Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Eva Elvina

Museum Al-Quran di Kota Palembang

Ekonomi Syariah | 2022-12-08 15:03:22

Museum Al-Qur’an Dikota Palembang

Museum adalah lembaga atau tempat yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat. Museum mengelola bukti material hasil budaya atau material alam dan lingkungannya yang mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, kebudayaan, teknologi, atau pariwisata untuk dikomunikasikan dan dipamerkan kepada masyarakat umum.

Al Qur`an disamping sebagai kitab sucinya ummat Islam juga merupakan sumber hukum Islam yang pertama dan utama. Sebagai kitab suci, Al Qur`an harus diimani dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai pribadi, sebagai anggota keluarga dalam sebuah rumah tangga maupun sebagai warga masyarakat, bangsa dan negara Republik Indonesia tercinta ini. Al-Qur'an adalah kitab suci yang menjadi peran utama bagi ummat Islam, sebuah wahyu yang diturun kan kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril sebagai rahmat bagi seluruh alam. Undang-undang di Al-Qur'an selaras dengan peraturan yang harus ditegakkan di bumi. Di sinilah peranan penting Al-Qur'an bagi negara,yaitu Al-Qur'an menjadi satu-satunya undang-undang yang dapat menciptakan masyarakat yang sehat dan taat hukum dan berupa undang-undang ilahi.

Banyak kota di Indonesia yang memiliki destinasi wisata uniknya masing-masing, tak terkecuali kota Palembang, Sumatera Selatan. Museum Al-Qur'an terbesar di dunia ada di kota Palembang. Terletak di Jl. Moh. Amin, Gandus, Kec. Gandus, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Dengan menempuh jarak kurang lebih sekitar 45 menit dari THE 1O1 Palembang, pengunjung dapat berwisata ke Al-Qur'an raksasa ini. Museum Bayt Al-Qur'an Al-Akbar ini memiliki tinggi 15 meter yang dipahat oleh tangan asli penduduk lokal diatas permukaan kayu tembesu sehingga destinasi wisata ini tercatat dalam Museum Rekor Indonesia.Dikutip dari halaman Instagramnya, Museum Bayt Al-Qur'an Al-Akbar ini digagas oleh Ust. Syofwatillah Mohzaib pada tahun 2002 dan diresmikan pada tahun 2012 oleh Presiden ke-6 Indonesia yaitu Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Wisata religi ini memuat 30 juz dalam 5 lantai dimana setiap lantainya memiliki 3 juz. Dibangun dengan desain seperti jendela yang dapat diputar agar memudahkan pengunjung untuk membaca setiap ayatnya. Dengan warna dasar merah tua dan warna kuning keemasan di setiap ukiran ayatnya menciri khas kan warna dari kain tradisional Palembang, Songket.

Agar dapat memasuki tempat ini, pengunjung dihimbau untuk memakai pakaian yang sopan dan tertutup. Bagi kaum perempuan wajib mengenakan penutup kepala atau hijab dan bagi kaum laki-laki wajib mengenakan sarung atau celana panjang dan tidak dikenankan bagi wisatawan memasuki museum tersebut dalam keadaan kotor karna dimana museum itu dijaga dengan baik tentang kesuciannya sesuai dengan Al-Qur’an yang dijaga kesuciannya.

Dengan adanya museum Al-Qur’an tidak hanya sebagai tempaat wisata religi tetapi juga dapat menenangkan pikiran dan batin serta cara agar hati tenang dan dapat pula menjadikan rasa cinta terhadap Allah SWT, Terhadap semua nabi dan rasul serta para malaikat menjadi lebih kuat .

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image