Manajemen Konflik Organisasi BEM FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta
Eduaksi | 2025-01-24 13:45:46Narasumber : Adriansyah Harun
Status : Ketua Umum BEM FISIP UMJ
Mahasiswa sebagai anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) memiliki peran dan tanggung jawab penting dalam organisasi. Dalam konteks ini, manajemen konflik menjadi salah satu aspek krusial yang perlu dikelola dengan baik untuk menjaga keharmonisan dan efisiensi organisasi. Menurut Hidayah et al. (2023), pemimpin organisasi harus memiliki kemampuan untuk menangani konflik agar tidak mengganggu pencapaian tujuan. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan konflik yang efektif dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif.
Dalam wawancara yang dilakukan dengan Ketua BEM FISIP UMJ, ditemukan bahwa konflik sering kali muncul akibat perbedaan pendapat dan ego individu. Ketua BEM menyadari pentingnya menurunkan ego untuk mencapai kesepakatan bersama. Untuk mengatasi konflik ini, mereka menekankan pentingnya menciptakan suasana diskusi yang konstruktif dan terbuka.
BEM FISIP UMJ juga menerapkan strategi komunikasi tertentu dalam menghadapi situasi konflik. Salah satunya adalah menciptakan suasana forum yang nyaman, di mana pemimpin berusaha menjaga tensi agar tidak meningkat. Menurut Adriansyah, pemimpin harus mampu mendengarkan masukan dari semua pihak, sehingga semua anggota merasa dihargai dan terlibat dalam pengambilan keputusan.
BEM menggunakan mekanisme standing committee untuk mengenali dan menganalisis sumber konflik. Komite ini bertugas mengidentifikasi hambatan dan memberikan masukan kepada ketua BEM. Hal ini menunjukkan pendekatan proaktif dalam mengelola masalah internal. Pemimpin BEM memiliki tanggung jawab besar dalam menganalisis konflik dan memberikan solusi yang tepat sebelum konflik berkembang lebih jauh.
Adriansyah sebagai gubernur BEM FISIP UMJ menekankan bahwa dalam berorganisasi, penting untuk menjaga hubungan antaranggota. Prinsip human relations sangat dijunjung tinggi, di mana interaksi yang baik antar anggota dapat mendukung keberlangsungan organisasi. Selain itu, ia menjelaskan bahwa kemampuan untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah sangat penting dalam peran kepemimpinan. Dalam menghadapi masalah individu, Adriansyah berkomunikasi dengan anggota untuk mencari solusi bersama.
Secara keseluruhan, wawancara ini memberikan gambaran bagaimana BEM FISIP UMJ menghadapi tantangan internal dengan pendekatan manajemen konflik yang terstruktur dan berorientasi pada solusi. Pendekatan ini tidak hanya membantu menyelesaikan masalah tetapi juga memperkuat hubungan antaranggota, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif tanpa mengorbankan keharmonisan internal kelompok.
Kelompok 4 :
1. Salsa Amalia 23010400069
2. Nurul Fajar 23010400083
3. Inasa Afiani 23010400106
4. Adelia Kartika 23010400184
5. Meutia Cahyaningtias 23010400186
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.