Festival Musik Indonesia Tuai Kekecewaan
Musik | 2022-12-21 20:23:28Pada tahun 2022 ini menjadi momen bangkitnya festival musik yang terjadi di Indonesia pasalnya pada dua tahun belakangan ini semua industri permusikan Indonesia mendadak terhenti akibat pandemi Covid-19. Meski aturan yang diberikan lumayan ketat, tidak membuat para penikmat musik konser menjadi surut melainkan menjadi lebih antusias untuk mengikuti acara tersebut. Beberapa contoh festival yang cukup berkesan bagi para penikmat musik yaitu “Berdendang Bergoyang”, “Djakarta Warehouse Project”, “Synchronize” dan masih banyak lagi. Selain itu beberapa festival musik ingn membuat acara semakin meriah dengan mengundang penyanyi yang berasal dari luar negeri untuk bernyanyi di festival musik Indonesia yang membuat para penonton makin antusias untuk mengikuti acara tersebut . Munculnya kembali festival musik yang diselenggarakan membuat antusias masyarakat terhadap dunia permusikan kembali meningkat. Selain yang dirasakan oleh masyarakat tentang betapa antusias mereka terhadap festival yang dilaksanakan, para musisi juga merasa sangat senang karena dapat bertemu langsung dengan para penonton dan merasakan suasana festival yang sudah tidak pernah dirasakan dua tahun belakangan ini. Seperti yang terjadi di festival “Djakarta Warehouse Project” dan “Synchronize” yang diadakan di Jakarta International Expo (JIEXPO) berjalan meriah dan sukses. Berhentinya festival selama masa pandemic yang diperkirakan terjadi sekitar 2 tahun juga berdampak terhadap perekonomian negara karena tidak adanya pemasukan yang dihasilkan dari pajak yang didapatkan, sedangkan festival yang diselenggarakan berdampak lumayan besar terhadap perekonomian negara.
Meskipun perekonomian negara mulai membaik dan festival sudah boleh diselenggarakan sebagaimana kembali normal seperti sebelum adanya pandemi, namun negara belum benar-benar terbebas dari pandemi. Setiap festival memang memiliki ketentuan yang harus dipatuhi selama festival berlangsung karena bagaimanapun juga festival tersebut diadakan saat pandemic masih berlangsung. Ketentuan yang berlaku tidak menjamin penonton yang menghadiri festival tidak terjangkit virus korona, setidaknya bisa sedikit mencegah dan meminimalisir penonton yang terjangkit virus. Namun, masih banyak penonton melanggar ketentuan yang diberikan pihak panitia dengan alasan yang terkesan meremehkan dampak yang akan terjadi. Dibalik semua festival musik yang ramai diadakan pada tahun ini, sangat banyak cerita yang terjadi dalam setiap festival tersebut yang membuat netizen menjadi geram perihal festival tersebut. Sebagai contoh pada saat festival “Berdendang Bergoyang” yang diadakan pada akhir bulan Oktober, panitia acara yang tidak menargetkan berapa banyak penonton yang hadir dan yang terjadi adalah melebihnya kapasitas penonton yang tidak sesuai dengan tempat yang disediakan. Hingga akhirnya acara pada hari ke-tiga acara tersebut sengaja dihentikan oleh pihak berwajib agar acara tersebut tidak memperkeruh suasana yang sedang memburuk dan pihak panitia pun mengembalikan uang tiket penonton secara 100%. Banyak penonton yang merasa kecewa akan acara tersebut dan banyak menuai perdebatan mulai dari pro dan kontra yang dilontarkan warganet.
Sangat banyak perdebatan yang terjadi akan hal tersebut sehingga banyak membuat acara-acara musik Indonesia terpaksa diundur dan ditunda oleh pihak kepolisian dan pemerintah daerah setempat karena takut akan hal yang tidak diinginkan terjadi dengan begitu saja. Hal itu membuat kepolisan harus menyelidiki secara terperinci festival yang ingin diadakan. Benar saja seperti konser “DEWA-19” yang seharusnya diadakan di tanggal 25 November 2022 terpaksa diundur hingga bulan Februari 2023 dan masih banyak lagi. Karena gagalnya konser tersebut membuat para penonton yang sudah membeli tiket merasa kecewa. Banyak pro dan kontra yang di lontarkan oleh para netizen di media sosial karena festival yang terjadi di tahun 2022 ini. Hingga membuat salah satu akun netizen yang bernama @adhadhr yang berkomentar tentang buruknya festival “Berdendang Bergoyang” pada platform twitter dengan cuitan “Baru pertama kali dateng ke festival musik sekacau Berdendang Bergoyang.. over crowded, run down diacak2 semaunya, ada stage yang di cancel, akses masuk ke stage susah, panitia yg pake jargon ordal planga plongo dan ikut nonton konser, banyak yang pingsan tapi minim medic.”
Selain banyak menuai kekecewaan oleh para netizen, dari Sebagian netizen pun banyak yang merasa senang akan lancarnya festival di tahun 2022 ini contohnya festival “Djakarta Warehouse Project” yang berlokasi di Jiexpo Kemayoran acara tersebut dibuat selama tiga hari dan selama tiga hari berturut-turut dan acara itu pun berjalan dengan lancar. Hingga mentri parawisata dan ekonomi yaitu Sandiaga Uno pun berkomentar pada laman twitternya “Djakarta Warehouse Project, festival musik tahunan terbesar di Asia Tenggara yang menampilkan seniman musik lokal dan internasional bisa menjadi acuan untuk event selanjutnya! ????????”
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.