Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nabila ar-rafa zemlya

Negeri Jiran Malaysia Berulang Kali Mengklaim Kebudayaan Indonesia

Politik | 2022-12-17 11:43:46

Mahasiswi - Nabila Ar-rafa Zemlya

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Prodi Administrasi Publik

Universitas Muhammadiyah Jakarta

Negeri Jiran Malaysia yang mengusung slogan “ Truly Asia” berulang kali mengklaim kebudayaan Indonesia

Hubungan Indonesia dan Malaysia memiliki kekerabatan yang sangat erat sebab merupakan Negara bertetangga yang terletak dalam kawasan Asia Tenggara. Kedua Negara ini memiliki akar sejarah, budaya serta peradaban yang hampir sama atau disebut dengan kata serumpun. Dalam Kamus Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia menetapkan kata serumpun sebagai satu keturunan atau memilki nenek moyang yang sama.

Hubungan antara Indonesia dan Malaysia beberapa kali mengalami pasang surut. Sebagai dua Negara yang bertetangga dan sering kali disebut Negara serumpun tidak memungkinkan kedua Negara tersebut baik-baik saja, adapun konflik-konflik yang terjadi. konflik tersebut berkaitan dengan sumber-sumber ekonomi seperti di Sipadan-Ligatan, Masalah lintas batas, Ambalat, illegal logging dan human trafficking. Yang membuat kedua Negara tersebut mengalami permasalahan. Dan masalah konflik tersebut sulit untuk ditemukan titik temu atau solusi agar tidak terjadinya konflik. Penyelesain tersebut dilakukan dalam keadaan yang bersifat reaktif dan sporadil tanpa menyelesaikan masalah secara menyeluruh.

Hubungan diplomatik Indonesia dan Malaysia secara resmi terjalin sejak 31 Agustus 1957 saat Malaysia menyatakan kemerdekaannya. Indonesia dan Malaysia menjalin banyak kerja sama. Kerja sama yang dilakukan meliputi berbagai bidang antara lain bidang ekonomi, bidang pendidikan, bidang sosial, kerja sama anti teroris.

Persoalan Malaysia mengklaim kebudayaan Indonesia ini menjadi salah satu faktor bahwa Indonesia tidak menjaga dengan baik budayanya sendiri dimana masyarakat jarang mengekspos kebudayaan tersebut.

Pada tahun 2009, Malaysia mengklaim Tari Pendet yang berasal dari Bali. Hal ini disebabkan oleh sebuah iklan yang mengiklankan dari Pariwisata Negara Malaysia yang menampilkan penari Pendel Bali.

Iklan tersebut ditayangkan di stasiun swasta Singapura yang bernama Discovery Channel yang berjudul “ Enigmatic Malaysia”. Tari pendet merupakan salah satu budaya yang dimiliki Indonesia khususnya Bali, Tari pendet melambangkan penyambutas atas turunnya para dewa ke alam dunia. Tari pendet ini disimbolkan sebagai ucapan selamat datang yang mengandung anasir yang sakral dan religius.

Tari pendet tidak pernah dihak patenkan oleh penciptanya I Wayan Rindi karena memiliki makna spiritual yang terkandung dalam tarian tersebut. Maka menurut I Wayan Rindi tarian ini tidak bisa dimiliki oleh manusia ataupun bangsa tertentu. Hal ini menyebabkan Negara lain mengklaim, dengan banyaknya budaya Indonesia apalagi banyaknya budaya Indonesia yang tidak didaftarkan sebagai WBT ( Warisan Budaya Takbenda).

Kebudayaan Indonesia dan Malaysia ini banyak kemiripan, namun dapat dipastikan bahwa tari pendet merupakan tarian asal Indonesia.

Tak hanya tari pendet yang diklaim oleh Negara Malaysia tetapi ada beberapa salah satunya Malaysia pernah mengklaim lagu Rasa Sayange menjadi milik mereka. Menurut Ketua Partai Oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, perihal klaim sejumlah lagu rakyat Indonesia oleh Malaysia merupakan bentuk arogansi Pemerintah Malaysia. Ramainya klaim oleh Malaysia membuat rakyat Indonesia protes sehingga mereka membuat pelesetan Visit Malaysia menjadi Visit Malingsia.

Kebijakan Pemerintah Indonesia masih Mempertahankan Kebudayaan Indonesia. Akan tetapi kesadaran masyarakat akan budaya dan juga memperkenalkan budaya sangat minim. Apalagi di era globalisasi saat ini, masyarakat lebih mengarah ke budaya asing yang lebih efesien dan sesuai dengan perkembangan zaman saat ini. Dengan kurang pedulinya terhadap budaya sendiri membuat Negara asing mengklaim Kebudayaan Indonesia.

Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan, jika Negara lain mengklaim budaya nya, barulah masyarakat gencar untuk memperkenalkan kebudayaan tersebut. Pembelajaran akan budaya harus ditanamkan sejak dini untuk mengetahui betapa pentingnya memperkenalkan dan menjaga budaya-budaya Indonesia khususnya budaya lokal. Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mempunya peran untuk mengajak masyarakat Indonesia mengadakan festival budaya.

Indonesia mempunyai banyak ragam budaya yang harus diperkenalkan kepada dunia luar atau Negara lain. Karena Indonesia memiliki kebudayaan yang tiap-tiap daerah nya berbeda.

Sumber :

https://hukamnas.com/contoh-kasus-ketahanan-nasional

https://kaltara.antaranews.com/berita/479924/kerawanan-konflik-antara-indonesia-dengan-malaysia-klaim-kebudayaan

https://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_Indonesia_dengan_Malaysia

https://news.detik.com/berita/d-5948392/tari-pendet-berasal-dari-bali-yuk-simak-5-fakta-uniknya

https://news.detik.com/berita/d-6019917/reog-hingga-rendang-ini-14-warisan-budaya-ri-mau-diakui-malaysia

https://media.neliti.com/media/publications/9533-ID-kerjasama-sosial-dan-ekonomi-malaysia-indonesia-sosekmalindo-studi-kasus-pengemb.pdf

https://nasional.tempo.co/amp/411954/malaysia-sudah-tujuh-kali-mengklaim-budaya-ri

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image