
Hubungan Antara Kepemimpinan dengan Kekuasaan Seseorang
Pendidikan dan Literasi | 2022-12-29 06:53:03Kepemimpinan mencakup proses memengaruhi penetapan tujuan perusahaan, memotivasi perilaku anggota untuk mencapai tujuan, dan mengerahkan pengaruh untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan sejati tidak ditentukan oleh pangkat atau status seseorang. Itu datang dari dalam dan merupakan hasil dari keputusan individu untuk menjadi seorang pemimpin. Sedangkan Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002)

Setiap orang membutuhkan kekuasaan. Karena dengan kekuasaan bisa mengatur kepatuhan orang lain dan memberi perintah atas kemauannya. Serta, dapat membawa dan menciptakan perubahan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Menjadi pemimpin yang sukses melibatkan lebih dari sekedarnya. Namun, kesuksesan berasal dari kombinasi sikap, sifat, kekuasaan dan pengaruh yang dapat ditentukan bersama tergantung pada keadaan yang mendukung. Karena kekuasaan dan pengaruh dapat memotivasi pemimpin untuk mempengaruhi dan mengubah perilaku bawahan dan anggotanya guna meningkatkan kinerjanya guna mencapai tujuan organisasi.
Menjadi pemimpin yang efektif dan berhasil juga harus dapat menggunakan salah satu sumber kekuasaan, pandangan French dan Raven (Thoha,2010), yaitu :
· Kekuasaan keahlian (Expert Power), yaitu kekuasaan yang meyakini bahwa pemberi pengaruh mempunyai pengetahuan spesifik atau kepakaran relevan yang tidak dimiliki oleh orang yang dipengaruhi.
· Kekuasaan legitimasi (legitimate power), yaitu seseorang yang memiliki kekuasaan legitimasi bila orang tersebut memiliki jabatan tertentu, semakin tinggi jabatan yang dimiliki maka semakin besar kecenderungannya untuk mempengaruhi orang lain.
· Kekuasaan referensi (referent power) adalah kekuasaan berdasarkan pada keinginan dari orang yang dipengaruhi untuk menjadi seperti dengan pemberi pengaruh. Bisanya berbentuk kharisma atau kepribadian yang menarik.
· Kekuasaan penghargaan (reward power), yaitu kekuasaan yang diperoleh dari fakta bahwa seseorang dikenal sebagai pemberi pengaruh, mempunyai kemampuan untuk memberi imbalan orang lain, dikenal sebagai orang yang dipengaruhi, untuk melaksanakan perintah, yang mungkin dinyatakan atau tersirat.
· Kekuasaan paksaan (coercive power) adalah kekuasaan yang bertentangan dengan kekuasaan penghargaan, berdasarkan kepada kemampuan pemberi pengaruh untuk menghukum orang yang dipengaruhi.
Demikian dapat disimpulkan jika Hubungan antara kekuasaan dan kepemimpinan diibaratkan seperti gula dan semut. Di mana ada gula, disitulah ada semut. Keduanya saling memengaruhi satu sama lain. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang dapat mengelola kekuasaannya sehingga pemimpin dapat menggunakan kekuasaannya secara tepat untuk meningkatkan kinerja bawahannya. Kepemimpinan tanpa kekuasaan tidak ada artinya, sebaliknya pemimpin tidak akan mampu mengambil keputusan karena tidak memiliki kekuasaan.
Referensi
Yudiaatmaja, Fridayana (2013), Kepemimpinan: Konsep,Teori Dan Karakternya. Media Komunikasi FIS, Vol 12, No 2, 29 – 38. Available at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/mkfis/article/view/1681
Thoha, Mifta (2010). Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.