Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Joko Susanto

Teriakan Takbir dari Puncak Pohon Kurma

Agama | Thursday, 13 Oct 2022, 08:05 WIB

Ada seorang pemuka agama Yahudi dari Bani Qaynuqa yang tinggal di bagian timur Yatsrib (Madinah). Namanya al-Hashin bin Salam. Sebagai seorang tokoh atau ulama Yahudi, dia mengetahui secara mendalam sekaligus bertekad menjalankan ajaran agamanya dengan baik.

Al-Hashin mencermati salah satu ayat dalam kitab Taurat yang berbunyi, "Dan Tuhan datang dari Sinai, terbit dan muncul di Sair (Palestina), kemudian bercahaya di Gunung Faran (Makkah)."

Melalui perenungan, ilmu, dan kemudahan dari Tuhan yang dimiliki, al-Hashin bin Salam menyadari akan karunia dan anugerah terindah dari Tuhan berupa keimanan. Dia menangkap makna bahwa setelah Nabi Isa as, akan ada seorang nabi yang diutus dari Faran (Makkah) yang bukan dari kalangan Bani Israel seperti nabi-nabi terdahulu. Utusan yang baru ini berasal dari garis keturunan Nabi Ismail as.

Melihat sinyal seperti itu, dia sering berdoa agar kelak umurnya panjang sehingga dapat berjumpa dengan nabi baru itu dan mengikuti ajarannya.

Selain bekerja di kebun kurma, al-Hashin terus menasehati kaumnya yang akidahnya telah rusak dan melupakan ajaran Tuhan. Mereka mencampuradukkan antara kebaikan dan keburukan. Dia prihatin dengan realita seperti itu.

Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Al-Hashin mendengar kabar tentang seseorang bernama Muhammad bin Abdullah yang menyebarkan agama baru di Makkah, yang mengajak menyembah Allah Yang Maha Esa. Maka, rasa ingin tahunya memuncak, dia ingin segera bertemu dan bercengkerama dengan nabi baru yang dinantikan itu.

Beberapa waktu kemudian, al-Hashin mendengar kabar gembira bahwa Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya akan tiba di Yatsrib. Penduduk menyambut kehadiran Nabi Muhammad dengan penuh keceriaan dan penghormatan yang sangat tinggi. Mereka bersiap diri dan mengenakan pakaian terbaiknya serta memuji Nabi. Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar ra berjalan menyusuri jalanan Yatsrib diiringi penduduk yang sudah merindukannya.

Bersamaan dengan momen itu, al-Hashin sedang berada di puncak salah satu pohon kurmanya untuk membersihkan pelepah-pelepah yang telah mengering. Ketika melihat kehadiran Rasulullah dan sahabat dekatnya itu, dia spontan berteriak gembira dari atas pohon, "Allahu Akbar!"

Sementara itu, di bawah pohon kurma sedang berdiri bibinya yang bernama Khalidah binti al-Harits. Bibinya keheranan mendengar teriakannya itu dan lalu menanyakan apakah akan ada Nabi Musa yang datang? .Apalagi, posisinya saat itu masih berada di atas pohon kurma.

Al-Hashin segera turun dari pohon kurma. Setelah menjelaskan perihal Nabi Muhammad menurut Taurat, dia segera bergabung dengan para penduduk untuk menyambut tamu agung itu. Hari berganti hari. Al-Hashin sangat gembira dan bersyukur karena do'anya untuk berjumpa nabi baru, akhirnya terkabul. Harapan yang menjadi kenyataan. Sebuah nikmat yang tiada tara. Tidak menunggu lama, al-Hashin bersyahadat di hadapan Rasulullah SAW. Allahu Akbar.

Nabi Muhammad SAW menanyakan namanya dan dia menjawab, "Al-Hashin bin Salam."

Tetapi Rasulullah segera menukas, "Bukan, tetapi Abdullah."

Sejak hari istimewa itu, namanya resmi bertukar menjadi Abdullah bin Salam. Seorang tokoh Yahudi itu telah berubah status menjadi seorang muslim, tanpa paksaan sedikit pun dari siapa pun. Dia kemudian kembali ke rumahnya lalu mengajak keluarganya masuk Islam. Mereka pun menyambut ajakan Abdullah bin Salam ra dan dengan suka rela memeluk agama Islam, termasuk bibinya, Khalidah binti al-Harits, sosok yang pernah mendengar teriakan takbirnya di atas pohon kurma.

(Disadur dari buku 'Asbabun Nuzul untuk Zaman Kita' (best seller di Mesir) karya Fathi Fawzi Abd Al-Mu'thi, penerbit Zaman, tahun 2008).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image