Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Firdilla Kurnia

Dakwah Mampu Membangkitkan Islam Kembali

Agama | Thursday, 27 Oct 2022, 09:42 WIB
Photo by Pixabay


كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّـهِ

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS: Ali Imran 110).

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ , فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ , وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإيمَانِ

“Barangsiapa diantara kalian yang melihat kemunkaran, hendaknya dia merubah dengan tangannya, kalau tidak bisa hendaknya merubah dengan lisannya, kalau tidak bisa maka dengan hatinya, dan yang demikian adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim).

Dari dalil di atas yang berasal dari dua sumber yang menjadikan rujukan umat muslim yakni Al Quran dan hadits menggambarkan kalau dakwah adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap individu muslim. Tugas ini semata-mata bukan tanggung jawab para ustad, dai’, atau tokoh Islam saja. Baik laki-laki atau perempuan yang sudah mencapai akil baligh akan mengemban amanah ini di pundaknya masing-masing.

Indikasi dakwah itu sendiri bukan hanya perkara berceramah di atas podium tapi dakwah itu saling mengingatkan antar sesama muslim dan merangkul kafir dengan cara hikmah. Apa pun profesinya dakwah tidaklah boleh ditinggalkan. Perkara yang mulia ini akan mendapatkan ganjaran yang besar disisi Allah Subhanahu wa ta'ala. Apalagi eksistensi Islam sampai sekarang terus ada karena jalan dakwah ini.

Bayangkan kalau aktivitas ini berhenti apakah Islam dan umat Islam akan ada sampai sekarang? Rasanya sulit membayangkan hal yang demikian. Kalau dakwah ini tidak wajib tentu tidak kita semua tidak akan pernah mengenal agama ini.

Apabila aktivitas dakwah ini tidak ada maka akan banyak kerugian yang akan terjadi. Majelis-majelis yang ada akan menyebarkan apa yang menyenangkan pendengar saja, masa ini adalah musibah. Padahal esensi dakwah adalah memberi kabar gembira dan peringatan; menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Aktivitas dakwah akan bersifat sejenis hiburan semata, maka umat ini hanya akan menjadi bilangan angka tanpa izzah.

Sungguh dakwah merupakan bentuk rasa saling kasih antar sesama. Dakwah ajang perekat dalam persaudaran muslim. Ditiadakannya membuat kaum muslim buta terhadap agama karena tidak ada seorang pun yang mampu menjawab sama sekali. Maka muncullah kerusakan dimana-mana.

Rasa tidak peduli untuk beramar ma’ruf nahi munkar kini memang menyelimuti kabanyakan kaum muslim. Dengan dalih tidak ingin ikut campur menghantarkan mereka menghindari dakwah.

Namun apabila dakwah telah berporos dengan semestinya maka kebaikan bakal menyebar ke muka bumi dan meminimalisir kemungkaran yang terjadi. Sebab Islam terbukti selama 1400 abad menjadi rahmatan lil alamin sebelum kejatuhannya di Turki 1924. Kejayaan Islam akan bangkit kembali dan akan menaungi umat Islam serta umat beragama lain.

Islam sekarang sangat jauh dari kegemilangannya dulu. Kala Islam berjaya saat itu tentu memiliki sebabnya. Perbedaan ini perlu kita kaji ulang. Bagaimana ini berkontradiksi padahal Islam yang dibawa oleh Rasulullah tidak tetap sama. Bahkan Al Quran juga tidak sekalipun direvisi. Tapi seakan-akan ada dua peradaban yang saling bertentangan. Jadi bagaimana?

Harus diakui kalau Islam memiliki sejarah panjang yang begitu hebat. Dengan para ulamanya yang luar biasa, para khalifah yang luar biasa hebat dalam memimpin pemerintahan, cendekiawannya yang sangat kompeten apa lagi melahirkan banyak ilmuwan yang temuannya mencetak sejarah dan terus dimanfaatkan hingga hari ini.

Lalu Islam yang sudah masuk ke era modern dengan segala hal kecanggihannya dapat membantu agama ini semakin gemilang. Namun realitanya hanyalah keterpurukan dimana-mana. Islam dilabeli teroris, umatnya miskin, generasinya yang tidak peduli dengan agamanya hadir menjadi sosok baru yang alergi akan agamanya sendiri. Apakah yang saya sebutkan benar? Benar! Contohnya? Dinasehati dengan cara yang sudah baik di mata syariat tapi malah menggerutu dan berkata, “Urus saja urusanmu sendiri! Jangan bawa-bawa agama.”

Dimana letak kesalahannya? Perlu Anda ketahui kalau umat muslim berjaya dulu karena sistem yang menaunginya yakni sistem Islam atau yang disebut dengan Khilafah. Ajaran ini menghantarkan dunia menjadi rahmatan lil alamin. Islam mampu menyatukan Yahudi, Nasrani, dan Islam bersatu dalam satu daulah dengan Islam yang menjadi tonggak kepemimpinan bernegaranya.

Islam dipegang teguh menjadi ideologi dan ketika dicampakkan setelah keruntuhan Khilafah di Turki tahun 1924 oleh Kemal Attaturk lalu diganti dengan sekuler, hasilnya? Ya, apa yang kita rasakan hari ini adalah buah dari benih meninggalkan Islam sebagai pengatur kehidupan. Ini nyata sebagaimana Palestina yang belum bebas dari kukungan Israel padahal umat Islam adalah umat terbanyak yang ada. Ini menunjukkan akan kebenaran hadits dari Rasulullah bahwa yang beliau bersabda:

“Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati,” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud).

Kita nyaris ada dimana-mana. Tidak ada yang menyangkal kalau Islam adalah agama yang begitu populer. Namun, apa gunanya mayoritas kalau tidak ada satu pun terbesit di dalam dada untuk membantu membebaskan Palestine. Menghilangkan penderitaan nya dengan jalan jihad. Jawabannya terletak mereka sudah cinta dunia dan takut mati. Bagaimana pun pasti ada mereka yang ingin memperjuangkan kebangkitannya kembali. Sebab percaya dengan bisyarah yang Rasulullah kabarkan:

“Periode an-Nubuwwah (kenabian) akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya, setelah itu datang periode khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah (kekhalifahan atas manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’aala mengangkatnya, kemudian datang period mulkan aadhdhon (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa, selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’aala, setelah itu akan terulang kembali periode khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam,” (HR. Ahmad)

Sadarlah kalau apa yang dihembuskan tentang Islam adalah ajaran teroris atau kaum muslim yang memperjuangkan khilafah adalah pelaku radikal. Dasarnya itu cuman fragmin negatif dari musuh-musuh Islam. Agar kaum muslim membenci agamanya sendiri. Lalu bertebaranlah Islamophobia di tubuh kaum muslimin. Bukankah itu goals yang hendak dicapai oleh para pembenci Islam? Iya.

Supaya agenda penghancuran yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam tidak semakin mengkontaminasi lebih jauh. Maka kaum muslim yang masih bergetar hatinya dan peduli akan agamanya terkhusus aktivis Islam supaya segera bertindak. Seperti yang diajarkan oleh Rasulullah yakni bergerak melalui dakwah.

Kenapa dakwah? Karena metode ini satu-satunya yang dicontohkan oleh Rasulullah kala sistem Islam belum diterapkan dalam ranah bernegara. Sebelum di fase Madinah, Rasulullah dan para kaum muslimin di Mekkah bergerilya dengan jalan dakwah dan hikmah. Setelah Rasulullah menegakkan Islam di Madinah dan menjadi pemimpin negara maka dilakukannya hubungan luar negeri.

Sama halnya dengan hari ini. Islam belum menjadi sistem kehidupan bernegara. Untuk mencapai hal tersebut kaum muslim hanya boleh menyeru agama ini dengan jalan dakwah dan hikmah. Belum bisa menggerakkan negara dengan jihad dan melakukan hubungan diplomatik ke negara-negara kafir. Jikalau ada yang menyebarkan Islam dengan cara ekstrim seperti pengeboman maka itu adalah kekeliruan. Bahkan penerapan potong tangan pun belum bisa dilaksanakan karena negara masih menerapkan sistem kufur. Karena syariat seperti merajam, hukum potong tangan, dan qisas berada di bawah wewenang negara.

Dakwah yang penuh strategi juga dibutuhkan. Kenapa? Tidak akan pernah bisa terwujudnya sistem rahmatan lil alamin ini kalau cara kerja, teknisnya, dan aspek yang dibawa tidak dipersiapkan dengan matang.

Kalau musuh Islam saja berhasil menjatuhkan ke-khilafahan dengan usaha kufurnya. Lalu sampai hari ini mereka juga berusaha susah payah agar Islam tidak bangkit dengan berbagai cara yang hebat. Maka kita kaum muslimin yang menjadi target penghancurannya harus sadar dan mulai melangkah mempersiapkan strategi juga. Islam adalah agama yang baik dan benar dengan bukti yang pernah ada sebelumnya. Tentu upayanya harus lebih dan dipersiapkan semenarik mungkin.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image