
Gerhana Bulan Maret 2025: Keutamaan dan Tata Cara Shalat Khusuf yang Dianjurkan Saat Fenomena Langka Ini
Agama | 2025-03-12 11:01:34
Jakarta - Gerhana bulan Maret 2025 menjadi salah satu fenomena alam yang menarik perhatian banyak orang di seluruh dunia.
Sebagai peristiwa langka yang jarang terjadi, gerhana bulan total ini membawa keunikan tersendiri, termasuk tampilan spektakuler dari "Blood Moon" yang membuat bulan tampak kemerahan.
Selain menjadi fenomena astronomi yang menakjubkan, dalam Islam, gerhana bulan juga menjadi momen yang dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui Shalat Khusuf.
Namun sayangnya, fenomena ini tidak dapat disaksikan dari wilayah Indonesia. Dikabarkan gerhana bulan hanya akan terlihat secara keseluruhan di wilayah Amerika dan sebagian di wilayah Eropa.
Dilansir dari Space, pada malam tanggal 13-14 Maret 2025, gerhana bulan total dapat diamati dari Bumi, dengan Amerika Utara sebagai lokasi terbaik untuk menyaksikan peristiwa spektakuler yang menampilkan "Blood Moon".
Peristiwa tersebut menjadi gerhana bulan total pertama sejak November 2022 dan bagian dari tiga gerhana bulan total yang terjadi pada 2025 dan 2026. Saat itu, bulan purnama akan meredup dan berangsur-angsur berubah menjadi oranye kemerahan.
Dalam Islam, setiap kali terjadi gerhana, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan Shalat Khusuf.
Dilansir dari laman resmi Kementerian Agama Republik Indonesia, Rabu (12/2), Shalat Khusuf merupakan shalat sunnah yang dikerjakan saat gerhana bulan. Shalat ini disunnahkan untuk dilakukan secara berjamaah di masjid dengan khutbah setelahnya, tetapi juga dapat dilakukan secara individu.
Shalat sunnah ini berjumlah dua rakaat dengan tata cara yang sedikit berbeda dari shalat sunnah lainnya. Berikut tata caranya:
- Berniat di dalam hati.
- Takbiratul ihram seperti shalat biasa.
- Membaca doa iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al-Fatihah dan surat yang panjang dengan tidak dikeraskan suaranya.
- Ruku’ sambil memanjangkannya.
- Bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd’.
- Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, tetapi dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat yang panjang (berdiri kedua lebih singkat dari pertama).
- Ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang lebih pendek dari sebelumnya.
- Bangkit dari ruku’ (i’tidal).
- Sujud yang panjang sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
- Bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama (bacaan dan gerakan lebih singkat dari sebelumnya).
- Tasyahud akhir.
- Salam.
Sejarah mencatat bahwa Rasulullah SAW pernah melaksanakan Shalat Khusuf saat terjadi gerhana. Rasulullah menjelaskan bahwa gerhana bukan pertanda buruk atau musibah, melainkan tanda kebesaran Allah yang seharusnya membuat manusia semakin tunduk dan bersyukur.
Meskipun gerhana bulan total Maret 2025 tidak dapat disaksikan langsung dari Indonesia, nilai dan hikmah yang terkandung dalam peristiwa tersebut tetap dapat diambil. Umat Muslim tetap bisa melaksanakan Shalat Khusuf sebagai bentuk kepatuhan dan rasa syukur kepada Allah.
Selain shalat, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak dzikir, doa, istighfar, dan sedekah selama gerhana. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa segala sesuatu di alam semesta terjadi atas kehendak Allah.
Di berbagai negara, gerhana bulan sering menjadi perbincangan luas dan momen yang dinanti-nanti oleh para astronom maupun masyarakat umum. Banyak orang memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyaksikan keindahan langit dan mengabadikan momen langka dengan kamera mereka.
Bagi umat Islam, gerhana bukan sekadar tontonan astronomi semata. Lebih dari itu, fenomena ini menjadi momen untuk meningkatkan kesadaran akan kebesaran Allah dan memperbanyak ibadah.
Sebagai umat Muslim, kita bisa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah dan merenungkan kekuasaan-Nya. Shalat Khusuf bukan sekadar ritual, tetapi juga refleksi atas ketergantungan manusia kepada Sang Pencipta.
Dengan memahami tata cara dan keutamaannya, Shalat Khusuf dapat menjadi amalan yang menambah keberkahan dalam hidup. Meskipun gerhana ini tidak dapat disaksikan langsung dari Indonesia, semangat ibadah dan introspeksi tetap bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas keimanan.
Momen langka seperti gerhana bulan menjadi pengingat bahwa kehidupan ini penuh dengan keajaiban yang tidak selalu bisa kita lihat setiap hari. Oleh karena itu, mari manfaatkan kesempatan ini untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dan menguatkan keimanan. (AL)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.