengan cara Psikolog atau Psikiater akan memberikan dukungan, motivasi, serta solusi yang terbaik. Upaya tersebut merupakan penolongan terbaik sehingga kita tahu apa yang salah dalam diri kita. Hal tersebut lebih baik dilakukan daripada harus mendiagnosis diri sendiri.
KESIMPULAN
Overthinking merupakan tindakan berpikir seseorang yang berlebihan. Overthinking sangatlah mudah dalam mengundang aspek negatif sehingga mendorong adanya perasaan yang buruk atau bersalah terhadap diri sendiri. Banyak sekali masyarakat terutama para remaja yang sering mengalami overthinking, tak banyak dari mereka juga yang sadar akan bahayanya overthinking. Apabila terus menerus dibiarkan maka akan menimbulkan masalah kesehatan baik kesehatan mental hingga masalah kesehatan fisik. Akibat yang paling sering dialami karena overthinking yakni menimbulkan kecemasan pada seseorang yang mana rasa cemas tersebut apabila tidak diatasi dapat mengganggu aktifitas harian seseorang. Alangkah baiknya kita semua menyadari bahwasannya overthinking merupakan tindakan yang tidak baik, serta apabila kita sadar bahwasannya kita sedang mengalami overthinking, maka upaya dalam mengatasinya bisa dilakukan dengan mendatangi orang yang sudah professional dalam menangani masalah kesehatan jiwa yaitu Psikolog ataupun Psikiater.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.