Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image LPM El-Hakim

Pengajaran Bahasa Asing

Sastra | Friday, 04 Nov 2022, 21:11 WIB

 

Jika kita melihat dari KBBI bahasa di artikan sebagai sebuah “sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer”, mengambil definisi lain, bahasa adalah “alat” komunikasi antar sesama.

Pertanyaan saya dalam tulisan ini, “ sudah tepatkah kita sebagai manusia mengajarkan bahasa sebagai subjek? Ketika bahasa itu sendiri adalah sebuah alat untuk mempelajari atau memahami sebuah subjek.

Saat anak-anak baru lahir apakah mereka di ajarkan bahasa? Jawabannya ya, mereka di ajarkan bahasa tetapi tak lebih dari kosa kata yang kemudian melalui pembiasaan lingkukangan mereka perlahan mempelajari susunan katanya.

Manakah yang lebih dulu, apakah ilmu atau bahasa?. Di dalam pembahasan dunia bahasa sendiri ada perbedaan cara pendang terkait perolehan bahasa yang di tandai dengan munculnya 3 aliran dalam dunia definisi kebahasaan.

Kesimpulan dari 3 aliran tersebut adalah, 2 dari tiga aliran sama-sama mengatakan bahwa pada dasarnya manusia telah di bekali kemampuan untuk belajar, maka apapaun metode pengajarannya manusia telah siap untuk mempelajarinya. Maka dapat dikatakan bahwa ilmu selalu lebih dulu dari pada bahasa.

Pada masa ini peroblematika belajar bahasa sering di jumpai manakala anak-anak mempelajari bahasa dengan menempatkan “susunan kalimat” sebagai materi pertama yang harus mereka pelajari, yang mana kemudian mereka di dorong untuk mencocokan susunan bahasa beserta kosa kata layaknya pelajaran matematika. Hal ini membuat kemampuan berbicara dengan bahasa yang mereka pelajari tidak efektif karena mereka terpaku pada standarisasi benar atau salahnya susunan kalimat.

Ada baiknya jika kita menempatkan “kosa kata” sebagai langkah awal untuk mempelajari bahasa, dengan begitu akan sangat membantu saat mempelajari susunan kalimat.

Dan akan lebih baik jika menempatkan bahasa sebagai alat untuk memahami subjek dalam mempelajarinya.

Biasanya manusia akan lebih mudah mengingat atau mempelajari hal-hal yang menarik baginya, bisa kita lihat ada banyak anak-anak yang mendapatkan kemampuan berbahasa mereka melalui hal-hal yang menarik perhatian mereka, seperti melalui film, musik, ataupun buku cerita.

Manfaat dari menempatkan bahasa sebagai alat untuk mempelajari sebuah subjek adalah apa yang mereka pelajari akan lebih berarti, katakanlah seorang anak kursus bahasa asing agar dia bisa bahasa asing dan setelah itu apa? Apakah manfaat mempelajari bahasa asing ketika bahasa itu akhirnya hanya di pakai untuk “basa-basi” di dalamnya seperti memperkenalkan diri dan sebagainya, coba bandingkan dengan seorang anak yang mempelajari bahasa asing melalui sebuah subjek yang ia pilih untuk ia pelajari, satu dia mendapatkan pengetahuan bahasa yang berupa kosa kata dan susunan kalimat, dua dia mendapatkan pengetahuan terkait subjek yang ia pelajari. Menempatkan bahasa sebagai sebuah alat akan memberi manfaat pembiasaan bagi anak untuk mempelajari susunan kalimat, ingat “seseorang bisa karena terbiasa”.

Menurut saya pengajaran bahasa akan lebih baik jika di ajarkan dengan metode di atas karena akan lebih berarti dan efisien, walaupun saya akui untuk tingkat efektifitas masih perlu di lakukan penelitian lebih lanjut terkait metode di atas, menurut saya metode ini akan efektif untuk orang-orang yang memiliki komitmen dalam mempelajari sebuah bahasa.

suara LPM Al Hakim/Salma

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image