Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Silvana septi L

Efek Prososial Behavioral Bagi Kaum Gen Z di Era Digital

Edukasi | Tuesday, 03 Jan 2023, 10:05 WIB

Dalam psikologi social, sering mendengar istilah perilaku prososial, orang tidak lepas dari saling membantu. Semandiri apapun seseorang, pada saat-saat tertentu mereka membutuhkan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, perilaku prososial paling mungkin dikenali dalam bentuk perilaku menolong, berbagi, dan perilaku menenangkan.

Menurut Santrock (dalam Susanto, 2018) menyebutkan perilaku prososial adalah tindakan yang tidak mementingkan diri sendiri, membantu orang lain dan menunjukkan empati.

Di era digital, perilaku prososial umum Generasi Z telah berubah. Perubahan ini terlihat dalam kehidupan sehari-hari: Kehidupan sosial Generasi Z terutama terjadi di dunia digital. Secara khusus, alat pencarian seperti Google memfasilitasi mereka mencari dan menawarkan bantuan untuk orang lain atau mendapatkan bantuan. Mencari bantuan online dan memberikan bantuan online tidak dibatasi oleh atribut atau karakteristik fisik (mis, usia, jenis kelamin, ras, penampilan).

Cyber prosocial behaviour sama halnya dengan perilaku prososial yang kerap kita jumpai, cyber prosocial behaviour tampil dalam berbagai bentuk, seperti:

1. Pembelajaran kolaboratif, contohnya seperti yang disediakan oleh platform semacam wikipedia atau wordpress

2. Penggalangan dana/donasi elektronik

3. Petisi online

Pelaku cyber prosocial behavior umumnya melaporkan manfaat yang mereka rasakan dari keterlibatannya sebagai relawan virtual, seperti rasa kepuasan dan tambahan dukungan sosial dalam komunitas daring mereka, ada juga manfaat dari sisi kesehatan mental, seperti merasa berhasil, bahagia, dan terpenuhi kebutuhan emosionalnya.

Mengapa orang ingin terlibat dalam cyber prosocial behavior?

Salah satu teorinya seperti, seseorang melakukan cyber prosocial untuk membantu atau mencari bantuan melalui internet, yaitu teori kognitif social. Dalam teori kognitif sosial dijelaskan bahwa orang belajar dengan mengamati orang lain. Oleh karena itu, orang mungkin terlibat dalam perilaku cyber prosocial karena sebelumnya mereka mengamati orang lain dalam melakukan hal yang sama. Teori ini membantu untuk memahami keterlibatan berkelanjutan dalam perilaku cyber prosocial dan keadaan di mana orang meminta bantuan atau menawarkan bantuan kepada orang lain secara online.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image