Stop Stigma Negatif, Mulai Peduli Edukasi Sifilis untuk Generasi Sehat
Edukasi | 2025-11-22 21:42:53
Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Nama lain sifilis adalah raja singa, Biasanya penyakit ini ditandai ruam merah atau bintik-bintik merah di tubuh yang hilang dengan sendirinya, tampak sebagai luka tunggal, menonjol, dan tidak nyeri, serta sering disertai limfadenopati. Komplikasi kerusakan otak dan jantung dapat menyebabkan keguguran, bayi cacat saat lahir, dan mempermudah infeksi HIV dikalangan masyarakat. Penyakit sifilis dapat menyerang semua organ tubuh, mulai dari kulit hingga mukosa, jantung, dan sistem saraf pusat, dan bahkan dapat terjadi tanpa gejala apa pun di tubuh. Penularan penyakit ini juga dapat terjadi melalui hubungan kelamin, oral sex dan fenomena ini dapat terjadi pada ibu dan janin selama masa kehamilan.
Di Indonesia, terdapat peningkatan kasus sifilis di beberapa provinsi, termasuk Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2015, terdapat sekitar 1.206 kasus sifilis di Jawa Tengah, yang lebih tinggi dibandingkan dengan 907 kasus pada tahun 2014. Pada tahun 2013, jumlah kasus sifilis meningkat menjadi 22 di Kota Padang (Dinkes Padang, 2014). Pada tahun 2013, jumlah kasus infeksi menular seksual di Provinsi Lampung meningkat menjadi 3.153 kasus, dengan 2.942 kasus pada wanita dan 419 kasus pada pria, yang merupakan peningkatan signifikan dibandingkan dengan provinsi lain (Profil Kesehatan Provinsi Lampung, 2013). Sebagai calon generasi penerus bangsa banyak hal yang harus diperhatikan salah satunya faktor penyebab penularan sifilis yang faktanya belum banyak diketahui oleh masyarakat luas, lalu bagimana fakta yang sesungguhnya? Bagaimana peran kita sebagai generasi penerus bangsa?
Banyak masyarakat yang menganggap bahwa bersentuhan dan berjabat tangan dengan orang yang terkontaminasi penyakit sifilis dapat menularkan penyakitnya. Selain stigma tersebut masyarakat menjauhi orang yang berpenyakit sifilis. Padahal penyakit sifilis menular disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
1. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, yang menyebar melalui kontak seksual tanpa menyebabkan kerusakan pada tubuh.
2. Bakteri Treponema pallidum masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil atau selaput lendir.
3. Menjalin hubungan seksual dengan seseorang yang terinfeksi Treponema pallidum.
4. Sifilis dapat menular melalui transfusi darah yang terkontaminasi bakteri.
5. Kurangnya pendidikan tentang penyakit menular seksual menyebabkan banyak orang tidak menyadari gejala dan tanda-tanda kondisi tersebut.
6. Sering berganti pasangan dapat mempercepat pertumbuhan bakteri Treponema pallidum tanpa mempengaruhi kesehatan.
Adapun peningkatan kejadian IMS dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk perubahan demografis seperti peningkatan tajam jumlah karyawan, peningkatan populasi akibat pekerjaan atau bahkan pariwisata, perkembangan teknologi berbasis IT (Teknologi Informasi), serta pertumbuhan sosial dan ekonomi. Faktor lain yang menghambat pertumbuhan IMS adalah kegagalan negara dalam menyediakan pendidikan kesehatan dan seksual kepada masyarakat umum, termasuk fasilitas kesehatan yang tidak memadai dan banyaknya kasus asimtomatik, sehingga orang-orang tidak sakit tetapi dapat menularkan penyakit kepada orang lain. Akan tetapi terdapat pengobatan yang berperan menekankan virus dan dapat menurunkan jumlah virus sifilis serendah mungkin. Selain itu terdapat tips”ABCDE” yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran virus sifilis :
1. A(Abstinence) artinya tidak melakukan hubungan seksual di luar pernikahan atau sebelum siap
2. B(Be Faithful) setia pada satu pasangan saja artinya tidak berganti-ganti pasangan seks
3. C(Condom) cegah penularan dengan menggunakan kondom saat berhubungan seksual
4. D(Drug No/Don't inject drug) tidak menggunakan narkoba terutama via suntikan
5. E(Education) pemberian edukasi dan informasi tentang sifilis dan infeksi menular seksual
Sebagai generasi muda kita berperan dalam pencegahan penularan penyakit sifilis seperti melakukan langkah-langkah pencegahan Infeksi Menular Seksual (IMS) secara aman dan tepat waktu pada semua situasi yang beresiko tinggi, termasuk dengan mengurangi penggunaan kondom. Mengadakan program-program untuk mengurangi stigma dan mempromosikan penggunaan kondom secara besar-besaran dengan cakupan nasional bagi pekerja seks wanita, klien, dan mereka yang bekerja di industri seks komersial sangat dibutuhkan. Bagi pekerja seks wanita, intervensi harus mencakup keterampilan negosiasi penggunaan kondom dan keterampilan menggunakan kondom dengan benar.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
