Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rania Rahma

Peran Perubahan Media Sosial di Era Globalisasi pada Remaja Masyarakat Indonesia dan Perkembangan TE

Sejarah | Monday, 02 Jan 2023, 15:44 WIB

Menurut kalian apa sih arti perubahan sosial itu? Yap bener sekali, jadi perubahan sosial itu adalah dimana perubahan yang mungkin terjadi akibat perubahan zaman dan masuknya budaya asing kedalam wilayah yang mempengaruhi masyarakat sosial dan kebudayaan nya itu sendiri. Namun perubahan sosial itu sendiri bersifat dinamis artinya, kehidupan masyarakat selalu mengalami perubahan/tidak stagnan. Perubahan ini bisa berupa perubahan kecil hingga perubahan besar, atau bisa berdampak besar, lalu faktor perubahan sosial itu tidak selalu tentang kemajuan, bisa juga tentang kemuduran. Meski begitu, dinamika sosial selalu mengarah pada gejala transformasi bersifat linier. Perubahan sosial itu dapat dilihat dari satu sisi saja. Karena satu perubahan dapat menyebabkan perubahan di sektor-sektor lainnya.

Perubahan sosial dapat dipahami dengan mempelajari teori-teori yang mengkonstruksi perubahan sosial. Ada empat jenis teori perubahan sosial, yaitu:

• Teori Evolusi (TE)

Teori evolusi perubahan sosial ini mempunyai 2 jenis perbedaan yaitu: Revolusi dan evolusi. Nah kalau pengertian revolusi itu sendiri adalah perubahan sosial yang terjadi secara cepat. Misalnya revolusi politik. Sedangkan pengertian evolusi itu sendiri adalah perubahan sosial yang terjadi secara lambat. Contoh nya mulai dari minyak bumi hingga gas alam. Di Indonesia, pergeseran ini sudah berlangsung lama.

• Teori Konflik

Teori ini beranggapan bahwa masyarakat hidup dalam dualisme kelas yang terbagi atas kelas borjuis dan kelas proletar. Adanya dualisme kelas tersebut akhirnya menjadi pemicu terjadinya konflik sosial dalam wujud revolusi sosial yang berdampak pada perubahan-perubahan sosial. Contohnya Revolusi Perancis yang terjadi pada abad ke-18. Masyarakat yang miskin dan hidup dalam kesusahan, menumbangkan rajanya yang hidup dalam kemewahan.

•Teori Siklus

Teori ini mendeskripsikan bahwa perubahan sosial itu bagaikan roda yang sedang berputar. Maksud artinya adalah perputaran zaman itu merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakan oleh siapapun dan tak dapat dikendalikan oleh siapapun.

• Teori fungsional

Menurut teori fungsional ini, bahwa setiap perubahan sosial diakibatkan adanya ketidakpuasan masyarakat karena kondisi sosial yang berlaku pada masa tertentu memengaruhi pribadi mereka. Ada beberapa unsur sosial yang tidak ikut berubah tersebut akan mengalami ketertinggalan yang berakibat pada kesenjangan kebudayaan. Contoh nya, telepon umum dibuat agar masyarakat dapat melakukan komunikasi menggunakan pesawat telepon dengan mudah.

Akan tetapi, perubahan tersebut tidak diikuti oleh perubahan pola sikap dan perilaku masyarakat. Bagaimana si perubahan sosial di dalam masyarakat? Perkembangan teknologi informasi telah membawa perubahan pada masyarakat. Lahirnya media sosial menyebabkan pola perilaku masyarakat mengalami pergeseran budaya, etika dan norma yang ada.

Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar dengan budaya suku, ras dan agama yang beragam serta memiliki potensi perubahan sosial yang besar. Dengan berkembangnya teknologi mutakhir seperti smartphone dan jaringan internet menjadi makanan sehari-hari masyarakat di era globalisasi ini. Menurut Sudarma (2004), Internet secara umum adalah jaringan dengan menggunakan komputer dan sistem Internet yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969 sebagai program ARPAnet (Advanced Research Projects Agency) dan kemudian diperluas pada tahun 1973 ke negara-negara lain terutama Inggris dan Norwegia.

Internet telah menjadi bagian penting bagi sebagian orang di seluruh dunia karena banyaknya manfaat yang bisa diperoleh jika kita menggunakannya secara cermat dan bijak. Internet dapat digunakan sebagai media komunikasi dan pendidikan. Internet juga telah menjadi ideologi masyarakat, dengan adanya media online, kekuatannya bukan pada media, tetapi di dunia sekarang ini, prinsip kerjanya yaitu sistem jaringan, yang mencerminkan perbedaan ruang lingkup, ukuran pasar. dan infrastruktur. Kebutuhan pengguna internet di kota besar sangat berbeda dengan pengguna internet di pedesaan.

Keterjangkauan ponsel telah mempercepat pertumbuhan pengguna internet karena biaya telepon dan paket layanan yang lebih rendah. Ini adalah fase kerja sama modern akhir sebagai ideologi, kerja sama sebagai sistem kekuasaan. Pengguna internet tentunya tidak dapat hidup tanpa media sosial, dan begitu banyak media sosial di masyarakat sehingga hampir setiap negara memiliki jaringan media sosial lokalnya sendiri. Pengguna internet di Indonesia menggunakan media sosial seperti ini, termasuk orang Indonesia, bahkan orang-orang dari berbagai latar belakang dan usia, hampir semua orang Indonesia memiliki dan menggunakan media sosial.

Akses media sosial yang mudah, kita hanya perlu menggunakan smartphone kita dan kita dapat mengikuti apa yang sedang terjadi di dunia ini sebagai sarana untuk mendapatkan berita di media sosial dan menyampaikan informasi kepada publik. Padahal, media sosial tidak hanya digunakan oleh masyarakat biasa, tetapi juga oleh para pejabat dan elit negara. Karena adanya media sosial secara langsung telah menyebabkan perubahan masyarakat, perubahan budaya, perubahan gaya hidup, dan lain sebagainya.

Menurut Farley (1990, dalam Sztompka (2004), perubahan sosial adalah perubahan perilaku, hubungan sosial, institusi dan struktur sosial dalam kurun waktu tertentu, globalisasi juga mempengaruhi generasi muda dengan sangat kuat (Astuti dan Rps, 2018). Banyak anak muda kita yang kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia.Globalisasi ibarat bumerang.Jika pelemparnya tidak tepat menangkapnya,maka akan merugikan dirinya sendiri.

Negara berkembang sudah berusaha menerapkan perubahan budaya,walaupun di negara maju perubahan ini sudah berlangsung turun-temurun. Pada dasarnya bangsa Indonesia berkembang karena pengaruh luar sama seperti negara lain.

Perubahan pada remaja terutama bersifat kultural dan perubahan tersebut dapat berupa berbagai perubahan perilaku yang mudah dilakukan, seperti cara berbicara atau berkomunikasi, berpakaian, makan, dan masuk ke dalam identitas budaya seseorang. Seolah-olah mereka melupakan budaya sendiri dan lebih memilih menerapkan budaya asing dalam kehidupan mereka.

Perubahan individu sangat dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakukan dan bergantung pada pilihan perilaku individu tersebut (Fibrianto dan Bakhri, 2018). Menurut Kingsley Davis (dalam Soekanto, 2009: 262), perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan budaya mencakup segala aspeknya, yaitu seni, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, dan lain-lain, bahkan perubahan bentuk dan aturan organisasi sosial. Gejala-gejala yang hadir dalam kehidupan sehari-hari remaja saat ini menunjukkan hal tersebut, dengan cara banyak remaja kita berpakaian dan meniru budaya Barat. Mereka mengenakan pakaian dengan bahan yang minim, memperlihatkan bagian tubuh yang tidak seharusnya. Padahal cara berpakaian ini jelas tidak sejalan dengan budaya kita.

Tak ketinggalan untuk mengikuti pewarnaan rambut di budaya barat yang kebanyakan orangnya berambut pirang. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai kepribadian bangsa. Bahkan, banyak juga remaja yang malu memakai kostum budaya kita, seperti batik.Tentunya hal ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, dan generasi muda meniru budaya Barat melalui media sosial. Karena globalisasi menuntut kebebasan dan keterbukaan, mereka melakukan apapun yang mereka mau, meniru apa yang mereka lihat di media sosial. Selain tidak menutup kemungkinan banyak pengguna media sosial yang hanya menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial, hal ini tentunya juga secara tidak langsung mengubah pola aktivitas para remaja.Diambil dari Gillin dan Gillin (Soekanto, 2009: 263), perubahan sosial adalah penerimaan cara hidup, baik karena perubahan kondisi geografis, budaya, materialitas, demografi, ideologi, difusi atau penemuan sosial baru. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial terjadi karena penemuan atau perubahan baru dalam masyarakat salah satunya adalah meningkatnya perubahan teknologi untuk menciptakan media sosial dalam kehidupan masyarakat khususnya remaja. Perubahan pada para siswa tersebut antara lain: gaya komunikasi atau interaksi, bahasa, gaya berpakaian, dan lain-lain, yang memberikan dampak yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari para remaja tersebut.

  1. Gaya berkomunikasi : Dulu jika kita ingin berbicara sesuatu atau hanya untuk bercerita kita membutuhkan waktu untuk saling bertemu, namun setelah adanya media sosial kita dapat berkomunikasi antara satu dan lainnya hanya melalui fitur chatting melalui media sosial seperti BBM, line, WA, dan lainnya. Banyak dari para remaja mengakui bahwa mereka lebih senang berkomunikasi melalui media sosial karna dapat menghemat waktu tanpa harus bertatap muka. Sehingga secara tidk langsung hal ini telah merubah gaya kita berkomunikasi dan berinteraksi.
  2. Perubahan bahasa : walaupun tetap berbahasa Indonesia dalam kesehariannya, namun tidak dapat dihindari adanya pemakaian bahasa asing dalam bermain media sosial. Misalnya mereka mengupload sebuah foto namun menuliskan sebuah deskripsi foto tersebut dengan menggunakan bahasa Inggris, tidak jarang disaat bergaul pun mereka menggunakan bahasa Inggris. Karena memang bahasa Inggris merupakan bahasa global, dan menurut para remaja sekarang dirinya akan terlihat keren/gaul jika sedang menggunakan bahasa Inggris. Selain itu media sosial jugalah yang telah menciptakan bahasa-bahasa yang aneh yang disebut bahasa “alay”, seperti misalnya semangat menjadi “cemungud” dan sebagainya. Akibat dari faktor lingkungan dan globalisasi pula setiap generasi remaja khususnya di kota Surakarta kebanyakan tidak mengerti dengan bahasa Jawa kromo ataupun kromo inggil, bagi mereka tingkatan bahasa tersebut sulit untuk dipahami sekarang ini. Tanpa disadari hal-hal tersebut terjadi diakibatkan oleh pengaruh dari media sosial dan era globalisasi sekarang ini.
  3. Perubahan pola Interaksi : Para remaja mengaku mereka dapat menggunakan internet untuk membuka wawasan dan memperluas pergaulan dan pertemanan mereka. Mereka mengakui tanpa bertatap muka dan berkenalan secara langsung mereka dapat berteman dengan siapa saja dari mana saja dan dapat menemui teman-teman baru di akun-akun media sosial mereka. Namun perlu diwaspadai karena dizaman sekarang ini begitu banyak terjadi kejahatan didunia maya, sudah banyak yang menjadi korban pembunuhan, penculikan, dan kejahatan lainnya akibat mengenal oranglain melalui media sosial. Tentunya hal ini menjadi perhatian kita semua agar lebih waspada untuk jangan mudah percaya kepada orang yang baru kita kenal di media sosial.
  4. Perubahan penampilan/fashion : Ada beberapa dari mereka yang bergaya dengan rambut mereka yang dicat beraneka warna mengikuti kebudayaan barat yang mayoritas orang-orang disana adalah berambut pirang. Bahkan berpakaian minim didepan umum, mengikuti style dari korea yang banyak digandrungi oleh para remaja sekarang ini dan mengikuti gaya dari para KPOP idola mereka. Sehingga tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa. Bahkan banyak remaja yang juga malu untuk memakai pakaian budaya kita seperti misalnya “Batik”, dalam keseharian banyak anak muda yang tidak mau memakai batik karena mungkin dianggap tidak modis, padahal batik merupakan ciri khas bangsa indonesia.
  5. Perubahan pola kebiasaan : Dengan perkembangan media sosial sekarang ini orang-orang tidak hanya dapat berkomunikasi namun juga bertransaksi jual-beli, hingga hal ini menimbulkan perubahan didalam bertransaksi. Dulu orang-orang ingin berbelanja baju ataupun sepatu harus mendatangi toko/butik terlebih dahulu namun sekarang hanya dengan media sosial orang-orang dapat membeli barang. Diakui para remaja bahwa mereka lebih senang berbelanja melalui online karna barang-barang yang mereka beli terkadang tidak ada di jual di toko maupun pusat perbelanjaan, padahal dengan berbelanja online jika kita tidak teliti kita bisa jadi korban penipuan atau terkadang barang yang dipesan tidak sama dengan barang yang dikirim oleh penjual. Hal lainnya yang timbul akibat adanya internet dan media sosial adalah mencari sebuah informasi dan menemukan informasi dengan mudah tanpa harus membaca buku, koran, atau majalah. Bahkan mereka mengakui terkadang jika mendapatkan tugas, mereka dapat menyelesaikannya dengan bantuan media sosial. Semua hal ini akhirnya secara tidak langsung telah merubah pola kebiasaan para remaja sekarang. Begitu banyak perubahan-perubahan yang terjadi akibat dari media sosial, tidak dipungkiri bahwa media sosial sudah menjadi bagian dari hidup remaja tidak terkecuali remaja di Indonesia. Perubahan-perubahan yang juga didukung oleh kecanggihan teknologi serta perubahan zaman di era globalisasi ini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image