(Tidak) Semua Laki-Laki?
Agama | 2021-12-06 13:15:48"... Mereka happy-happy saja," kata salah seorang pejabat polisi di Jawa Timur atas kasus bunuh diri mahasiswi yang ramai belakangan. Masyarakat di dunia pun kemudian meradang.
Dan demikianlah persoalannya. Orang-orang yang bikin regulasi suka (pura-pura) lupa betapa bedebahnya lelaki. Mereka, kaum lelaki ini, tak hanya beroperasi dengan alkohol, obat tidur, atau otot-otot yang lebih kekar. Ada ular di hati semua pria, dia punya beribu cara bikin perempuan bilang "iya" dan menyesal kemudian.
Seragam, jabatan, harta, janji-janji palsu, kekuasaan, status, ketenaran, bahkan agama, semuanya bisa dia racik jadi penghilang kesadaran yang sama berbahayanya. Ribuan tahun dominasi, sang predator kian terasah kemampuannya mencari mangsa secara subtil.
Dan senjata paling ampuhnya saat ini adalah dalih kebebasan seksual. Para perempuan yang terbujuk paham tersebut dibuat lupa bahwa kaum lelaki tunamoral adalah pengeruk untung utama dari paham tersebut. Mereka bisa suka hati meneruskan petualangan tanpa beban moral, tanpa bekas.
Dalam hal ini, "suka sama suka" adalah ilusi, layar asap sang pesulap untuk lepas dari tanggung jawab. Untuk potong kompas jalur yang semestinya harus lewat penghulu.
Rasulullah tak main-main saat bilang bahwa jihad yang lebih besar adalah melawan hawa nafsu. Buat banyak lelaki, gergasi di hatinya itu sedianya memang lebih kuat dan berbahaya dari ribuan tentara kafir Quraisy dari Makkah.
Indeed, so dark is the con of man...
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.