MAKNA MUAMALAT PADA MAKAN
Agama | 2021-12-07 17:34:02Makan adalah salah satu kebutuhan paling pokok pada kehidupan manusia. Selain untuk bertahan hidup, makan juga menjadi sumber energi untuk melakukan segala aktivitas. Para pakar kedokteran menyatakan apabila manusia tidak makan dalam tujuh hari, maka dapat menimbulkan kematian. Dalam al-Quran pun, Allah Swt. memerintahkan manusia untuk makan makanan yang halal dan juga menyehatkan. Hal tersebut agar terhindar dari segala macam hal yang membahayakan.
Sayidina Umar bin Khatab ketika dilantik menjadi seorang pemimpin mengatakan dalam pidatonya, bahwa semasa kecil beliau adalah seorang penggembala kambing di Mekah. Hasil dari menggembala tersebut beliau mendapatkan upah untuk makan. Hal tersebut dijelaskan oleh KH. Bahaudin Nur Salim (Gus Baha) bahwa nikmat makan itu lebih besar dibandingkan menjadi seorang pemimpin. Karena dengan adanya nikmat makan kita masih bisa bertahan hidup.
Namun perlu diketahui bahwa untuk menyuapkan sesendok nasi, butuh kontribusi banyak pihak. Ada petani yang berjasa menanam padi hingga menjadi beras, ada warung yang menyediakan beras untuk dimasak menjadi nasi, ada pengrajin yang berjasa membuat alat-alat untuk makan dan lain sebagainya. Hal itu membuktikan bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa ada jasa dari manusia lainnya, dan membuktikan bahwa manusia tidak pantas melakukan kesombongan. Karena manusia masih membutuhkan bantuan dan tidak bisa hidup menyendiri.
Dalam islam sebelum makan manusia dianjurkan untuk berdoa agar terhindar dari godaan setan yang terkutuk. Namun tujuan dari doa makan tersebut tidak hanya untuk orang yang makan, melainkan untuk seluruh orang-orang yang telah ikut berjasa untuk menghasilkan sepiring makanan. Dimana makna dari doa tersebut sebagai rasa syukur kepada Allah Swt. dan ucapan terima kasih kepada orang lain yang telah berjasa. Berikut doanya :
الَّلهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ Artinya: "Ya Allah, berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka."
Pada intinya sekecil apapun kebutuhan manusia pasti membutuhkan bantuan manusia lainnya. oleh karena itulah pakar ilmu sosiologi yaitu Aristoteles mengatakan bahwa manusia itu adalah zoonpolitikon (makhluk sosial). Begitupun dalam islam bahwa selain manusia wajib beribadah kepada Allah Swt. manusia juga diwajibkan untuk bersosial/bermuamalat kepada lainnya. Dimana prinsip dasar dari muamalat adalah saling memberikan kebaikan.
Rasululloh Saw bersabda bahwa barang siapa yang iman kepada Allah dan hari akhir maka harus memuliakan tamunya dan tetangganya. Dalam hadis tersebut menjelaskan bahwa salah satu ciri-ciri orang yang beriman yaitu orang yang menjaga hubungannya dengan orang lain baik itu yang dekat maupun yang jauh. Karena semua yang ada di alam dunia ini adalah makhluk Allah. Apabila kita memuji makhluk-Nya berarti kita pun memuji Allah. Namun jika kita mencela makhluk-Nya maka kita pun seperti halnya mencela Allah sebagai pencipta
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.