Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image idris apandi

SHALAT TRANSFORMATIF

Agama | Sunday, 27 Feb 2022, 16:38 WIB

SHALAT TRANSFORMATIF

Oleh: IDRIS APANDI

Shalat 5 waktu hukumnya wajib bagi umat Islam yang telah baligh kecuali bagi yang ada ketentuan syariat yang melarangnya seperti wanita yang sedang haid atau nifas. Shalat 5 waktu menjadi aktivitas rutin, baik yang dilaksanakan secara berjemaah di masjid atau ada yang melaksanakannya di rumah atau tempat lain. Saking wajibnya shalat 5 waktu, maka dalam perjalanan, keadaan sakit parah, dan keadaan perang sekalipun tetap harus dilaksanakan. Kitab fiqih sudah mengatur tata cara shalat bagi orang yang sedang dalam perjalanan, bagi orang sakit, dan dalam keadaan perang. Dengan kata lain, tidak ada alasan untuk meninggalkan shalat wajib.

Ajaran Islam menekankan keutamaan shalat 5 waktu secara berjemaah. Pahalanya 27 derajat dibandingkan dengan hanya shalat sendiri yang hanya pahala 1. Itu pun kalau membaca surat Al-Fatihahnya benar sesuai dengan hukuman bacaannya. Karena membaca surat Al-Fatihah termasuk ke dalam satu rukun shalat. Saya yakin semua umat Islam pada umumnya sudah tahu karena sudah belajar atau mendengarkan hal tersebut dari penceramah atau membaca dari buku atau artikel.

Umat Islam di Indonesia secara umum dikenal sebagai muslim yang taat. Masjid, mushala, dan majelis taklim ada hampir di tiap tempat. Bahkan satu RT minimal memiliki 1 mushala dan 1 majelis taklim. Kalau tiba waktu shalat, maka suara azan keluar dari masjid dan mushala memanggil umat Islam untuk melaksanakan shalat. Sebagai salah satu rukun Islam, maka shalat telah diperkenalkan sejak dini kepada anak-anak muslim. Mereka diajari bacaan dan cara praktik shalat baik pada pengajian, pesantren, atau pun di sekolah.

Dalam Al-Quran dan hadits sudah dinyatakan berbagai keterangan bahwa shalat 5 waktu adalah tiang agama, bentuk penghambaan seorang hamba kepada Allah SWT, sarana mendekatkan diri, sarana berkomunikasi, sarana memohon ampunan terhadap dosa-dosa, dan sarana memohon pertolongan dan perlindungan-Nya. Isi bacaan shalat pada dasarnya adalah doa-doa yang dipanjatkan kepada-Nya. Selain itu, dalam Al-Quran dinyatakan bahwa shalat bertujuan untuk mencegah perbuatan keji dan munkar.

Dari konteks kesehatan, shalat juga bisa menjadi sarana menjaga kesehatan fisik dan mental, menjadi obat dan terapi jasmani dan rohani. Sungguh sangat luar biasa keutamaan dan tujuan dari shalat tersebut. Jika umat Islam dapat mendirikan shalat 5 waktu dengan baik, maka hidupnya akan sehat, aman, damai, dan tertib.

Tantangan yang dihadapi saat ini adalah bagaimana umat Islam didorong bukan hanya rajin shalat atau sekadar tukang melaksanakan shalat tetapi juga mampu mendirikan hakikat dan tujuan dari shalat tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai masalah sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, khususnya masyarakat Islam saat ini diakui atau tidak adalah dampak dari belum benar-benar diinternalisasikannya nilai dan makna shalat dalam kehidupan setiap muslim.

Ada istilah STMJ alias shalat terus maksiat jalan. Maksudnya adalah walau kadang seseorang rajin shalat, tetapi dia pun bermaksiat. Banyak yang rajin shalat tapi masih juga suka berbohong, menipu, korupsi, melakukan tindakan kekerasan, dan tindakan menyimpang lainnya. Mungkin ada yang bertanya, buat apa shalat kalau masih melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan pesan shalat? Jawabannya, justru shalat adalah sarana untuk membersihkan diri dari dosa-dosa yang pernah dilakukan sambal berupaya memperbaiki diri menginternalisasi makna shalat ke diri masing-masing. Ibaratnya, pada badan kita banyak kotoran dan debu, maka mandi 5 kali sehari adalah upaya kita untuk membersihkan diri. Misalnya besoknya badan kita kotor lagi, ya kita mandi lagi. Begitu pun fungsi shalat 5 waktu bagi umat Islam. Shalat bertujuan untuk membersihkan diri dari dosa minimal 5 kali dalam sehari semalam.

Shalat 5 waktu mengajarkan kedisiplinan, ketaatan, kebersihan, kesucian, tepat waktu, fokus, konsentrasi, pengendalian diri, dan sebagainya. Apakah nilai-nilai tersebut terefleksi pascaseorang muslim melaksanakan shalat? Mari introspeksi dalam diri masing-masing. Diakui atau tidak, shalat masih dilakukan hanya sebagai sebuah ritual 5 kali dalam sehari semalam. Hanya untuk gugur kewajiban. Melaksanakannya kadang tergesa-gesa karena diburu-buru dengan pekerjaan atau hal lainnya. Kadang dalam shalat pun, kita masih ingat dengan urusan-urusan dunia hingga kita pun lupa jumlah rakaat shalatnya. Kita pun kadang menuda-nunda, lalai, belum bisa tepat waktu, dan masih malas-malasan melaksanakannya. Padahal kita tahu bahwa shalat adalah perintah Allah yang harus segera dilaksanakan.

Suara azan dari masjid yang tujuannya untuk menyeru segera datang ke masjid, kadang cukup hanya didengar saja. Hati kita tidak tergerak untuk segera mengambil wudhu dan pergi ke masjid karena suara azan hanya dijadikan tanda sudah datangnya waktu shalat saja, karena setelah azan berkumandang, kita tetap melanjutkan pekerjaan kita dengan alasan tanggung. Padahal dalam beberapa keterangan, saya pernah mendengar bahwa azan adalah panggilan terindah bagi setiap muslim untuk segera menghadap Dzat yang Maha Indah dan Maha Terkasih, yaitu Allah SWT.

Jika benar azan adalah panggilan terindah, mengapa banyak umat Islam yang malas untuk segera bergegas ke masjid? Sedangkan kalau ditelpon atau dipanggil oleh pimpinan atau orang penting, begitu semangat segera menghadap. Dia pun menggunakan pakai terbaiknya saat menghadap pimpinan atau orang penting tersebut dalam rangka menghormati undangan/ panggilan tersebut. Sebaiknya pada saat hendak shalat pun, seorang muslim mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Minimal menggunakan pakaian yang bersih dan suci dari hadast dan najis. Memperhatikan kebersihan diri. Wudhu dengan sempurna sebelum melaksanakan shalat adalah upaya untuk membersihkan diri tersebut.

Alangkah bagusnya saat seorang muslim rajin melaksanakan shalat, apalagi kalau shalatnya dilaksankan secara berjemaah di masjid. Dia akan menjadi contoh bagi rekan kerja atau warga di sekitar tempat tinggalnya. Saat melaksanakan shalat tersebut, mari awali dengan niat ikhlas, karena ikhlas adalah kunci diterimanya sebuah amal kebaikan oleh Allah SWT. Pada niat shalat pun diucapkan bahwa dia melaksanakan shalat lillaahi ta’ala atau hanya karena Allah SWT. Mari terus perbaiki dan tingkat mutu bacaan, gerakan, dan kehusyuan saat melaksanakan shalat. Khusyu saat shalat bukan hal yang mudah. Perlu kesungguhan dan fokus saat melakukannya. Para ulama sudah banyak yang memberikan tip cara khusyu shalat. Misalnya dengan memahami arti dan makna setiap bacaan shalat dan berusaha fokus menghayati setiap gerakan shalat.

Dalam konteks psikologis, shalat adalah rekreasi rohani. Saat seorang muslim senang, bingung, sedih, bahkan marah sekalipun, sangat disarankan untuk melaksanakan shalat. Rasakan dan hayati bacaan dan gerakan-gerakannya. Khusus pada saat sujud, lakukan dengan penuh kerendahan diri dan durasi waktu bacaan sujud yang agak lama, karena sujud adalah wujud kepasrahan seorang muslim kepada Allah SWT.

Saat seorang umat Islam sudah rajin melaksanakan shalat, maka diharapkan shalat tersebut bisa menjadi sarana transformasi bagi dirinya. Shalat menjadi sarana memperbaiki diri, sarana meningkatkan mutu diri, dan saran untuk mengubah diri dari kurang baik menjadi lebih baik. Hal tersebut tercermin dalam perkataan, sikap, dan perbuatannya sehari-hari. Dengan demikian, jika seorang muslim sudah mampu berubah menjadi pribadi yang lebih baik setelah melaksanakan shalat, berarti shalatnya telah transformatif. Wallaahu a’lam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image